webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Teen
Not enough ratings
41 Chs

Semester Tiga: Es Tebal Meleleh

“Lu suka kak Rendy?” Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Jennifer.

“Hah?” tanya Jennifer bengong. “Nggak tahu…”

“Ya kalo lu nggak tahu, apalagi kak Rendy…” balas Febi sambil mengernyitkan dahinya.

Jennifer menatap Febi dengan wajah yang galau tidak tahu harus bersikap seperti apa.

“Emang salah kalo gua nggak tahu?” tanya Jennifer tidak mau disalahkan.

“Yah kalo lu nggak tahu, jadi kak Rendy mesti gimana? Gimana sih lu! Dia gak tahu masih bisa berharap atau sebaiknya ngelupain lu,” oceh Febi melihat sikap sahabatnya yang biasa begitu galak tapi sekarang jadi plin-plan.

“Gua nggak mau kak Rendy ngelupain gua,” tiba-tiba Jennifer mengeluarkan isi hatinya yang terdalam dengan pandangan yang kosong. Febi jadi terkejut mendengar pernyataan Jennifer yang begitu terus terang.

“Kalo gitu kasih tau kak Rendy…” ucap Febi sambil terus melihat Jennifer.