webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Teen
Not enough ratings
41 Chs

Semester Dua: Penguntitan Berawal Di Kampus

Dengan mata sembap dan keringat yang semakin membasahi kening dan bajunya, ia memasuki kelas dan berusaha menenangkan diri untuk mengikuti ujian. Beberapa orang bertanya pada Febi mengenai tugasnya yang terlambat kumpul itu. “Diterima kok,” Febi berusaha menguatkan hatinya. “Tapi jadinya cuma bisa dapet C.” jelasnya kepada orang-orang yang prihatin dan menanyakan tentang tugas Febi. Mendengar bahwa tugas Febi dapat nilai C, Ian yang duduk di barisan belakang langsung tersenyum puas. Febi yang melihat senyuman Ian seakan-akan tak percaya. “Dia sengaja!” ucapnya dalam hati. “Apa ini? Kenapa dia melakukan hal yang sejahat itu?” tanya Febi dalam hatinya. Kejadian hari itu membuat gadis mungil ini sangat terpukul.