La Mudu percaya dengan cerita penasihatnya itu. Dengan mata kepalanya sendiri ia bisa menyaksikan rumah-rumah penduduknya yang rata-rata mewah dan rapi dengan gaya hidup penduduknya yang rata-rata mewah. Di pergelangan kaki, tangan, dan leher para wanitanya penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata yang mahal-mahal. Pakaian mereka dari bahan sutera Bugis yang terbaik, termasuk pakaian yang dikenakan oleh seluruh pajuri dan anangguru (penyelenggara dan pembesar) ‘kerajaan’. Rumah-rumah para pajuri pun begitu besar-besar dan mewah-mewah. Pemandangan yang mungkin tak akan dijumpai di kerajaan-kerajaan di Daratan Raya (Sumbawa). Pelan-pelan hati La Mudu mengagumi kehebatan sang manusia iblis itu, sampai keluar ucapan seolah-olah memuji di bibirnya, “Luar biasa sekali Paduka Sandaka itu...!”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com