Tujuan mereka siang itu adalah menuju bekas Desa Tanaru. Saat mereka tiba, di desa itu telah bersih dan berubah menjadi sebuah tanah lapang yang sangat luas. Namun tidak sepi, karena di sana sini terlihat beberapa orang yang sedang bekerja mengangkut keluar sisa-sisa kayu rumah dan sebagainya ke luar areal desa. Di tengah bekas desa itu terlihat sebuah pondok kecil yang mungkin untuk sekedar beristirahat sementara. Letak pondok itu persis di atas tanah bekas rumah sang kepala desa.
Saat Dato Hongli, Meilin, dan keenam penyamun insyaf melangkahkan kuda mereka ke dalam areal bekas desa, seorang laki-laki baya keluar dari pondok kecil itu lalu berdiri memandang ke arah rombongan berkuda. Dia adalah La Ngguru alias Ama Pancala. Ketika mengetahui bahwa di dalam rombongan itu adalah Meilin yang sudah ia kenal sebelumnya, Ama Pancala langsung menyapa, “Selamat datang Nona Meilin dan Tuan-Tuan.”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com