webnovel

Pendekar Pedang Pencabut Nyawa

Raka Kamandaka adalah seorang pemuda tampan yang berasal dari Keluarga Kamandaka. Keluarga tersebut sangat ternama di Tanah Pasundan. Selain ternama, keluarga itupun merupakan keluarga yang sangat kaya raya. Kekayaannya di mana-mana, bisnis perdagangannya maju pesat. Di sisi lain, Kepala Keluarga Kamandaka juga seorang pendekar. Namanya sangat termashur di dunia persilatan. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam rimba hijau, pasti pernah mendengar nama Pendekar Pedang Tunggal. Sepak terjangnya membuat semua pendekar golongan hitam merasa jeri. Kalau namanya disebut, pasti mereka bakal merasakan seluruh tubuh bergetar karena saking takutnya. Sayang, suatu ketika sebuah malapetaka menimpa keluarga ternama itu. Seluruh anggota keluarganya tewas dibunuh oleh puluhan orang tidak dikenal. Bahkan malapetaka juga menimpa guru dari Raka Kamandaka sendiri. Setelah terjadinya pembunuhan berantai yang dilakukan secara sadis tersebut, Raka Kamandaka memutuskan untuk memecahkan misteri yang menimpa keluarganya. Dia akan terjun ke dunia yang penuh dengan pertarungan sebagai seorang pendekar muda pilih tanding. Dengan sebilah pusaka yang bernama Pedang Pencabut Nyawa, Raka bertekad akan menggetarkan dunia persilatan.

Junnot_senju · Eastern
Not enough ratings
407 Chs

Harapan yang Menjadi Kenyataan

Semakin dipikir, ternyata malah semakin membuat bingung. Benak Raka Kamandaka diselimuti oleh berbagai macam pertanyaan yang terus menerus berputar di kepalanya.

Untuk beberapa waktu lamanya pemuda serba putih itu hanya bisa melamun. Dia tidak memperdulikan lagi keadaan di sekitarnya. Malah kepada Cempaka Ungu pun tidak.

Raka tersadar dari lamunan setelah hidungnya mencium bau harum yang merangsang perut.

Begitu matanya memandang ke atas meja, ternyata semua pesanannya sudah datang.

Bau harum segera mengepul memenuhi seluruh ruangan. Asap putih tipis membumbung tinggi ke atas.

Perutnya mendadak berbunyi. Apalagi setelah melihat semua hidangan itu.

"Makanan ini pasti sangat enak sekali," katanya menunjukkan mimik wajah seperti orang kelaparan.

"Itu sudah pasti," jawab Cempaka Ungu sambil mengangguk.

"Kalau begitu tunggu apa lagi? Mari kita santap sekarang juga," ujar Raka dengan tertawa.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com