Karena itulah, ketiganya langsung mengeluarkan kemampuannya masing-masing untuk menangkis semua serangan yang datang secara tiba-tiba tersebut.
Benturan nyaring terus terdengar tiada hentinya. Kilatan cahaya pedang menyelimuti ruang angkasa. Mereka terus melakukan hal yang sama untuk beberapa waktu ke depan.
Hingga pada akhirnya, sekitar sepeminum teh kemudian, hujan serangan itu tahu-tahu sudah lenyap tanpa bekas.
Sekarang di depan pintu masuk itu sudah banyak sekali senjata-senjata rahasia yang sudah rontok. Ada yang patah menjadi dua bagian, tiga bagian, malah ada pula yang telah menjadi serpihan-serpihan kecil.
"Hahh … untung saja kita waspada. Coba kalau tidak, mungkin sekarang kita sudah menjadi sasaran telah semua senjata rahasia ini," kata si Pedang Malaikat Pembasmi Iblis sambil menghela nafas dengan berat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com