webnovel

Mencari Lok Yelu

Yong Tuoli telah sadar dan semua teman-temannya kini tengah berkumpul bersama di kamar Yong Tuoli dirawat. Ada satu yang tidak terlihat saat ini yaitu Lok Yelu pemuda berambut gimbal, Yong Tuoli sampai menoleh ke sana-kemari mencari keberadaannya hingga membuat ketiga temannya menatapnya bingung.

"Kamu mencari siapa Yong Tuoli?" Qing Yu bertanya bingung.

Yong Tuoli menatap gadis tersebut. "Apa kau tidak merasa kehilangan seseorang?"

Qing Yu menebak, "Maksud kamu Lok Yelu?"

Yong Tuoli mengangguk ringan. "Kau tau di mana dia?"

"Kami tidak tau, karena saking khawatirnya kami dengan kondisi mu kami sampai melupakan keberadaannya," sahut Yan Kaibo.

Yong Tuoli menghembuskan nafas pelan. "Kenapa kalian setega itu dengannya, jangan terlalu memperhatikan ku, walaupun aku lebih lemah dari kalian. Kita ini sama, sama-sama membutuhkan perhatian, dan berperilaku lah adil dengannya, jangan sampai Lok Yelu berpikir kita tidak setia kawan dengannya."

Zhuxiang berkata, "Sepertinya aku melihat dia ada di mana."

"Emang dia ada di mana?" Semuanya bertanya menatap Zhuxiang serius.

"Mungkin waktu itu kalian melupakannya tapi tidak denganku, aku memiliki mata tajam, aku bisa melihat dia ada di mana tanpa menatapnya. Lok Yelu saat itu dibawa pria gemuk yang di atas perintahkan pria kecil yang menolong Yong Tuoli. Aku tidak pasti dia ada di situ, tapi kita bisa coba mencarinya di situ. Kalian dengarkan waktu itu pria kecil itu berkata kepada kita, bahwa dia sebenarnya terpaksa membantu kita karena Yong Tuoli tengah terluka parah. Nah, di situ otakku mulai bekerja, jika seperti itu kalau Yong Tuoli sudah sembuh bukankah mereka tidak akan membantu kita lagi."

Zhuxiang menatap serius mereka, ia kembali melanjutkan perkataanya, "Inti dari ujian melewati hutan ini mungkin itu terdapat pada pria besar yang waktu itu tidak bertindak. Dia tidak melakukan apa-apa dengan kita dan membiarkan pria kecil itu melakukannya. Aku tau, meski dia menuruti setiap perintah pria itu pada dasarnya dia juga merasa enggan menurutinya, ku yakini dia juga ikut andil dalam hal ini."

Yong Tuoli tersenyum tipis mendengarnya sedangkan Yan Kaibo dia merasa bingung sendiri dibuatnya dan Qing Yu langsung terdiam mulai memikirkannya.

Yong Tuoli berkata, "Sudah dipastikan dari perkataan Zhuxiang bahwa kita saat ini tengah menjalani ujian penerimaan murid. Walaupun kita sudah diterima sejak awal, setiap murid tentunya tidak akan terlepas dari ujian masuk penerimaan."

Semuanya mulai paham termasuk Yan Kaibo. "Aku tau, aku tau, jika kita mencapai titik di mana guru melingkarinya di peta di situlah ujian telah berakhir."

"Kau benar kawan, mari kita berjuang agar bisa mencapai titik akhir secepatnya."

Mereka mulai menyatukan kepala salah satu tangan dan kemudian mengangkatnya serta bersorai. "Kita pasti bisa!"

Ada seseorang dari balik dinding bergumam pelan, "Semangat anak muda, inilah yang aku suka."

***

Mereka telah keluar dari tempat para pria kecil itu tinggal. Yong Tuoli yang masih dalam keadaan kurang baik ia dengan terpaksa harua menerima digendong punggung oleh Yan Kaibo. Meski sedikit tidak enak dengannya ia dengan berat hati menerimanya, apalagi Yan Kaibo memaksanya agar menurutinya.

Mereka sudah berada di tempat di mana pertarungan mereka saat itu terjadi. Perahu mereka yang hancur telah diperbaiki, mereka yakin itu pasti perbuatan para pria kecil. Mereka cukup baik juga, semuanya sampai berpikir seperti itu.

Tujuan mereka saat ini adalah mencari keberadaan raksasa besar itu tinggal. Tentu mereka melakukannya demi mencari keberadaan Lok Yelu salah satu teman mereka yang menghilang karena pingsan.

Sudah dua kali jika dipikirkan Lok Yelu menghilang, Yong Tuoli sampai berpikir itu sesuatu yang sudah direncanakan.

Mereka melakukan perjalanan menggunakan perahu ke sebuah hutan di bagian timur. Ini tempat yang sesuai dengan gambar di peta tempat letaknya pohon-pohon besar. Bisa dilihat bila itu pohon besar tentunya yang menghuni tempat itu pastinya orang-orang besar atau hewan-hewan besar termasuk raksasa sekalipun.

Tidak sampai setengah hari mereka sampai di tepi danau. Perlu perjalanan lagi untuk menuju tempat tersebut. Banyak hal yang terjadi tentunya, mulai dari Zhuxiang dikejar-kejar para monyet, baju Qing Yu tersangkut duri pohon dan Yan Kaibo hampir masuk ke lubang yang cukup besar jika saja Yong Tuoli tidak berteriak menyuruhnya berhenti.

Luka di tubuh mereka juga tidak sedikit, banyaknya hewan pengganggu di jalan bahkan ada banyaknya jebakan di jalan. Pakaian mereka pun sudah banyak terlihat sobekan. Tapi untunglah Yong Tuoli bisa fit kembali dan memudahkan perjalanan atas petunjuk arahnya.

Petang pun datang mereka masih belum sampai di tempat para raksasa itu berada. Tidak menyangka mereka sudah berada di ujung jurang. Tempat yang lumayan tinggi dan dapat melihat segalanya dari atas.

Pemandangan di malam hari yang penuh kerlipan bintang malam menyinari keindahan yang begitu mempesona. Apalagi malam ini terlihat begitu sejuk, ini membuat mereka yang awalnya sangat begitu waspada dan tidak tenang dengan sekitarnya menjadi lebih tenang.

Angin malam menerpa wajah mereka yang tengah berdiri memandang ke atas.

"Luar biasa, ini baru namanya pesona alam yang sesungguhnya." Yan Kaibo melebarkan kedua tangannya serta menutup matanya.

Melihatnya seperti itu yang lainnya menjadi mengikutinya. Melebarkan kedua tangan dan menutup mata menikmati hembusan angin gang menerpa wajah.

"Semoga aja Lok Yelu bisa merasakan apa yang kita rasakan ini. Aku sungguh rindu padanya padahal dia baru menghilang sebentar." Yan Kaibo berkata sesungguhnya tersirat ia begitu sedih atas kehilangan teman yang sering ia jahilin itu.

"Lok Yelu apa kau dengar aku?! Lok Yelu kami mencari mu! Kami akan datang kepada mu! Bertahanlah kawan!" Zhuxiang berteriak dengan lantang sampai menimbulkan suara bersahutan.

Qing Yu, Yong Tuoli, dan Yan Kaibo menatapnya. Pemuda kurus itu meneteskan setetes air matanya tanpa diketahuinya.

Mereka berdua kemudian ikutan berteriak menyerukan nama Lok Yelu.

"Lok Yelu kami akan menjemput mu!"

"Tunggulah kami Lok Yelu!"

"Kami pasti akan cepat menemukanmu!"

Tidak mereka ketahui sebenarnya, Lok Yelu tengah duduk sendirian sambil termenung di sebuah pohon besar. Karena letaknya tepat di bawah tebing, Lok Yelu dapat mendengar suara seruan mereka.

Ia sampai terharu mendengarnya. "Ku kira kalian akan melupakan ku ternyata tidak."

"Sepertinya kamu dicari mereka."

Lok Yelu menoleh ke arah sosok besar di bawah pohon. "Tentu saja mereka akan mencariku, mereka teman terbaikku."

"Hais ... kasihan mereka, ku harap kamu tidak akan membuat mereka kecewa."

Lok Yelu menghembuskan pelan nafasnya. "Ku harap seperti itu."

Lok Yelu turun ke bawah ia duduk di samping pria besar itu dan berkata, "Aku tidak akan menyakiti mereka karena mereka teman ku."

"Tapi identitas mu membahayakan mereka. Apa kamu sadar itu?"

Lok Yelu menatap lurus ke depan. "Selama aku diam dan merahasiakannya itu tetap akan aman."

Pria besar itu menatapnya. "Sampai kapan? Kau tidak akan bisa menyembunyikannya selalu Lok Yelu."

"Sampai waktu itu tiba. Kamu jangan ikut campur urusan ku. Tetap rahasiakan lah ini."

Pria itu menghembuskan nafas kasarnya. "Aku pasti akan menjaganya."

"Bagaimana bila kita makan, aku lapar sekali~" Lok Yelu menyentuh perutnya yang berbunyi.

Pria besar itu tertawa pelan melihatnya. "Baiklah mari."