webnovel

BAB 1

Langit biru terang benderang menyinari punggung bukit Kendeng yg gundul karena terbawa erosi arus deras Bengawan Silugangga. Tiada angin yg bertiup menyingkirkan udara panas terik yg membakar pepohonan dan mengeringkan air sungai yg mengalir dibawahnya.

Saat penduduk desa sedang mencari angin dibawah rindangnya pohon beringin di pinggir desa, tiba2 dikejutkan dengan datangnya kawanan rampok berkuda yg langsung melemparkan obor api ke atas atap rumah mereka. Para wanita dan anak2 berlarian keluar sambil berteriak minta tolong.

" Toloooong...toloooong..kebakaran"

Serentak seluruh warga desa berhamburan keluar sambil mencari tahu sebab kebakaran. Tapi saat mereka sedang kebingungan, datang rombongan rampok itu memukul dan menendang warga laki2 dan memasuki rumah untuk mengambil harta bendanya. Sebagian rampok memaksa para gadis2 muda untuk melayani hasratnya.

Beberapa pemuda mencoba menghalangi para rampok itu, tapi tidak mampu mengalahkan lawan yg bersenjata pedang dan sangat kejam. Para perampok itu tidak peduli menebas tubuh warga dengan pedangnya hingga banyak yg jatuh roboh karena dibacok.

" Ayooo..lariii.." teriak kakek2 yg melihat anak cucunya dipukuli rampok. Saat itulah datang seorang pendekar buta yg bergerak sangat cepat menyerang para rampok yg sedang berpesta bermesum dengan Menor dan menyiksa orang tuanya.

Orang buta yg sangat gesit itu bernama Si Mata Malaikat, seorang pendekar buta yg sangat sakti.

Saat itulah seorang anak kecil menangis meraung menangisi kematian orang tuanya, dialah Surodiro. Mendengar tangisan anak itu Si Mata Malaikat merasa iba hingga menyambarnya sambil menyerang para rampok dengan tongkat di tangan. Singo Belang kepala rampok itu harus terjatuh dan tak mampu bangun ketika punggung terkena pukulan tongkat dari pendekar buta si Mata Malaikat.

Empat rampok anak buahnya yg datang menyerang dari belakang mendapat bagian tendangan dan sabetan tongkat hingga roboh. Tentu saja rampok2 itu tercengang melihat kesaktian si Mata Malaikat yg walau buta matanya tapi mampu melihat serangan lawan. Bahkan menyerang dengan pukulan yg mematikan.

Penduduk desa yg awalnya berlarian keluar rumah kembali mengumpulkan harta yg sudah hampir lenyap dibawa rampok. Mereka hendak mengucapkan terimakasih kepada pendekar buta yg telah menyelamatkan nyawa dan hartanya, tapi pendekar Si mata Malaikat telah lenyap entah kemana.

***

Mata Malaikat membawa Surodiro ke gubugnya yg terletak dibalik gunung Merbabu. Di tempat itulah Suro diajar kan ilmu beladiri dan dibesarkan oleh Mata Malaikat hingga menjadi dewasa dan berjuluk Suro Gendeng karena sering tertawa dan berlaku aneh seperti orang gila setelah berlatih sambil menenggak arak buah aren. Mata Malaikat juga memberinya ilmu peringan tubuh dan tenaga dalam yg mampu menghancurkan batu sekeras baja tanpa kontak dengan tangannya.

SEPULUH TAHUN KEMUDIAN

Mata Malaikat telah melepas murid sekaligus anak angkatnya itu untuk pergi berkelana mencari ilmu kehidupan. Ia mendapat amanah dari gurunya si Mata Malaikat untuk membrantas para penjahat yg menindas dan menyusahkan orang desa. Dalam perjalanannya selalu saja ada penghalang seperti para penghuni hutan belantara yg terdiri dari makhluk halus dan binatang buas. Seperti yg dihadapi ketika itu adalah seekor ular naga raksasa yg melingkar didepan mata Suro gendeng yg baru turun gunung tanpa senjata. Jalan hutan yg dilaluinya terlalu sempit untuk menghindari ular sebesar pohon kelapa itu . Suro mencoba melompati dengan ilmu peringan tubuhnya melintas diatas tubuh ular raksasa itu. Namun celaka, sekali sambar kakinya masuk dalam mulut ular itu.

" Ha ha ha..kamu jadi santapanku hari ini manusia !!" gumam ular siluman itu dalam bahasa manusia. Surogendeng heran bila yg dihadapinya bukan sembarang ular karena bisa berbicara seperti manusia. Namun begitu ia dengan berani meninju mata ular besar itu dengan ajian Bayu geni yg membuat sengatan bisa api lebih dahsyat dari petir.

" Hiiiiaaaaahhhhh"

" Ampuuunnnn"

Ular naga raksasa itu menggelepar kepanasan. Ekornya yg menyerupai kapak bermata dua itu mengibas kekiri dan kanan menghancurkan bebatuan dan pohon sekitar. Surogendeng yg membawa arak dalam pundi2 yg diikatkan di pinggang diminumnya hingga kembung. Lalu tubuhnya yg limbung itu bergerak sangat lentur menyarangkan pukulan mautnya ke kepala ular siluman itu. Ular naga yg sangat besar itu tertawa meihat Suro Gendeng seperti main2 saja menari - nari seperti orang gila setelah minum arak.

" Ha ha ha ha dasar bocah gila ! " " Hiiiiaaaaahhh" teriak Suro ketika tubuhnya dihantam ekor ular yg sangat keras, tetapi ia mampu mengelak hanya dengan lekukkan tubuh kebawah. Sedang dalam keadaan mabok, kekuatan Suro sangat dahsyat.

" Brakk!!"

" Wuuuuuzzzz"

" Gubrakkk!!" tubuh ular itu tiba2 hilang terkena pukulan Bayugeni dari Surogendeng. Tiba2 Surogendeng merasakan dirinya berada dalam sebuah goa yg gelap gulita. Tapi pendengarannya yg tajam bisa merasakan energi yg sedang bergeeak menyerangnya. Naga raksasa itu masih hidup dan sangat liarvmenyerang Suro dengan semburan api yg sangat panas.

" Heeeaaaaahhh!!!"

Serangan sangat dahsyat itu ditahan Suro dengan kedua tangannya yg menyatukan ajian Bayugeni dan Jimkukut yg sangat ditakuti para makhluk halus.Seperti yg dikatakan gurunya Si Mata Malaikat. Bahwa aji JIMKUKUT mampu menghancurkan tubuh makhluk halus dan usir ke dalam api neraka. Ketika ular naga raksasa itu lenyap dari pandangan Suro, keadaan berubah drastis.

Saat itu juga kondisi jadi terang benderang di dalam goa. Surogendeng mengejar kelebat bayangan lawannya yg kemudian lenyap di salah satu sudut goa. Namun kemudian dilihatnya sebuah Kapak bermata dua yg menempel diatas sebuah batu granit. Surogendeng mengambil dengan sangat mudah. Walau pada awalnya terasa ada getaran seperti setrum listrik.

" Ambillah pusaka itu anak muda, itu adalah jelmaan dari tubuhku" suara itu seperti milik ular naga yg telah lenyap.

Kapak itu awalnya bersinar gemerlapan, namun ketika dipegang Surogendeng sinarnya redup. Dan terdengar suara dari dalam goa itu yg menggema.

" Wahai manusia sakti, rawatlah kapak itu untuk menumpas kejahatan di alam ini. Karena sebenarnya kapak pusaka itu adalah ujudku. Aku adalah nagaraja penunggu hutan ini...dan aku akan ikut pada orang yg mampu mengalahkan aku. Ada angka 131 artinya, kamu lahir sekali, beribadah, beramal, dan bercinta, kemudian mati sekali. Lanjutkan perjalananmu..selamat jalan Suro Gendeng !!!"

Suro Gendeng menarik nafas panjang sambil menyetujui permintaan dari suara gaib itu. Iapun berjanji akan menggunakan pusakanya untuk melawan kedzoliman. Suro sangat terharu dengan ucapan Nagaraja bahwa angka 131 itu sangat bermakna di dalam hidup manusia. Manusia dilahirkan 1 kali dan mati 1 kali. Tapi dalam kehidupan harus melakukan 3 hal yg sangat berarti.

Yaitu BERSYUKUR, BERBAGI, DAN ISTIGFAR.

Dengan kapak pusaka dipinggang, lengkap sudah status Suro Gendeng menjadi seorang pendekar. Akan tetapi seperti yg dipesankan gurunya bahwa ia tidak boleh sombong. Karena diatas langit masih ada langit.

Ayo..ikuti terus serial Surogendeng si pendekar kapak maut 131 yg sangat seru. Ada roman, asmara dan adegan sex yg asyiiik.. Janfan lupa vote dan komen.