"Aaaaah, kepalaku! Dasar wanita brengsek!" maki Dorez sambil memegang kepalanya yang sudah berlumuran darah. Ia berbaring di sofa dengan menahan sakit.
Melihatnya tak berdaya, Nastya bergegas pergi menuju pintu keluar. Ia memutar kunci, lalu membuka pintu. Setelah itu ia benar-benar pergi meninggalkan apartemennya, dan meninggalkan Dorez yang masih merintih kesakitan di dalam rumah.
Di dalam taksi, Nastya duduk dan bersandar di kursi penumpang sambil memegang dadanya yang terus berdebar. Ia ketakutan, bukan hanya karena perbuatan Dorez tadi, tapi juga karena perbuatannya yang melukai orang lain.
Namun, jika Nastya tidak melakukannya, tidak menghajar Dorez, Nastya sendiri lah yang akan dirugikan.
"Ini semua karena Rastya!" ucap Nastya, tidak tahan menahan amarahnya ketika mengingat tentang kakaknya itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com