Alvin hanya mengangguk setuju, dan Ana mulai berfikir kalau suaminya begitu patuh dan selalu mendukungnya, bukankah itu berkah?.
Setelah dari rumah Alvin, Maheza langsung menuju restauran untuk sarapan, tiba-tiba dia teringat Mutia, kemudian dia meminta pelayan untuk menyiapkan 20 kotak nasi, setelah itu Maheza pergi ke panti asuhan, dan itu sudah ke 3 kalinya, meskipun hanya melihat Mutia dari jauh tapi Maheza cukup bahagia.
'Masuk gak ya... tapi... '. Maheza ragu-ragu karena dia tau kalau Mutia pasti tidak akan senang, akhirnya dia mengintip di balik pohon, dan melihat bayangan Mutia yang sedang sibuk bermain bersama anak-anak, ada yang lari-lari ketika akan di beri makan, ada juga yang nampak susah di kasih makan.
Melihat pemandangan itu, Maheza benar-benar terpesona karena menurutnya Mutia tidak hanya memiliki tatapan yang indah seperti berlian tapi juga senyum yang menawan serta wajah yang berseri di balik krudung warna merahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com