webnovel

Bos Star Entertaiment

"Aku tertarik dengan Star Entertainment aku ingin....". belum sempat Eza melanjutkan perkataan nya Alvin langsung menyela nya dengan berkata, "Aku serahkan itu padamu".

"Jadi?". tanya Eza memastikan.

"Kamu Bos nya". jawab Alvin dengan simple.

Mendengar keputusan kakaknya, Eza langsung tersenyum penuh semangat. Karena Maheza adalah lelaki muda yang cinta kebebasan, oleh karena itu dia tidak suka dikontrol oleh siapapun, Star Entertainment adalah salah satu perusahaan dibawah "MH Grup" yang bergerak dibidang industri hiburan, dan Star Entertainment adalah yang nomer satu di negaranya, karena hampir semua Artis dan aktornya masuk kategori kelas A dan Film yang diproduksi hampir semuanya masuk box office.

Karena Eza terbiasa dengan gaya hidup orang barat dia suka dikelilingi gadis-gadis cantik, selain itu dia juga bukan seorang muslim, jadi bermain dengan perempuan tidak dilarang.

Maheza dan Ibu nya mengikuti agama Ayah nya yang notabene orang barat, ketika ibunya keluar dari agama Islam neneknya tidak bisa menghalanginya karena mereka juga bukan orang yang fanatik terhadap agama, tapi dia harus merelakan anaknya pergi karena suaminya tidak merestui pernikahanya sebab kakek Maheza adalah musuh dari kakek nya Alvin yang juga kakeknya dari jalur Ibu.

Berbeda dengan Ibu nya Alvin yang besar di pesantren, itu sebabnya dia sangat khawatir anak nya akan terpengaruh dan melupakan jati dirinya sebagai seorang muslim makanya di usia remaja dia dikirim ke pesantren milik kakeknya yaitu Kyai Khanif, meskipun di London dia susah bicara sama anaknya karena Alvin sangat jarang bicara.

"Kak, sekarang aku akan ke Star Entertainment tidak perlu mengantarku". ucap Eza sambil bersiap untuk pergi melarikan diri dari tatapan Alvin yang aneh dan menakutkan.

'Segera pergi memang pilihan yang tepat ... Sungguh ruangan ini seperti Rumah hantu, besar tapi dingin'. Batin Maheza, setelah itu dia segera meninggalkan ruangan Alvin tanpa menunggu sepatah kata apapun dari Alvin.

Alvin menjepit alisnya melihat Maheza melangkah pergi, dia memang tidak pernah mau mengantar Eza pergi, secara dia sudah besar.

Kalau ruangan itu seperti Rumah hantu maka Alvin adalah Vampire berdarah dingin yang tanpa ekspresi dan tidak memiliki jantung, memikirkan itu membuat Eza tertawa keras di dalam hatinya. Ketika sampai di pintu, Eza berbalik menatap Alvin, dia mengamati Alvin sambil berfikir.

"Haha dia memang cocok berperan menjadi vampire yang tampan, nanti aku akan membuat film tentang vampire dan Alvin peran utamanya, mmmm pasti laku keras". Gumam Maheza seraya menatap nakal ke arah Alvin.

Menyadari Maheza belum juga pergi, Alvin menatapnya dengan Ekspresi rumit, tak lama kemudian Maheza menutup pintu.

"Anak itu pasti sedang berpikir yang tidak-tidak". Batin Alvin, setelah itu dia kembali bekerja.

Sedang Maheza keluar dari kantor MH Grup dengan riang dan semangat. Tidak lama kemudian dia sampai di Star Entertainment akan tetapi dia hanya mampir sebentar setelah menyelesaikan urusannya di Star Entertainment, Eza langsung pergi tanpa basa basi lebih banyak lagi karena itu memang bukan gayanya.

Sesaat kemudian Lamborghini Eza parkir di depan salah satu Mall, tiba-tiba perhatiannya tertuju pada seorang gadis yang sedang dikejar-kejar wartawan, awalnya dia tidak peduli karena tujuannya adalah mencari sesuatu yang bisa dijadikan hadiah yang sempurna, tapi hatinya tidak tega, segera dia berbalik ke mobil, dan ketika gadis itu berlari melewati mobilnya, dia menarik tangan gadis itu.

"Ikuti aku!". kata Maheza sambil membuka pintu mobil. Tanpa Pikir panjang gadis itu mengikuti Eza masuk ke dalam mobilnya setelah itu dia merasa lega ketika mobil Eza meluncur cepat ke arah utara sampai wartawan kehilangan jejaknya.

Setelah lama terdiam, gadis itu melirik Maheza yang sedang fokus menyetir . "Terimakasih". Kata gadis itu sambil membuka kacamatanya.

Eza tertarik dengan suara lembut gadis itu secara dia pecinta gadis-gadis cantik. Dia pun melirik ke arah gadis yang sedang duduk di sampingnya, gadis itu berkulit putih, rambut hitam dan panjang bibirnya tipis dan memikat dia memiliki sepasang kaki yang cantik dan menggunakan baju kaos berwarna pink serta rok selutut. Dia seperti marmut kecil yang imut.

Eza membuka mulutnya dan berkata, "Sama-sama, tapi kenapa para wartawan mengejarmu?".

Gadis itu menatap heran kearah Eza sambil bertanya, "Kamu tau siapa aku?".

Eza membalas tatapan gadis itu sambil tersenyum. "Ha ha ha Kita baru saja bertemu bagaimana aku bisa mengenalmu?".

Mendengar jawabannya, gadis itu merasa sakit kepala. Karena frustasi gadis itu menangis dan mengacak-acak rambut panjangnya sambil berkata. "Sungguh sial, aku ini artis kelas A bagaimana bisa kamu tidak mengenalku?".

"Hari ini memang sial, aku terlibat skandal artis panjat tidur, dan kontrak ku dibatalkan padahal aku sudah bertahun-tahun berkontribusi pada perusahaan, asisten dan managerku meninggalkanku, para penggemarku menghujat lalu meninggalkanku, dan sekarang para wartawan itu mengejarku tanpa ampun Aaaaagggg". lanjut gadis itu dengan rengekan nya yang begitu berisik.

Eza menyipitkan alisnya sambil berkata, "Kamu artis panjat tidur?".

Mata gadis itu melotot tajam seakan siap memakan mangsanya, melihat tatapan gadis itu Eza merasa ngeri, baginya ini lebih menyeramkan daripada tatapan mematikan kakak sepupunya. "Kenapa kamu melotot seperti itu?". tanya Eza dengan Ekspresi rumit.

"Karena kamu juga menuduhku seperti mereka". gadis itu menangis lagi.

"Ok maaf, sekarang bisakah kamu menceritakan padaku keadaanmu yang sebenarnya!". ucap Eza prihatin.