Ketika kalimat terakhir keluar dari mulut Satya, mata Citra tiba-tiba membelalak, "Satya!"
Pria itu tertawa pelan, tapi senyumnya memiliki kesan merendahkan. Jari-jarinya memainkan dagu Citra. Dia menundukkan kepala, dan bibir tipisnya mendekat ke telinga Citra, "Kamu mungkin masih mengalami trauma psikologis sekarang, tapi kamu masih bisa memberikan reaksi ketika aku menyentuhmu. Ketika aku menciummu tadi, kamu merasa jijik atau menikmatinya?"
Uap panas dari mulut Satya menyembur ke telinga Citra. Itu membuat dirinya bergidik tak terkendali. Satya tidak peduli, dia menambahkan, "Jika kamu tidak menyukaiku, aku benar-benar tidak tahu wanita seperti apa kamu, Citra."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com