webnovel

Perubahan Kecil

Keesokan harinya di trafford training center, Manchester United u-18 berkumpul untuk mengadakan latihan tanding. Manchester United u-18 berlaga di liga premier akademi (FAPAL). FAPAL adalah liga pemuda kasta tertinggi di Inggris. liga ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan utara dan selatan. Manchester United u-18 termasuk dalam kawasan selatan, liga premier akademi akan berlaga pada setiap hari sabtu.

Pada pelatihan kali ini Manchester United u-18 dibagi menjadi dua tim yaitu tim A dan tim B. Tim A lebih diunggulkan karena terdiri dari pemain muda yang sering berlaga di Premier Academy League. Sementara tim B diisi oleh pemain-pemain yang jarang tampil. Tentu saja untuk menyeimbangkannya, Pelatih Manchester United u-18, Traves Lennon mengatur agar Joe Bennet, pemain muda paling bersinar di tim ini untuk bermain di tim B.

Bennet adalah seorang pemain muda yang sudah menunjukan potensi dan bakatnya sejak kecil. Manchester United sangat optimis mengenai masa depan Bennet. Bennet yang bermain sebagai gelandang tengah memiliki gaya permainan yang lebih mirip dengan gaya pemain spanyol yang mengandalkan teknik.

Dengan bantuan Bennet, tim B berhasil menahan gempuran tim A selama 10 menit pertama. Beberapa serangan juga berhasil dilancarkan oleh tim B dibawah operasi cantik Bennet. Namun, Striker asal Ghana, Nickholas Ayew gagal mengonversi peluang emas tersebut menjadi goal.

Pada menit ke 20, tim A berhasil membobol gawang tim B dengan sepakan keras dari pemain sayap asal Inggris Ethan McNeill. 5 menit kemudian peluang emas yang sekali lagi gagal dimanfaatkan Ayew berbuah serangan balik yang tajam, striker asal Brazil, Pereira mencetak goal kedua bagi tim A.

Skor tidak berubah sampai pada menit ke 30 dimana babak pertama telah usai. Traves kemudian mengganti para pemain di tim A dan tim B dan memberikan kesempatan bagi pemain yang belum tampil. Ayew yang tampil mengecewakan juga diganti Traves, Kazuki masuk sebagai pengganti Ayew.

Bennet yang melihat Kazuki masuk menggantikan Ayew menggelengkan kepalanya ringan seraya menghela nafas berpikir bahwa pada latihan tanding kali ini ia akan kalah. Tentu saja ekspresi kecewa Bennet dilihat oleh Kazuki. Ekspresi tersebut juga dilihat oleh Kazuki tetapi ia memakluminya. Apa yang dipikirkan Bennet mewakili sebagian besar pemikiran rekan-rekan Kazuki di tim Manchester United u-18.

Pertandingan kembali dimulai. Walaupun ini hanya latihan tanding tapi keinginan setiap pemain muda untuk menang cukup tinggi. Siapa yang tidak ingin tampil bagus dan dipuji pelatih? Hal ini terutama terlihat di tim B. Pemain-pemain di tim B adalah pemain yang jarang tampil di Liga Primer Akadeki. Keinginan mereka untuk tampil bagus dan dipilih sebagai starter lebih tinggi daripada tim A.

Namun, hal ini juga menyebabkan sistem taktis tidak berjalan lancar, setiap pemain seolah bermain sebagai individu bukan tim. Bennet juga mulai mencoba menerobos sendirian setelah berpikir bahwa rekan-rekannya tidak bisa diandalkan. Tim A dan tim B saling serang menyerang, walaupun jumlah goal belum bertambah tetapi intensitas latihan tanding ini tidak diragukan lagi meningkat.

Pada menit ke 45 akhirnya Kazuki mendapatkan peluang. Bennet yang mencoba memasuki kotak penalti menarik perhatian pertahanan lawan ke samping. sehingga meninggalkan celah yang jelas di tengah. Kazuki langsung berlari memanfaatkan celah tersebut. Ia memasuki kotak penalti sembari meminta umpan pada Bennet.

Bennet yang melihat itu memutuskan untuk memberi Kazuki umpan. Penjaga gawang tim A berlari untuk memotong bola tetapi Kazuki menerima bola tersebut dan dengan tenang ia membalikkan badannya menendang bola ke arah sudut gawang yang tidak terjaga.

Kazuki tidak melakukan selebrasi yang berlebihan, ia hanya menyapa dan berkata pada Bennet, "Umpan yang bagus, terima kasih."

Bagaimanapun Bennet bisa saja memilih untuk terus menerobos daripada mengumpankannya pada Kazuki.

"Kau berada dalam posisi yang bagus. Dalam posisi seperti itu kalau kau tidak bisa mencetak goal maka jangan menyebut dirimu sebagai striker." Walaupun Kazuki mencetak goal Bennet berpikir itu hanya kebetulan. Goal tersebut tidak mengubah kesan Bennet tentang Kazuki.

Permainan kembali dilanjutkan, penjagaan tim A pada Kazuki ditingkatkan sehingga Kazuki tidak bisa menemukan celah lagi seperti sebelumnya. Namun pemahaman dan pengalaman yang Kazuki rasakan dari Inzaghi tidak hanya membuat Kazuki dapat melihat dan memanfaatkan celah tersebut tetapi juga untuk membantu menciptakan celah bagi teman setimnya.

Pada menit ke 57, serangan balik tim B dimulai, Kazuki yang menerima umpan dari rekan setimnya, membawa bola dengan cepat. Kecepatannya mungkin bukan yang paling cepat di Manchester United u-18 tetapi kecepatannya sudah cukup untuk melewati melewati garis pertahanan tim A. Walaupun begitu center back bernama Rhodes, menutup ruang Kazuki untuk berlari sehingga Kazuki terpaksa mengubah arahnya ke samping kanan. Pertahanan tim A yang agak condong ke kanan membuat celah di sisi kiri. Kazuki mengirimkan umpan mendatar ke kiri. Bennet menyambut umpan Kazuki, ia kemudian menendang bola dengan percaya diri. Bola mendarat di jaring tim A. Skor 2-2 sama bagi kedua tim.

Latihan tanding kali ini menyajikan sebuah kejutan bagi pelatih Traves dan asistennya. Terutama perubahan yang terjadi pada Kazuki. Sepanjang pertandingan Kazuki hanya memiliki 3 peluang saja tetapi ia berhasil mencetak 1 goal dan 1 asis. Sujujurnya ini perubahan yang bagus tetapi Traves berpikir perubahan ini muncul terlalu lambat. Jika saja Kazuki menunjukan perubahan tersebut tiga bulan sebelumnya mungkin nasib Kazuki akan berbeda.

Di sisi lain, Kazuki sangat senang untuk hal yang berbeda. Pelatihan Mimpi yang ia alami selama ternyata memiliki efek yang sangat nyata. Kazuki merasakan perubahan dalam dirinya, walaupun hanya perubahan kecil tetapi perubahan tersebut setidaknya mampu membuat Kazuki tampil menonjol pada latihan tanding.

Dengan rasa bersemangat, Kazuki terlelap dalam tidurnya.

***

[Selamat Datang di Pelatihan Mimpi]

Kazuki membuka matanya ia melihat dia di stadion yang sama seperti sebelumnya. Hal ini membuat Kazuki semakin yakin bahwa mimpi ini memiliki efek yang nyata pada dirinya.

"Selamat pada perubahan pertamamu, bagaimana ? Sekarang kau percaya padaku bukan?" GM menyambut Kazuki dengan senyuman.

Mengesampingkan senyum GM yang menjengkelkan, Kazuki mengangguk menjawab pertanyaan GM dengan tenang, "Kau benar, aku percaya padamu. Karena itu tolong bantu aku menjadi pemain yang hebat."

Kazuki tidak perlu lagi menyembunyikannya ambisinya. Karena dengan pelatihan mimpi ini ia yakin ia akan terus berkembang sehingga mungkin, ia akan mencapai puncak sepakbola.

"Bagus, begitulah dirimu seharusnya, penuh ambisi, mengejar impian dengan sepenuh hati." GM mengangguk senang dengan sikap Kazuki.

"Kalau begitu bisakah kau memberiku lagi, pengalaman seorang pemain yang hebat?" tanya Kazuki.

"Itu percuma, pengalaman pemain hebat tidak berguna jika kau tidak bisa menerapkannya di dunia nyata. Tanpa pelatihan dasar yang kuat percuma saja kau mengalami pengalaman para pemain yang luar biasa. Inzaghi adalah salah satu yang tidak memerlukan bakat tinggi untuk menerapkannya."

Memikirkan perkataan GM Kazuki kemudian sadar kebenaran perkataan GM. Mengalami pengalaman seorang pemain bukan berarti Kazuki dapat meniru sepenuhnya kemampuan pemain tersebut. Hal yang lebih dibutuhkan Kazuki adalah pelatihan dasar yang kuat. Kemampuan menembak, menjaga bola, mendribble bola, mengumpan bola, menyundul, dan lain-lain. Masih banyak hal-hal dasar yang perlu dilatih oleh Kazuki.

"Mulai sekarang kau hanya perlu fokus berlatih di mode [Pelatihan] aku akan memberitahumu jika kau siap untuk menerima pengalaman pemain lain."

Menanggapi perkataan GM, Kazuki mengangguk dengan tenang.