webnovel

Pelangi Untuk Ayah

Lala dan Santi terlahir dari keluarga yang kurang beruntung. Ayah mereka hanya bekerja sebagai tukang becak setelah sawah milik mereka disita oleh pemiliknya karena tidak mampu membayar sewanya. Sementara ibu mereka hanya seorang tukang cuci keliling. Namun kemiskinan di balik kemiskinan itu Lala dan Santi merupakan anak yang cerdas. Lahir dari orang tua miskin tidak membuat mereka untuk membatasi impian mereka. Lala bercita-cita jadi dokter serta adiknya Santi ingin menjadi pemilik rumah sakit tempat kakaknya nanti bekerja. Mungkin kah Lala dan Santi akan menjadi pembebas keluarga mereka dari rantai kemiskinan?? Akan kah mereka bisa menjadi pelangi sehabis hujan bagi kedua orangtuanya??

Martha_Silalahi25 · Teen
Not enough ratings
16 Chs

Hari Pertama Jualan

Matahari kembali menerangi bumi, insan yang mulai merasakan kehangatan nya kembali bersemangat untuk menyambut hari ini

PLANGG,,,,PLANGG

Suara benda yang terjatuh itu membangun kan dua orang anak dari mimpi indah nya.

"Selamat pagi sayang" sapa seorang wanita cantik yang sedari tadi sibuk di dapur

"Maaf ya tadi ibu ceroboh sampai suara piring itu membangun kan kalian" ucapnya kembali sembari mengecup ujung kepala kedua putrinya itu

"wah banyak selalu makanan nya Bu, perutku sampai bernyanyi keroncongan" canda seorang gadis mungil bernama Santi yang diiringi dengan suara tawa mereka

"Kenapa Lala nggak di bangunkan Bu" protes Lala anak sulungnya itu

"Tadi ibu sudah bangunkan kalian, tapi nampaknya mimpi mu sangat indah sampai-sampai suara ibu tidak terdengar oleh mu" ujar wanita itu seraya mencolek hidung milik Lala dan Santi

"Bu ini semua dagangan kita hari ini Bu??" tanya Lala sambil menunjuk makanan yang ada dihadapannya

"Iya La, nanti ibu pisahkan dagangan yang akan kamu bawa kesekolah" ujar ibu

"kamu nggak malu kan nak bantuin ibu jualan disekolah?" ujar ayah yang baru saja selesai memberi makan ayam peliharaan nya

"nggak kok pak, Lala nggak malu malah Lala senang bisa bantuin ibu" ujar Lala dengan penuh semangat

"bapak bangga sama Lala" ujar bapak sambil membelai rambut anaknya itu

"kalau adek?? bapak bangga nggak??" ujar Santi yang sedikit merasa iri karena tidak dipuji

"hahahahhaa, pasti dong dek" jawab bapak tertawa sambil mencium ujung kepala Santi si putri bungsunya.

"Ayo siap-siap kesekolah, nanti kalian terlambat" titahnya pada kedua putri kesayangannya itu

*******

"La, kamu jualan ya??" tanya Tina sahabat Lala ketika melihat Lala membawa bakul miliknya

"Iya Tin, aku bantuin ibu jualan daripada ibu harus pergi keluar negeri" jawab Lala

"keluar negeri??emang ibu kamu berencana keluar negeri?gimana ceritanya Sampe ibu kamu mau keluar negeri??" tanya Tina kaget

"Pokoknya ceritanya panjang, nanti aja aku ceritain kamu bantuin aku dulu bawa ini" ujar Lala Meminta tolong, mereka pun berjalan ke arah kantin sambil bercerita.

"oh gitu toh cerita nya, bener sih kasihan adik kamu juga kalau sampai jauh dari ibu kamu, terus ini mau ditaruh dimana??" tanya Tina sambil menunjukkan termos yang di bawanya

"kita titipin di kantin Bu Siska aja yuk" ajak Lala

********

"Alhamdulillah Ya La dagang kamu laris" seru Tina yang ikut membantu Lala berjualan

"iya Tin ibu pasti senang, ini ada dua bungkus lagi kita makan yuk, perutku udah kelaparan" ajak Lala pada Tina sahabatnya itu

➖➖➖➖

"kue kue,,kue" teriak seorang ibu menawarkan dagangannya

"eh Bu Ratna jualan toh sekarang" sapa Bu RT menghentikan langkah ibu

"Iya Bu RT, itung-itung bantu suami Bu" jawabnya lembut

"oh gitu ya Bu, daripada bengong dirumah ya kan Bu" ujar Bu RT

"Saya mau kuenya dong Bu lima ribu, gorengannya

sepuluh ribu sama nasi kuningnya Lima bungkus ya Bu, jadi berapa semua" tanyanya sambil mengeluarkan selembar uang seratus ribu

"Totalnya jadi lima puluh lima ribu Bu" jawab ibu sambil memberikan pesanan Bu RT

"Ini Bu uang nya, nanti kalau ada acara bisa pesan ke ibu dong yah" ujar Bu RT

"bisa Bu bisa" ujar ibu dengan semangat sembari memberi kembalian uang Bu RT

"Ya udah nanti kalau mau mesan saya kabarin ya Bu, saya pamit masuk dulu" ujar Bu RT

Mendengar ucapan Bu RT hati nya sangat senang, Apalagi hari ini dagangan nya habis terjual.

Bagaimana tidak semua orang dikampung itu sudah tau bagaimana nikmatnya masakan buatan tangannya itu.

"alhamdulilah ya Allah, dagangan hamba hari ini habis semua, semoga besok dagangan hamba juga laris seperti hari ini" batinnya sambil berjalan pulang dengan wajah yang begitu bahagia

******

"assalamualaikum Bu" ujar Lala dan Santi yang baru saja pulang dari sekolah

"walaikumsalam salam" jawab ibu mereka sembari membuka pintu

"Bu jualan Lala habis Bu, tadi teman-teman Lala pada suka" ujar Lala dengan nada penuh semangat

"ini Bu hasil jualan Lala, tadi Lala di bantuin Tina terus tadi sisa dua bungkus nasi kuning jadi Lala makan bareng sama Tina Bu" tambah Lala sambil memberikan uang hasil dagangan nya tadi

"iya gak apa-apa nak, justru ibu juga senang kalau kamu mau berbagi" ujar ibunya sambil menerima uang dari Lala

" bu,,, besok adek ikut jualan ya Bu adek juga mau" seru Santi karena hanya dia yang tidak ikut menjual dagangan ibunya

"adek nggak usah ya, nanti hari Minggu adek ikut jualan sama ibu aja" jawab ibunya sambil membelai lembut kepala Santi

Hari semakin malam, sore tadi ibu berpamitan keluar untuk membeli bahan-bahan untuk dagangan nya serta mengambil hasil gorengan yang dititipkan nya di warung.

Diperjalanan pulang ia bertemu dengan suaminya yang kebetulan baru pulang menarik becak

"Pak,, tunggu ibu iku" teriak nya membuat suaminya itu berhenti mendadak karena tidak memperhatikan nya ada disitu

" ehh, ibu maaf tadi bapak nggak lihat" ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"bapak pasti lagi melamun ya?? bahaya tau pak" ujar ibu memperingati suaminya itu sembari naik ke becak

"Gimana dagangan ibu hari ini??" tanya ayah memulai percakapan

"Yah alhamdulillah pak dagangan ibu laris, dagangan Lala disekolah juga habis katanya teman-temannya pada suka" jawab ibu

"Yah pasti suka lah Bu, kan masakan ibu enak, istri siapa dulu dong" puji ayah membuat wajah ibu sedikit memerah karena pujian itu

"ahk bapak bisa aja" ujar ibu sambil mencubit manja tangan suaminya

"Sini Bu biar bapak yang bawa belanjaan nya" ujar ayah sembari mengambil bungkus belanjaan dari tangan istrinya

Malam itu mereka lalui dengan penuh canda tawa.

Kehangatan yang hampir hilang karena masalah ekonomi kembali lagi.

Tidak ada waktu yang mereka lewati tanpa canda dan tawa.