webnovel

chapter 1

sisil merupakan putri dari keluarga yang kurang mampu, dia memilik satu orang adik laki-laki dan satu orang adik perempuan.

hidup berkekurangan sudah terbiasa dihadapi oleh mereka.

ayah sisil sudah lama meninggal sejak dia berusia 13 tahun sehingga membuat sisil sudah terbiasa membantu ibunya berdagang sembako di pasar.

sisil dan ibunya harus berangkat pagi-pagi sekali kepasar setiap paginya sebelum dia pergi kesekolah.

sudah sekitar tiga tahun sisil membantu ibunya sedangkan adiknya saat ini baru berusia sepuluh tahun dan tujuh tahun sehingga membuat ibu nya tidak tega membawa kepasar setiap paginya.

sisil tidak pernah mengeluh apa lagi mengerutu saat membantu ibunya berdagang, dia selalu dengan senang hati melalukan nyaa sehingga membuat ibunya merasa berbangga hati memiliki putri secantik serta sehebat sisil.

sisil juga memiliki prestasi yang bagus disekolahnya sehingga membuat dia selalu menjadi juara satu umum disekolahnya.

selain menjadi juara umum dia juga dikenal rendah hati serta memiliki paras yang cantik walau pun dia tidak pernah menggunakan make up saat hendak pergi kesekolah.

" nak... !! kamu pulang sana, nanti kamu kesiangan lagi kesekolah " kata susu ibu dari sisil.

" bentar lagi buk , sisil lagi rapiin dagangan kita buk " jawab sisil dengan lembut.

" udah nanti ibu yang lanjutin lagi , nanti kamu kesiangan kamukan harus buatin sarapan buat adik kamu " ucap ibu susi.

" baik lah bu sisil pulang sekarang ya " jawab sisil sambil menghampiri ibu nya dan menyalani serta mencium punggung tangan ibunya.

" hati - hati ya nak , tolong boby dan qiara kamu antarkan sekolah ya nak " kata ibunya lagi.

" siap bu " jawab sisil sambil berjalan meninggalkan ibu nya dikios dagangan mereka.

jarak antar kios dagangan kerumah mereka hanya sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.

sesampainya sisil didepan pintu sisil langsung mengetuk pintu, bobi adik sisil yang mendengar langsung membukakan pintu.

" kakak udah pulang " kata adiknya yang tampak sudah mengenakan seragam sekolah dengan rapi.

" iya dek " jawab sisil sambil megelus lembut kepala adik laki-lakinya itu.

" kakak siap-siap dulu ya dek , abis itu kakak langsung buat sarapan " kata sisil sambil meninggalkan adik laki-lakinya.

setelah selesai sarapan pagi mereka bertigapun pergi kesekolah yang tidak jauh dari rumah mereka.

" Dek nanti kalau pulang sekolah adek qiaranya ditungguin ya " perintah sisil pada bobi adik keduanya itu.

" iya kak " jawab bobi dengan mengangguk

*

SMA Darma Jaya

" pagi sisil " sapa tuti teman akrab sisil

" pagi juga " jawab sisil sambil mengandeng lengan temannya itu.

sisil yang selalu juara umum membuat dia dikenal banyak orang dan memiliki banyak teman.

tetapi tidak sedikit juga yang membenci sisil karna dianggap selalu mencari perhatiaan para guru supaya dia mendapat juara umum.

" ckh... murid yang sok polos " decak murid hesty yang selalu menjadi rival sisil dalam merebut juara umum.

" sudah jangan urusi orang sok suci seperti dia , dia tidak sebanding dengan kita " tambah salah satu teman hesty.

" sudahlah mending kita pergi kekantin " tambah teman hesty.

disaat jam sekolah berakhir banyak murid yang memilih untuk pergi nongkrong di cafe-cafe dekat sekolahnya ada juga yang pergi berbelanja ke mall bahkan ada juga yang hura-hura hanya sekedar menghabiskan uang milik orangtuanya.

berbeda dengan sisil yang harus langsung pulang karna dia harus beberes rumah belum lagi dia harus mencuci pakaian serta memasak untuk makan malam keluarganya.

semua itu sudah menjadi aktifitas sisil semenjak dia berusia 13 thn saat kepergian angga ayahnya sisil.

karna semenjak ayahnya meninggal ibunya lah yang menjadi tulang punggung yang barus menghidupi tiga anaknya.

kalau tanpa biaya siswa mungkin sisil pun tidak akan bisa melanjutkan sekolahnya ke sekolah menengah atas , apa lagi sekolahnya sekarang kebanyakan dari keluarga berada.

terkadang memang sisil merasa minder disaat melihat teman-temannya yang selalu diperlengkapi dengan barang-barang mewah tetapi sisil selalu menghilangkan rasa mindernya itu disaat dia memikirkan bagaimana ibunya seorang diri bersusah paya membanting tulang hanya untuk menghidupi ketiga anaknya.

sisil selalu berharap suatu hari nanti dia akan menjadi anak yang bisa membuat ibunya bahagia dan bisa menggantikan ibu menjadi tulang punggung bagi keluarga kecil itu.

hati sisil selalu sakit disaat dia melihat mata sendu ibunya dan lelah tubuh ibunya yang setiap pagi harus tetap berjuang pergi kepasar walau keadaan hujan sekalipun.

sisil selalu ingin menangis setiap kali melihat ibunya yang semakin hari semakin kurus serta semakin sering sakit-sakitan

tapi kalau dihadapan ibunya dia akan selalu membuang kesedihannya itu menjadi suatu raut wajah yang ceria.

ternyata benar yang dikatakan kebanyakan orang

" orang yang selalu terlihat bahagia adalah orang yang paling banyak menyimpan kesedihan dihatinya "

sisil janji bu sisil akan selalu jadi anak yang berbakti kepada orang tua.