Willy tersenyum. Bisma layak menjadi kepala pakaian garis depan. Dia baru saja membuat keputusan. Bertekad untuk bergandengan tangan dengan Zainal untuk berurusan dengan Zainal, tetapi segera berbicara tentang masalah distribusi manfaat.
"Pak Bisma, pertama-tama, aku bisa yakin bahwa aku akan mengambil kembali sumber daya pelanggan di Surabaya." Willy kata sungguh-sungguh dan serius. "Hal-hal ini adalah hal-hal awalnya murni. Apakah atau tidak Zainal yang dibawa turun, tidak ada ruang untuk tawar-menawar." "Lalu apa yang bisa kita dapatkan untuk Felicia?" Bisma menyipitkan matanya dan menatap Willy dengan serius. Semua manfaat ini hanya menguntungkanmu, kan?
"Pak Bisma, sebelum membicarakan masalah ini, aku pikir perlu bagi kamu untuk mengetahui kesepakatan antara aku dan Zainal." Willy memandang Bisma dan berkata perlahan. "Oh?" Bisma mengeluarkan suara lembut, dan mengalihkan pandangannya ke Willy.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com