webnovel

Chapter 399 : Light of Aurora

~Light Magic : Light of Aurora~

Setelah aku mengarahkan tangan kiriku atas, tiba-tiba di atasku muncul cahaya berwarna merah yang memanjang hingga hampir memenuhi seluruh langit-langit di lantai 1 gedung tengah tempat aku dan Duke Remy berada saat ini. Cahaya berwarna merah itu terlihat membuat gerakan seperti air yang bergelombang ataupun seperti bendera yang berkibar. Meskipun cahaya itu membuat gerakan seperti itu, cahaya itu tidak bergerak ke bawah ataupun ke atasnya dan hanya tetap berada di langit-langit lantai 1.

Duke Remy terlihat terkejut saat melihat cahaya berwarna merah yang menyelimuti langit-langit itu.

"Cahaya berwarna merah apa itu ?!," ucap Duke Remy.

Melihat Duke Remy yang terkejut sambil melihat ke cahaya berwarna merah yang ada di atasnya, aku pun langsung mengatakan sesuatu kepada Duke Remy.

"Sesuai namanya, itu adalah cahaya Aurora, tuan Duke Remy. Apa anda tidak tahu apa itu aurora ? Aurora memiliki banyak cahaya yang warna berubah-ubah. Kali ini, cahaya yang muncul adalah warna merah. Apa anda tahu warna merah melambangkan sihir elemen apa ?," tanyaku.

Duke Remy hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaanku. Beliau tetap terus melihat ke arah cahaya berwarna merah yang ada di atasnya. Karena Duke Remy kelihatannya tidak ingin menjawab pertanyaanku, aku pun langsung memberikan jawabannya sendiri.

"Warna merah itu melambangkan sihir api," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, tiba-tiba tubuh Duke Remy terkena sebuah tebasan api yang cukup besar.

"Arghhh,"

Duke Remy pun meringis kesakitan sekaligus terkejut setelah beliau tiba-tiba terkena luka tebasan itu. Duke Remy kemudian melihat ke bagian tubuhnya yang terkena tebasan itu. Tebasan itu membuat tubuh Duke Remy, tepatnya bagian perutnya hingga ke bagian dadanya terluka. Selain tubuhnya yang terluka karena terkena tebasan api yang tiba-tiba muncul itu, api yang berasal dari tebasan api itu pun kini masih membakar bagian tubuh yang berada di sekitar luka tebasan yang diterima Duke Remy. Duke Remy pun langsung menggunakan kedua tangannya untuk memadamkan api yang masih membakar bagian tubuhnya itu. Setelah api itu telah padam, Duke Remy lalu melihat dan memperhatikan kembali ke bagian tubuhnya yang terluka. Terlihat luka tebasan yang ada pada tubuh Duke Remy itu cukup panjang. Luka itu memanjang secara vertikal dari perut hingga dadanya. Tetapi luka di tubuhnya itu tidak mengeluarkan darah karena darah yang seharusnya keluar dari luka tebasan itu langsung terbakar oleh api yang berasal dari tebasan api yang tiba-tiba muncul itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi ? Bagaimana bisa sebuah tebasan api tiba-tiba muncul dan melukai tubuhku ?," pikir Duke Remy sambil memperhatikan lukanya itu.

Setelah memperhatikan lukanya itu, Duke Remy pun kembali melihat ke arahku. Setelah melihat ke arahku, Duke Remy pun langsung mengatakan sesuatu kepadaku.

"Apa-apaan tebasan api yang baru saja melukaiku itu ? Darimana tebasan api itu bisa tiba-tiba muncul padahal kamu sendiri terlihat sedang tidak melancarkan serangan saat tebasan api itu tiba-tiba muncul," ucap Duke Remy.

"Jadi anda bingung tentang darimana munculnya tebasan api yang baru saja melukai anda ya. Tebasan itu memang bukan berasal dari serangan pedang yang saya lancarkan. Tebasan api itu berasal dari sana," ucapku sambil menunjuk ke arah cahaya berwarna merah yang ada di atas.

Duke Remy pun langsung melihat kembali ke cahaya merah yang ada di atasnya itu.

"Tebasan api itu berasal dari cahaya berwarna merah itu ?," ucap Duke Remy yang terlihat bingung.

Saat Duke Remy masih melihat ke arah cahaya berwarna merah yang ada di atasnya itu, tiba-tiba tebasan api kembali muncul dan langsung melukai tubuhnya kembali.

"Arrrgghh,"

Duke Remy pun kembali meringis kesakitan dan beliau pun langsung melihat serta memperhatikan bagian tubuhnya yang baru saja terkena tebasan api yang tiba-tiba muncul itu. Tebasan api itu kali ini berhasil melukai dan membakar bagian perutnya. Duke Remy kemudian kembali memadamkan api yang membakar bagian perutnya itu. Setelah api itu padam, Duke Remy kembali melihat ke arahku. Aku yang melihat Duke Remy kembali melihat ke arahku pun langsung mengatakan sesuatu kepada Duke Remy.

"Bagaimana, tuan Duke Remy ? Anda percaya kan kalau tebasan api itu berasal dari cahaya berwarna merah itu ?," tanyaku.

"Tidak sama sekali. Cahaya berwarna merah yang kamu buat itu pastinya hanyalah sebuah ilusi dan cahaya itu bukan berasal dari sihir cahaya. Kamu membuat cahaya itu agar aku dapat mengalihkan perhatianku kepada cahaya itu dan setelah itu entah bagaimana kamu langsung menyerangku disaat aku sedang melihat cahaya itu,"

"Cahaya-cahaya itu, baik cahaya dari pedangmu ataupun cahaya berwarna merah di atas sana hanyalah sebuah trik yang kamu buat untuk membuatku takut kepadamu. Aku tidak percaya kalau cahaya-cahaya itu berasal dari sihir cahaya yang asli," ucap Duke Remy.

"Begitu ya, yah itu terserah anda. Lagipula asal anda tahu saja, saya tidak berniat menggunakan sihir ini untuk membuat anda percaya bahwa sihir ini adalah sihir cahaya, melainkan agar saya dapat segera mengalahkan anda karena sepertinya hanya dengan menggunakan pedang ini saja tidak akan cukup untuk dapat segera mengalahkan anda karena anda masih dapat bergerak dengan cepat untuk menghindari serangan-serangan yang saya lancarkan dengan menggunakan pedang ini. Tetapi timingnya tepat sekali disaat anda bilang kalau anda tidak percaya dengan sihir cahaya yang berasal dari pedang ini. Jadi sekalian saja saya tunjukan sihir cahaya yang asli karena saya memang berniat menggunakannya. Tetapi anda tetap tidak mempercayainya," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, Duke Remy terlihat sedang bersiap untuk menyerangku.

"Aku sudah mengetahui trik dari cahaya berwarna merah yang ada di atas itu. Kamu akan menyerang secara tiba-tiba apabila aku sedang fokus melihat cahaya itu. Jadi aku akan menyerangmu tanpa melihat ke atas," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy pun langsung melesat dengan cepat ke arahku. Setelah Duke Remy berada dekat denganku, Duke Remy pun langsung menyerangku dengan pedangnya. Tetapi aku dapat dengan mudah menghindari serangan itu. Setelah menghindari serangan itu, aku pun bersiap untuk menyerang Duke Remy yang berada dekat denganku.

"Biar saya beritahu sesuatu, tuan Duke Remy. Cahaya Aurora yang berasal dari sihir cahaya itu juga akan mempengaruhi cahaya yang ada pada pedang yang saya miliki ini. Jika cahaya Aurora itu berwarna merah maka cahaya pedang ini pun juga akan berwarna merah. Pedang ini pun akan memiliki serangan sihir yang sama dengan sihir yang melambangkan warnanya," ucapku.

Duke Remy terlihat terkejut setelah aku mengatakan itu. Tetapi beliau tidak terkejut karena perkataanku, melainkan karena setelah aku mengatakan itu, cahaya pedang yang aku pegang pun berubah warna dari warna putih menjadi warna merah. Aku kemudian mengayunkan pedangku dengan cepat ke arah dada Duke Remy. Tetapi Duke Remy dapat dengan cepat menghindari serangan itu. Meski begitu, beliau tidak dapat menghindari serangan itu dengan sempurna karena serangan itu berhasil menggores dada Duke Remy meskipun tidak dalam. Bagian dada Duke Remy yang tergores itu pun kini sedang terbakar setelah terkena tebasanku. Duke Remy yang melihat bagian dadanya sedang terbakar pun dengan cepat berusaha memadamkan api itu. Api itu pun berhasil dipadamkan dan kemudian Duke Remy kembali melihat ke arahku.

"Seperti yang anda lihat, setelah cahaya pada pedang saya berubah warna menjadi warna merah, maka pedang saya jadi memiliki kekuatan sihir api. Tetapi sayang sekali tebasan yang saya lakukan barusan tidak dapat melukai anda dengan telak. Sesuai perkataan saya sebelumnya kalau saya tidak akan bisa segera mengalahkan anda jika hanya mengandalkan pedang ini. Jika saya punya banyak waktu mungkin saya akan mencoba untuk terus mengalahkan anda hanya dengan menggunakan pedang ini, tetapi karena saya tidak punya banyak waktu, maka saya harus menggunakan cara apapun agar saya dapat segera mengalahkan anda. Salah satunya dengan menggunakan sihir cahaya yang ada di atas," ucapku sambil melihat ke cahaya berwarna merah yang ada di atas.

"Sejak tadi kamu selalu bilang sihir cahaya sihir cahaya terus. Sihir cahaya yang kamu bilang itu hanyalah trik yang kamu buat sendiri. Lagipula, trik itu tidak akan bekerja apabila aku tidak melihat ke arah cahaya itu. Jadi percuma saja kamu menggunakan trik itu, Rid Archie!," ucap Duke Remy.

Setelah itu, Duke Remy kembali melesat ke arahku dan langsung menyerangku. Tetapi aku kembali dapat menghindari serangan itu dengan mudah.

"Jika anda tidak melihat ke arah cahaya itu, saya hanya perlu membuat anda melihat ke cahaya itu," ucapku.

Setelah menghindari serangan itu, aku dengan cepat langsung menendang dagu Duke Remy dari bawah dagunya. Tendangan itu pun membuat kepala Duke Remy mendongak dan membuatnya melihat ke arah cahaya yang ada di atasnya. Terlihat cahaya berwarna merah yang berada di atas Duke Remy secara perlahan mulai berganti warna menjadi biru tua.

"Cahayanya telah berganti menjadi warna biru tua ya. Kalau begitu, bukan tebasan api lagi yang akan melukai anda," ucapku.

Setelah aku mengatakan itu, sebuah tebasan air tiba-tiba muncul dan langsung menyerang tubuh Duke Remy.

"Arrrgghh,"

Duke Remy pun meringis kesakitan karena tebasan air itu berhasil melukai tubuhnya. Tebasan itu membuat bagian antara perut dan dada Duke Remy terluka dan membuat bagian itu mengeluarkan darah yang cukup banyak. Duke Remy pun langsung memegang bagian tubuhnya yang terluka itu dengan tangan kanannya. Duke Remy memegang bagian tubuhnya yang terluka itu sambil melihat ke arahku. Aku yang saat ini sedang memegang pedangku yang cahayanya telah berubah menjadi warna biru tua pun juga sedang melihat ke arah Duke Remy. Tetapi setelah itu, aku mulai melihat dan memperhatikan pedangku yang cahayanya telah berubah menjadi warna biru.

"Kali ini pedang ini mendapatkan kekuatan sihir air ya," ucapku.

"Apa-apaan ini ? Sebenarnya apa-apaan trikmu itu ?!," tanya Duke Remy secara tiba-tiba dengan nada suara yang keras.

Aku yang sedang melihat dan memperhatikan pedangku pun lalu menoleh kembali untuk melihat Duke Remy.

"Apa maksud anda, tuan Duke Remy ?," tanyaku.

"Trikmu ini mengeluarkan tebasan yang berasal dari sihir air, dan sebelumnya mengeluarkan tebasan yang berasal dari sihir api. Tebasan-tebasan itu hanyalah tebasan biasa yang berasal dari sihir elemen dasar. Kenapa tebasan itu berhasil menembus armor milikku yang dibuat dari sihir kegelapan. Ini benar-benar tidak masuk akal!," ucap Duke Remy.

"Jadi anda merasa bingung karena itu. Jawabannya simpel saja, itu karena saya memang tidak menggunakan trik sama sekali dalam serangan itu. Cahaya yang ada di atas sana berasal dari sihir cahaya yang asli, bukan sihir ilusi ataupun trik seperti yang anda katakan. Semua ini akan terasa masuk akal apabila anda mempercayai ini sejak awal, tuan Duke Remy," ucapku.

"Mana mungkin aku mempercayainya ?! Tidak mungkin orang sepertimu bisa menggunakan sihir cahaya!," ucap Duke Remy.

Aku hanya diam saja tanpa menanggapi perkataan Duke Remy. Setelah itu, aku melesat dengan sangat cepat ke arah Duke Remy. Kemudian, aku yang berada dekat dengan Duke Remy pun langsung menyerang Duke Remy dengan menggunakan pedang milikku. Aku menyerangnya dengan serangan tusukan tepat di tengah dadanya. Duke Remy yang masih bingung dan terkejut tidak sempat bereaksi terhadap seranganku itu. Seranganku pun berhasil menusuk bagian tengah dadanya hingga menembus ke belakang tubuhnya.

"Alasan kenapa tebasan api dan tebasan air yang menyerang anda berhasil melukai anda adalah karena tebasan api dan tebasan air itu berasal dari cahaya aurora yang ada di atas sana. Sebelumnya saya sudah memberitahu anda kalau sihir cahaya milik saya lebih kuat dari armor yang terbuat dari sihir kegelapan milik anda kan ? Maka dari itu, tebasan api dan tebasan air yang berasal dari cahaya aurora yang merupakan sihir milik saya itu tentu saja akan lebih kuat dari armor milik anda. Tebasan-tebasan itu tentu saja akan dapat menembus armor milik anda dan melukai tubuh anda. Tidak hanya tebasan air dan tebasan api itu saja, tebasan-tebasan elemen lainnya yang akan muncul dari cahaya Aurora itu juga akan dapat menembus armor milik anda dan melukai tubuh anda. Tidak peduli seberapa banyak anda memperkuat armor yang anda kenakan itu lagi, armor itu akan selalu dapat ditembus oleh sihir cahaya milik saya ataupun dengan pedang yang saya miliki ini,"

"Sepertinya ini sudah waktunya bagi anda untuk menerima kekalahan anda, tuan Duke Remy," ucapku yang masih menusuk dada Duke Remy.

-Bersambung