webnovel

Chapter 300 : Ambisi Duke Remy

"Seperti yang dikatakan nona Claret tadi, kau itu memang benar-benar keparat!!!," ucap Duchess Harriet.

Duke Remy pun mulai tertawa setelah mendengar perkataan Duchess Harriet.

"Hahahaha," tawa Duke Remy.

"Apanya yang lucu ? Kau pikir perkataanku barusan hanyalah sebuah candaan. Aku tidak akan membiarkanmu membuat Florian menjadi budakmu," ucap Duchess Harriet.

"Jika kamu berkata seperti itu, apa itu berarti kamu akan membiarkan Florian tetap ditahan di penjara San Sabaneta, nona Harriet ? Tidak kusangka kalau kamu adalah tipe ibu yang tidak peduli dengan anaknya sendiri, kamu bahkan membiarkan Florian tetap ditahan di penjara San Sabaneta sambil terus mengalami siksaan setiap dia diinterogasi oleh para prajurit kerajaan," ucap Duke Remy.

"Aku sendiri pun tidak tega dengan Florian yang saat ini sedang ditahan dan mungkin juga mengalami siksaan, tetapi aku lebih tidak tega lagi apabila Florian menjadi salah satu bidakmu, tuan Remy!!!," ucap Duchess Harriet dengan suara yang cukup keras.

Duke Remy pun hanya tersenyum setelah mendengar perkataan Duchess Harriet. Setelah itu, Duchess Claret pun kembali ke ruang tahanan tempat Duke Remy berada sambil membawa sebuah suntikan yang berisi cairan berwarna merah.

"Saya sudah membawa suntikannya, tuan," ucap Duchess Claret dengan suara yang datar.

"Bagus. Sekarang kamu segera suntik nona Harriet dengan suntikan itu," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap Duchess Claret.

Duchess Claret pun berjalan perlahan menuju Duchess Harriet sambil memegang suntikan yang dibawanya. Duchess Harriet nampak tidak berontak sedikitpun ketika melihat Duchess Claret berjalan ke arahnya.

"Sebentar lagi, kamu juga akan menjadi salah satu bidakku juga, nona Harriet. Apa kamu ada kata-kata terakhir sebelum sepenuhnya menjadi bidakku ?, tanya Duke Remy.

"Aku berharap langit menjatuhkan hukuman kepadamu atas apa yang telah kamu perbuat," ucap Duchess Harriet sambil menatap tajam ke arah Duke Remy

Duke Remy pun tertawa setelah mendengar perkataan Duchess Harriet.

"Ahahaha, kamu berharap langit menjatuhkan hukuman kepadaku ? Apa yang kamu maksud adalah para Malaikat yang kamu sembah itu ? Mereka tidak akan melakukan apa-apa, mereka hanya berdiam diri saja di atas sana. Mereka mungkin adalah ras terkuat sekaligus pemimpin di benua Utara ini tetapi mereka sama sekali tidak peduli dengan benua Utara ini. Mereka tidak peduli jika di benua Utara ini ada perang antar negara, ras atau konflik yang lainnya, mereka hanya akan tetap diam. Mereka hanya akan bergerak ketika ada iblis tingkat atas yang mengacau di benua Utara, contohnya ketika salah satu komandan pasukan iblis menyusup ke benua Utara dan mengacau di kerajaan Framtida,"

"Para Malaikat itu langsung turun ke 'bawah' untuk mengalahkan dan membunuh komandan pasukan iblis itu. Tetapi kamu tahu kan kalau para Malaikat itu bukan hanya mengalahkan dan membunuh komandan pasukan iblis itu ? Mereka juga membunuh orang-orang di kerajaan Framtida. Mereka bahkan menghancurkan seluruh kota itu tanpa tersisa dan membunuh semua orang yang berada di kerajaan itu. Mereka seharusnya hanya perlu mengalahkan dan membunuh komandan pasukan iblis itu ? Kenapa mereka sampai harus membunuh orang-orang kerajaan Framtida dan menghancurkan kerajaan itu ? Itu menandakan kalau mereka sama sekali tidak peduli dengan para ras dan makhluk lemah yang berada di benua Utara ini seperti orang-orang dari kerajaan Framtida, itu berarti mereka juga tidak peduli kepadamu meskipun kamu adalah mantan Priest gereja agama Sancta Lux yang menyembah pemimpin ras Malaikat. Harapanmu itu tidak akan pernah terwujud, nona Harriet. Hukuman langit tidak akan pernah jatuh kepadaku," ucap Duke Remy.

Duchess Harriet hanya terdiam mendengar perkataan Duke Remy, sementara Duchess Claret sudah hampir mendekati Duchess Harriet.

"Sebelum kamu menjadi salah satu bidakku, biar aku beri tahu sesuatu. Ini berkaitan dengan Florian, tanpa bertanya padamu terlebih dahulu pun aku sudah berencana untuk menyelamatkan Florian, itu karena Florian masih memiliki jantung Elf di tubuhnya. Dia merupakan aset berharga yang tidak boleh dibiarkan jatuh ke tangan pihak lain. Okeh karena itu aku harus menyelamatkannya,"

"Aku tadi bertanya kepadamu hanya untuk mengetahui respon apa yang akan kamu berikan jika aku menyelamatkan lalu menjadikan Florian sebagai salah satu bidakku. Tepat seperti dugaanku kalau kamu pasti akan menolaknya. Tetapi, aku tetap akan mengubah Florian menjadi iblis dan membuatnya menjadi salah satu bidakku meskipun kamu menolaknya, nona Harriet," ucap Duke Remy.

Nona Harriet yang mendengar itu pun mulai marah.

"Kurang aja kau, tuan Remy! Aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan Florian!," ucap Duchess Harriet dengan suara yang keras.

Duchess Harriet berusaha melepaskan diri dari rantai yang mengikat tubuhnya namun dia tetap tidak bisa melepaskan diri. Duke Remy hanya tersenyum melihat Duchess Harriet yang sedang berusaha melepaskan diri. Sementara itu, Duchess Claret pun sudah berada di samping Duchess Hariett yang sedang berusaha melepaskan diri. Duchess Claret bersiap untuk menyuntik Duchess Harriet.

"Lakukan, Claret," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap Duchess Claret dengan nada yang datar.

Duchess Claret pun langsung menyuntik Duchess Harriet tepat di lehernya. Cairan yang berada di suntikan itu pun disuntikkan ke dalam tubuh Duchess Harriet. Duchess Harriet pun langsung tenang setelah disuntikkan oleh cairan itu. Duke Remy yang melihat Duchess Harriet berhasil disuntik pun tersenyum lega.

"Satu bidak pun bertambah," ucap Duke Remy.

Namun setelah Duke Remy mengatakan itu, tiba-tiba Duchess Harriet pun mulai bergerak lagi. Dia mulai berusaha melepaskan diri lagi dari rantai yang mengikatnya. Duchess Claret dan Duchess Arnett yang berada di Duchess Harriet pun langsung waspada ketika melihat Duchess Harriet masih bisa bergerak. Sementara Duke Remy hanya terdiam melihat Duchess Harriet.

"Sepertinya darah iblis yang kamu suntikkan ke dalam tubuhku itu tidak berpengaruh, tuan Remy. Kamu pasti merasa bingung kenapa darah iblis yang kamu suntikkan ini tidak berpengaruh, kalau begitu biar aku beri tahu alasannya. Para Priest gereja Sancta Lux sebelum mereka dinobatkan sebagai Priest diharuskan untuk meminum sebuah air suci. Air itu memiliki efek khusus yang akan membuat kami kebal dengan zat-zat mencurigakan yang masuk ke dalam tubuh kami seperti racun ataupun darah iblis yang kamu masukan ke dalam diriku. Efek dari air suci itu bertahan sampai kami mati, jadi meskipun aku saat ini sudah tidak menjadi Priest gereja Sancta Lux, efek dari air suci itu masih tetap ada di dalam tubuhku. Oleh karena itu, kamu tidak akan bisa mengubahku menjadi ib-," ucap Duchess Harriet.

Namun sebelum Duchess Harriet menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia langsung memuntahkan cukup banyak darah dari mulutnya. Duchess Harriet pun terus memuntahkan darah dari mulutnya itu. Sementara Duke Remy tersenyum saat melihat Duchess Harriet yang memuntahkan darah.

"Apa....yang terjadi ?," tanya Duchess Harriet yang terbata-bata setelah memuntahkan darah dari mulutnya.

"Kamu baru saja memuntahkan darah, nona Harriet. Itu berarti suntikan itu bekerja dan kamu sebentar lagi akan berubah menjadi iblis," ucap Duke Remy.

"Tidak....mungkin....efek air suci....itu masih ada.....di dalam tubuhku...Jadi tidak mungkin...darah iblis itu bekerja," ucap Duchess Harriet yang terbata-bata.

"Aku sebelumnya tidak tahu soal air suci yang diminum oleh para Priests, aku baru mengetahuinya sekarang. Mungkin benar kalau air suci itu membuat kamu kebal dengan zat-zat mencurigakan yang masuk ke tubuhmu seperti racun dan darah iblis. Kamu mungkin bisa kebal dengan darah iblis karena telah meminum air suci itu, tetapi sepertinya air suci itu hanya membuatmu kebal dengan darah dari iblis tingkat rendah atau darah dari iblis tingkat menengah. Itu dibuktikan dari kamu yang mengalami muntah darah setelah disuntikan oleh darah itu. Muntah darah adalah proses awal sebelum kamu berubah menjadi iblis setelah darah iblis masuk ke dalam tubuhmu. Itu berarti air suci yang kamu katakan itu tidak membuatmu kebal terhadap darah iblis yang aku suntikan. Yah itu wajar saja, karena darah iblis yang aku suntikan ke kamu berasal dari darah iblis tingkat tinggi," ucap Duke Remy.

"Darah....iblis....tingkat tinggi ?," tanya Duchess Harriet yang terkejut.

Setelah itu, Duchess Harriet tiba-tiba langsung memegang lehernya dengan sekuat tenaga. Dia memegang lehernya dengan sangat kuat sampai terlihat seperti sedang mencekik lehernya sendiri. Lalu beberapa saat kemudian, perubahan terjadi pada tubuh Duchess Harriet.

"Satu tetes dari darah iblis tingkat tinggi sudah bisa membuatmu menjadi iblis seutuhnya tanpa mengalami kegagalan. Kamu bisa langsung menjadi iblis yang masih memiliki akal setelah meminum satu darah dari iblis tingkat atas. Sedangkan untuk darah dari iblis tingkat menengah dan tingkat rendah, ada kemungkinan untuk gagal setelah meminum darah iblis tersebut. Kegagalan yang dimaksud adalah menjadi iblis yang tidak memiliki akal"

"Namun, meskipun seharusnya kalian yang telah meminum darah iblis tingkat tinggi masih memiliki akal sendiri, kalian tidak akan bisa berpikir sendiri dan hanya bisa mendengar perintah dariku. Itu karena aku sudah mencampurkan darahku sendiri dengan darah iblis tingkat tinggi yang disuntikkan ke dalam tubuh kalian. Darahku yang masuk ke dalam tubuh kalian membuatku bisa mengambil alih pikiran kalian untuk memerintah kalian. Nah sekarang, sepertinya bidak milikku sudah bertambah," ucap Duke Remy sambil melihat ke arah Duchess Harriet.

Terlihat Duchess Harriet telah sepenuhnya berubah menjadi iblis.

"Saatnya mencoba apakah kamu telah sepenuhnya menjadi bidakku atau tidak. Harriet, tolong bawakan suntikkan yang berisi darah iblis. Mintalah kepada orang-orang yang berada di luar ruang tahanan," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap Duchess Harriet dengan suara yang datar.

Selain itu, tidak ada ekspresi yang terlihat dari wajah Duchess Harriet saat mengatakan itu. Setelah itu, Duchess Harriet pun mulai berjalan ke luar ruang tahanan untuk mengambil suntikan.

"Harriet sudah sepenuhnya menjadi bidakku. Dan sekarang adalah giliran anda, Raja Albert," ucap Duke Remy sambil melihat ke arah Raja Albert.

Raja Albert sejak tadi hanya menundukkan kepalanya ke bawah. Dia pun juga sejak tadi hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Duke Remy yang menyadari kalau Raja Albert sejak tadi hanya diam pun mulai bertanya kepadanya.

"Kenapa sejak tadi anda hanya diam saja, Raja Albert. Bahkan saat aku sedang membuat Claret dan Harriet menjadi bidakku pun anda tetap diam. Anda sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang aku lakukan tadi. Apa anda sedang kepikiran sesuatu ? Seperti sebuah penyesalan karena telah terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap istri anda ?," tanya Duke Remy.

Raja Albert tetap diam setelah mendengar perkataan Duke Remy. Lalu tidak lama kemudian, dia pun mulai berbicara.

"Ya, kamu benar. Sepertinya saat ini aku merasakan penyesalan karena sudah ikut terlibat dalam rencana pembunuhan istriku," ucap Raja Albert.

"Anda berkata seperti itu karena saat ini anda telah dikhianati olehku. Jika anda tidak dikhianati, tidak mungkin anda seperti itu. Itu karena anda sangat bersikeras untuk merebut posisi istri anda dalam memimpin kerajaan ini," ucap Duke Remy.

Raja Albert pun terdiam sebentar, lalu dia pun mulai berbicara kembali.

"Mungkin kamu benar, aku merasa menyesal karena aku telah mengalami pengkhianatan. Jika aku tidak mengalami pengkhianatan, mungkin aku tidak akan menyesal. Pengkhianatanmu membuatku tersadar kalau ternyata lebih baik aku tetap bersama istriku daripada terlibat dalam rencanamu untuk membunuh istriku. Aku sangat menyesal karena ikut terlibat dalam rencanamu," ucap Raja Albert.

"Penyesalan memang selalu datang di akhir, Raja Albert," ucap Duke Remy.

"Katakan kepadaku, Remy. Alasanmu mengkhianati kami saat ini karena rencana pembunuhan yang telah kamu buat sebelumnya telah terkuak. Tetapi, kalaupun rencana pembunuhan yang kamu buat sebelumnya tidak terkuak dan kamu justru berhasil membunuh istriku dan seluruh keluarga San Lucia dengan rencana sebelumnya, apa kamu tetap akan mengkhianati kami meskipun rencana pembunuhan itu berhasil ?," tanya Raja Albert.

"Iya, meskipun rencana pembunuhan sebelumnya berhasil dijalankan, aku akan tetap membunuh kalian," ucap Duke Remy.

"Jadi begitu ya, mau rencana sebelumnya gagal atau berhasil, kamu akan tetap mengkhianati kami," ucap Raja Albert.

Raja Albert nampak tidak terkejut setelah mendengar perkataan Duke Remy.

"Anda, tuan Darwin dan tuan James ikut terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu dan seluruh keluarga San Lucia karena kalian ingin merebut posisi Yang Mulia Ratu. Aku pun juga begitu, alasanku merencanakan pembunuhan terhadap Yang Mulia Ratu karena aku juga ingin merebut posisi Yang Mulia Ratu. Posisi yang direbut hanyalah satu sedangkan ada 4 orang yang ingin merebut posisi itu, bukannya wajar bagiku untuk mengkhianati kalian meskipun rencana pembunuhan sebelumnya berhasil dijalankan ? Kalian pastinya juga memikirkan rencana untuk mengkhianati yang lainnya," ucap Duke Remy.

"Ya, kamu benar. Aku juga telah memikirkan rencana untuk menyingkirkan kalian tetapi sepertinya malah aku yang akan disingkirkan," ucap Raja Albert.

"Tenang saja, Raja Albert, aku tidak akan menyingkirkan anda. Justru anda masih berguna untuk menjadi salah satu bidakku," ucap Duke Remy.

Lalu, Duchess Harriet pun kembali ke ruang tahanan tempat Duke Remy berada sambil membawa suntikan yang berisi cairan berwarna merah.

"Saya sudah membawa suntikannya, tuan," ucap Duchess Harriet dengan suara yang datar.

"Bagus, segera suntik Raja Albert dengan suntikan itu," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap Duchess Harriet.

Duchess Harriet pun mulai berjalan mendekat Raja Albert untuk menyuntikkannya. Raja Albert hanya diam saja melihat Duchess Harriet yang berjalan ke arahnya. Raja Albert bahkan tidak berusaha untuk memberontak.

"Apa ada kata-kata terakhir yang mau anda ucapkan atau sampaikan sebelum menjadi salah satu bidakku, Raja Albert ?," tanya Duke Remy.

"Kata-kata terakhir ya, kalau begitu aku mau bertanya kepadamu terlebih dahulu, tuan Remy. Apakah selanjutnya kamu akan tetap merencanakan pembunuhan terhadap istriku dan seluruh keluarga San Lucia ?," tanya Raja Albert.

"Iya, aku akan tetap merencanakan pembunuhan terhadap mereka karena aku masih berambisi untuk menjadi pemimpin kerajaan ini," ucap Duke Remy.

"Dalam rencana pembunuhan selanjutnya, apa kamu sendiri yang akan membunuh istriku ? atau kamu akan menyuruh para bidakmu untuk membunuh istriku ?," tanya Raja Albert.

"Hmmm entahlah. Mungkin aku sendiri yang akan membunuh Yang Mulia Ratu karena Yang Mulia Ratu itu sangat kuat, aku tidak yakin para bidakku akan mampu untuk membunuhnya. Kenapa anda bertanya seperti itu, Raja Albert ?," tanya Duke Remy.

"Jika kamu yang akan membunuh istriku, aku ingin memintamu untuk menyampaikan permintaan maafku kepada istriku sebelum kamu membunuhnya. Sampaikan kepadanya kalau aku minta maaf karena telah mengkhianatinya dan ikut terlibat dalam rencana pembunuhan terhadapnya," ucap Raja Albert.

"Permintaan maaf untuk Yang Mulia Ratu ? Baiklah, aku akan menyampaikannya nanti saat aku mau membunuhnya," ucap Duke Remy.

"Lalu, jika setelah kamu berhasil membunuh istriku kemudian kamu bertemu dengan putra-putriku. Sampaikan juga permintaan maafku tadi kepada mereka dan bilang kepada mereka kalau aku sangat menyayangi mereka," ucap Raja Albert.

"Baik, Raja Albert. Apa hanya itu saja permintaan terakhir yang anda ingin sampaikan ?," tanya Duke Remy.

"Iya, hanya itu saja," ucap Raja Albert.

Setelah Raja Albert mengatakan itu, Duchess Harriet pun telah tiba di sampingnya dan bersiap untuk menyuntiknya.

"Baiklah. Kalau begitu, selamat tinggal, Raja Albert," ucap Duke Remy.

Lalu Duchess Harriet pun langsung menyuntik Raja Albert tepat di lehernya.

-

Beberapa menit kemudian.

Terlihat Raja Albert sudah berubah menjadi iblis yang patuh pada perintah Duke Remy. Sementara Duke Remy pun tersenyum melihat Raja Albert yang sudah berubah menjadi iblis.

"3 bidak kuat sudah berhasil didapatkan. Arnett, tolong bawa mereka bertiga ke ruangan yang tersedia untuk mereka," ucap Duke Remy.

"Baik, sayang. Kalian bertiga, ikuti aku," ucap Duchess Arnett dengan suara yang datar.

Duchess Arnett pun berjalan ke luar ruang tahanan, namun Duchess Claret, Duchess Harriet dan Raja Albert masih berada di dalam ruang tahanan. Mereka bertiga tidak ikut berjalan mengikuti Duchess Arnett.

"Kalian bertiga, ikuti Arnett dan turuti semua yang dia katakan," ucap Duke Remy.

"Baik, tuan," ucap mereka bertiga.

Setelah diperintah oleh Duke Remy, barulah mereka bertiga berjalan mengikuti Duchess Arnett. Duke Remy pun juga ikut berjalan ke luar ruang tahanan sambil melihat mereka bertiga yang berjalan mengikuti Duchess Arnett yang berjalan menuju suatu tempat.

"Karena urusanku di tempat ini sudah selesai, lebih baik aku kembali ke atas," ucap Duke Remy.

Duke Remy lalu berjalan menuju pintu keluar untuk keluar dari tempat itu dan kembali ke kediamannya. Setelah beberapa menit berjalan, Duke Remy pun telah kembali ke kediamannya. Duke Remy lalu mengatur kembali buku-buku yang ada di rak buku dan mengubah pola susunannya. Setelah polanya terubah, pintu yang menuju ruang bawah tanah kediamannya pun langsung tertutup rapat. Setelah pintu itu tertutup, Duke Remy langsung berniat untuk pergi meninggalkan ruangan itu. Saat Duke Remy sedang berjalan menuju pintu ruangan tersebut, tiba-tiba terdengar suara yang sangat kencang.

*BUMMMMMM

Duke Remy pun terkejut saat mendengar suara kencang itu. Suara kencang itu terdengar seperti sebuah benturan. Tidak hanya suara kencang itu saja, kediaman Duke Remy pun sempat bergetar dan berguncang beberapa saat setelah terdengar suara kencang itu. Duke Remy pun terkejut kembali ketika merasakan kalau kediamannya sedang berguncang.

"Apa yang sedang terjadi ?," tanya Duke Remy yang terkejut.

Duke Remy lalu bergegas keluar dari ruangan itu untuk mencari asal suara dan sumber guncangan yang membuat kediamannya berguncang. Duke Remy terus berlari menyusuri seluruh kediamannya. Saat dia sedang berlari, suara benturan pun terdengar lagi.

*BUMMMMM

"Suara itu sepertinya berasal dari ruang kerjaku," ucap Duke Remy.

Duke Remy sepertinya tahu tempat asal suara tersebut dan dia pun langsung lari ke tempat tersebut. Ketika sampai di depan pintu ruangan yang dituju, Duke Remy pun langsung membuka pintu tersebut. Ketika pintu itu terbuka, terlihat ada banyak debu asap yang memenuhi ruangan itu. Duke Remy pun langsung menggunakan sebuah sihir angin di tangan kanannya dan langsung mengibaskan tangan kanannya itu untuk menghilangkan debu asap yang memenuhi ruangan tersebut. Setelah debu asap itu menghilang, terlihat kalau dinding bagian luar ruangan tersebut telah hancur. Bagian luar kediaman Duke Remy pun dapat terlihat dari dinding yang sudah hancur tersebut. Lalu di lantai dan dinding ruangan itu ada banyak sekali bunga yang berbentuk seperti bunga Lily berwarna merah darah yang memenuhi ruangan itu. Selain itu, terlihat juga ada 5 orang prajurit milik tuan Remy di setiap sisi ruangan tersebut. Para prajurit itu sedang terlilit oleh sebuah tangkai bunga berwarna hitam. Para prajurit yang terlilit tangkai bunga itu berada dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Tubuh mereka berubah menjadi kering seperti sebuah mumi. Di tangkai bunga yang melilit tubuh para prajurit tersebut, terdapat banyak bunga Lily berwarna merah darah yang memenuhi tangkai bunga tersebut. Bunga Lily berwarna merah itu nampak berubah menjadi terang saat terkena cahaya bulan yang masuk ke dalam ruangan itu.

Sementara itu, di bagian tengah ruangan tersebut, terlihat komandan Dayne dan senior Vyn yang juga sedang terlilit tangkai bunga berwarna hitam. Kondisi mereka sama seperti prajurit yang lainnya, yaitu tubuh mereka menjadi kering seperti mumi. Duke Remy terlihat terkejut saat melihat komandan Dayne dan senior Vyn sudah dalam kondisi seperti itu. Lalu di dekat komandan Dayne dan senior Vyn, ada sebuah kursi dan meja yang merupakan meja kerja Duke Remy di ruangan itu. Di meja tersebut, ada seorang wanita yang sedang duduk sambil melihat ke arah halaman kediaman Duke Remy lewat dinding yang telah hancur tersebut. Wanita itu nampak tahu kalau ada Duke Remy di ruangan itu, wanita itu pun langsung menoleh ke arah Duke Remy yang berada di belakangnya. Saat wanita itu menoleh, terlihat wanita itu memiliki tato berwarna hitam yang bercorak seperti sebuah rangkaian bunga yang memanjang dari dahi kanannya sampai ke pipi kanan bagian bawahnya. Wanita itu juga memiliki bola mata berwarna hitam pekat dengan pupil mata berbentuk bunga Lily yang berwarna merah pekat. Pupil mata wanita itu saat ini terlihat menjadi terang setelah terkena cahaya bulan. Wanita itu adalah wanita yang mengawasi Rid Archie dan yang lainnya saat di gedung pengadilan.

"Akhirnya kamu datang juga, Remy," ucap wanita itu.

"Nona Leirion ?!?!," ucap Duke Remy yang terkejut.

-Bersambung