webnovel

Chapter 101 : Kapasitas Mana

Keesokan paginya.

Meskipun hari ini adalah hari libur, aku tetap pergi ke tempat latihan tahun pertama. Kali ini aku pergi kesana lebih awal yaitu pukul 4.30 pagi. Tujuanku datang pagi-pagi ke tempat latihan yaitu untuk melatih Irene saat keadaan di tempat latihan masih sepi. Karena biasanya saat pukul 5.30, tempat latihan sudah didatangi murid yang ingin melihat aku dan Irene latih tanding.

"Pada akhirnya aku menyetujui tawaran Irene ketika dia bilang akan membuatkanku makanan setiap hari selama di akademi," pikirku.

"Tapi membuatkan makanan ya ? entah kenapa kesannya seperti aku dan dia menjadi pasangan beneran. Mungkin dia melakukan ini agar orang lain semakin percaya kalau kita itu pasangan beneran. Meskipun hubungan ini hanya pura-pura tetapi dia totalitas sekali dalam menjalankannya," pikirku lagi.

Lalu aku pun sampai di tempat latihan, terlihat Irene yang sedang berlatih sendiri disana. Irene pun berhenti sejenak ketika melihatku datang.

"Pagi, Rid," ucap Irene.

"Pagi juga, Irene," ucapku.

"Maaf kalau membuatmu datang kesini pagi-pagi begini," ucap Irene.

"Tidak apa-apa, bagaimana kalau kita mulai latihannya sekarang ?," tanyaku.

-

Aku mengajari Irene tentang teknik-teknik sihir es yang aku ketahui dari buku milik orang tuaku. Aku mengajarinya satu persatu teknik itu walaupun tidak semuanya. Irene termasuk tipe yang cepat mengerti setelah diajarkan. Dia langsung bisa memakai teknik yang aku ajarkan hanya dalam 2-3 percobaan. Aku juga mengajarkannya tentang manipulasi sihir dan mana serta Forging magic yang sebelumnya ku ajarkan kepada Noa dan yang lainnya.

"Apa kamu tau cara untuk memperkuat kapasitas mana, Irene ?," tanyaku.

"Dengan olahraga dan meditasi ?," ucap Irene.

"Yah itu benar. Tidak hanya olahraga, hal apapun yang membuat jantungmu semakin bagus juga akan meningkatkan kapasitas manamu. Karena jantung selain sebagai sumber kehidupan juga berperan sebagai inti mana pada makhluk hidup. Makanya setiap orang memiliki kapasitas mana yang berbeda karena kondisi jantung setiap orang juga berbeda-beda. Setiap ras juga memiliki perbedaan pada kapasitas mana mereka," ucapku.

"Selain olahraga, ada juga meditasi. Selain untuk meningkatkan kapasitas mana kita, meditasi juga berguna untuk melatih konsentrasi pada diri kita. Dengan konsentrasi yang bagus akan berguna bagi kita untuk menggunakan sihir atau teknik apapun yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Tapi meditasi yang bagus untuk meningkatkan kapasitas mana kita adalah dengan meditasi di tempat yang mengandung elemen alam, seperti di hutan, air terjun, di sungai dan lainnya. Meditasi dimanapun saat hujan juga bagus untuk meningkatkan kapasitas manamu, karena kamu akan merasakan langsung elemen alam yaitu air hujan tersebut mengenai tubuhmu. Tapi kamu harus tetap fokus untuk bermeditasi dan jangan biarkan konsentrasimu pecah karena air hujan yang mengenai tubuhmu," ucapku.

Irene hanya mengangguk saja sambil mendengarkan. Dia seperti anak kecil yang sedang diajari. Yah aku bilang dia anak kecil bukan dengan maksud meledeknya.

"Selain kedua itu, ada lagi cara untuk memperkuat kapasitas mana milikmu, yaitu dengan memakan makhluk yang memiliki mana. Saat kita makan sehari-hari biasanya ada menu sayuran dan olahan hewan seperti daging, telur dan lainnya. Memakan itu juga akan meningkatkan mana kita tapi dalam jumlah yang sangat sedikit karena kapasitas mana makhluk yang sering kita makan sehari-hari sangatlah sedikit. Tapi memakan makhluk yang memiliki mana yang dimaksud adalah dengan memakan makhluk lain yang memiliki kapasitas mana yang lumayan sampai yang tinggi," ucapku.

"Maksudmu Rid ?," tanya Irene.

"Dengan memakan makhluk seperti Monster, mereka makhluk yang memiliki kapasitas mana yang lumayan. Aku memang tidak pernah mencobanya namun katanya memakan monster akan meningkatkan kapasitasmu apalagi jika bagian monster yang kamu makan adalah jantung monster tersebut," ucapku.

Irene terus mendengarkan penjelasanku.

"Tapi, penjelasan tentang memakan makhluk yang memiliki mana sering diartikan dengan sangat luas, yang akibatnya ada penjelasan tentang memakan daging dan inti mana dari ras lain juga akan meningkatkan kapasitas manamu. Seperti contoh kamu yang manusia memakan jantung dari elf, itu akan meningkatkan kapasitas manamu. Tapi ini hanya sebatas rumor karena aku pun juga tidak pernah mencobanya dan tidak akan pernah mencobanya," ucapku.

Irene hanya fokus saja mendengarkan. Dia seperti tidak merasa takut dengan penjelasan barusan.

"Dan yang terakhir adalah dengan mentransplantasi inti mana dari ras lain ke tubuhmu. Contohnya kamu mentranplantasi kan jantung elf menggantikan jantung aslimu. Itu akan menaikkan kapasitas manamu secara signifikan. Kapasitas manamu akan meningkat sama seperti milik elf itu karena normalnya inti mana elf lebih memiliki kapasitas yang banyak daripada inti mana manusia," ucapku.

Irene terus fokus mendengarkan penjelasanku.

"Irene seperti tidak terkejut ketika mendengar penjelasanku. Padahal menurut nona Karina, mayat Elf yang ditemukan di San Lucia merupakan korban dari transplantasi mana. Apa itu berarti Irene tidak mengetahui tentang itu atau dia tahu tentang itu tapi tidak menunjukkan ekspresi berlebih," pikirku.

Setelahku menjelaskan tentang itu, muncul murid-murid kelasku yang sepertinya ingin melihatku latihan tanding.

"Sepertinya mereka sudah datang untuk melihat kita, kita akhiri dulu pembelajaranku untuk hari ini. Besok kita lanjut," ucapku.

"Baiklah," ucap Irene.

"Kalau begitu, Irene. bagaimana kalau kita sekarang latih tanding ?," tanyaku.

-

Setelah itu, kami pun kembali ke asrama berdua.

"Kalau begitu, aku masuk ke asramaku dulu, Rid. Nanti akan aku bawakan makanan untukmu," ucap Irene.

"Baiklah, aku juga mau masuk ke asramaku," ucapku.

Kami berdua pun masuk ke asrama kami masing-masing.

Beberapa saat kemudian, pintu asramaku diketuk. Lalu aku pun keluar membukakan pintu dan diluar ada Irene yang membawakan makanan.

"Ini untuk sarapanmu," ucap Irene.

"Terima kasih, Irene," ucapku.

"Aku juga berterima kasih karena kamu telah mengajariku hari ini. Aku menantikan pembelajaran selanjutnya. Kalau begitu aku mau kembali ke asrama ku dulu," ucap Irene.

"Baiklah," ucapku.

Irene pun kembali masuk ke asramanya begitupun juga aku yang masuk ke asramaku.

Aku pun membuka makanan yang dibawa oleh Irene dan menuangkannya ke piring. Lalu aku langsung memakan makanan itu. Tidak kusangka kalau makanan itu sangat enak.

"Aku tidak menyangka makanan buatannya seenak ini. Tapi aku lebih tidak menyangka kalau putri seorang Duke bisa memasak padahal pasti saat dia masih tinggal di kediaman Duke, dia sering dilayani oleh para pelayannya. Saat aku berkunjung ke asramanya pun asramanya sangat bersih. Mungkin dibalik ekspresinya yang datar itu, Irene sangat handal mengerjakan pekerjaan rumah," ucapku.

-

Saat siang harinya, aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan lagi. Lagipula hari ini, aku juga tidak ada rencana dengan yang lainnya. Setelah sampai di perpustakaan, aku pun mencari buku-buku yang membuatku tertarik lalu membacanya.

"Sepertinya senior Gretta tidak datang ke perpustakaan hari ini. Mungkin dia sedang banyak kerjaan di Elevrad," pikirku.

Aku berpikir seperti itu karena biasanya aku bertemu senior Gretta yang sedang membaca buku di perpustakaan saat libur. Saat aku sedang fokus membaca, tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku.

"Siang, Rid," ucap orang itu.

Aku pun melihat ke orang itu.

"Senior Nadine ? ah siang juga," ucapku.

Ternyata orang yang menyapaku adalah senior Nadine.

"Apa kamu sedang luang sekarang ?," tanya senior Nadine.

"Yah seperti yang kamu lihat, aku sedang luang dan hanya membaca buku saja. Apa kamu ada perlu denganku ?," tanyaku.

"Ya, aku ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu. Tapi sebelum itu....," ucap senior Nadine.

Senior Nadine menjentikkan jarinya lalu berkata.

~Silence~

Tiba-tiba suara yang kudengar terdengar sunyi. Memang harusnya di perpustakaan tidak boleh berbicara tapi suara yang kudengar kali ini benar-benar sunyi.

"Apa dia menghilangkan suara-suara itu ?," pikirku.

Aku melihat sekeliling dan aku merasakan seperti ada kubah kecil tak terlihat yang mengelilingi aku dan senior Nadine. Sepertinya kubah ini yang membuat suara dari luar tidak terdengar.

"Nah sekarang tidak akan ada yang mendengar obrolan kita disini," ucap senior Nadine.

"Apa sesuatu yang kamu tanyakan itu sangat rahasia sampai harus berbuat seperti ini ?," tanyaku.

"Iya, yang kuingin tanyakan adalah....apa kamu benar-benar berkencan dengan Irene ?," tanya senior Nadine.

"Ternyata pertanyaan tentang ini," pikirku.

"Kenapa kamu tidak bertanya saja ke Irene ? padahal kamu dan Irene kan sepupuan," ucapku.

"Aku sudah bertanya ke Irene dan sekarang aku ingin bertanya hal yang sama denganmu," ucap senior Nadine.

"Begitu ya, sepertinya dia ingin mengkonfirnasi jawaban dariku. Dia ingin mengkonfirnasi apakah jawaban yang ku berikan berbeda dengan Irene atau tidak," pikirku.

"Iya, aku benar-benar berkencan dengan Irene. Apa menurutmu aku dan Irene hanya pura-pura saja ?," ucapku.

Senior Nadine terdiam sejenak mendengar jawabanku..

"Begitu ya, Irene juga memberikan jawaban yang sama. Kalau begitu terima kasih atas jawabanmu," ucap senior Nadine.

"Memangnya untuk apa kamu bertanya seperti itu, senior ? kesannya kamu seperti ingin mengkonfirmasi tentang hubunganku dengan Irene," ucap senior Nadine.

"Tujuanku bertemu denganmu memang untuk mengkonfirmasi hal itu. Karena aku ingin memberitahukan informasi ini kepada seseorang," ucap senior Nadine.

"Kalau boleh tau, siapa yang ingin kamu beritahu informasi tentang hubunganku dengan Irene ?," tanyaku.

"Orang yang ingin kuberitahu tentang ini adalah ayah Irene sendiri, tuan Duke San Lucia," ucap senior Nadine.

-Bersambung