webnovel

MESIN WAKTU UNIT 2.00

12:00 GEDUNG PARLEMEN

nampak beberapa polisi telah menginvestigasi tempat kejadian perkara,ada yang kaget ketika melihat banyak jasad dibelakang panggung,

"kau tidak apa-apa? " tanya Takano sambil menghampiri Myoko yang sedang duduk di lantai

"ya terima kasih karena telah mendorong ku" jawab Myoko ia lalu menyandarkan dirinya ke dinding,"untungnya tidak ada korban jiwa" tak berselang lama terlihat dari jauh bahwa beberapa tentara memanggil Myoko,Myoko yang melihat itu pun langsung beranjak dari tempatnya"kau tidak perlu ikut,aku bisa sendiri"ucap Myoko sambil berjalan menjauh dari Takano,

Takano yang mendengar hal itu hanya mengagguk ia lalu melihat sekitar sampai seorang petugas polisi datang menemuinya,

"permisi apakan anda tuan Takano tsume"tanya petugas itu sambil mengeluarkan sebuah buku catatan dari dalam sakunya,

"ya dengan saya sendiri,ada apa?"

"saya hanya ingin bertanya tentang kronologi yang terjadi sebelumnya,dan apakah anda yang melakukan itu?"tanya polisi itu sambil menunjuk beberapa tim medis yang sedang menggotong kantong mayat dari belakang panggung,

Takano mengangguk,ia lalu menceritakan kronologinya dari awal dia mecurigai mereka sampai membunuh mereka,polisi itu nampak menulis dengan gemetar ketika mendengar Takano bercerita dengan santai,

"baik terima kasih atas kerja samanya,saya akan mengirimkan ini kepada atasan saya,selamat berkerja kembali tuan Takano"ucap polisi itu sambil berjalan menjauh dari Takano,

"sebaiknya sekarang aku mecari teh hijau"ucap Takano ia lalu berjalan menyusuri lorong dan berhenti didepan mesin vanding dan membeli segelas teh hijau,

"waw..."ucap seorang bocah lelaki yang melihat katana yang tergantung di punggung Takano ,bocah itu nampak bersama ibunya yang sedang menelpon seseorang dari handphonenya,

Takano yang menyadari itu langsung mengambil katana miliknya dan menggeng,

"apa itu asli?"tanya bocah itu

"ya ini sangat asli,"

"bagaimana cara mendapatkanya?"

"aku mendapatkanya saat aku mendapat nilai bagus disekolah,"

"benarkah?"

Takano lalu mengaggukan kepalanya"ya jika kau mau belajar aku yakin pasti orang tuamu akan memberikanya,"seketika Takano yang melihat anak itu tersenyum teringat kembali momen paling menakutkan di hidupnya momen dimana istrinya dibunuh dan anaknya hilang,"Izumi...."gumam Takano,

"paman kenapa?"tanya anak itu yang melihat Takano terdiam kaku dengan keringat mengucur dari dahinya,

"ah tidak apa-apa,kaki paman sedikit nyeri"jawab Takano

tak berselang lama anak itu pun pergi bersama ibunya meninggalkan Takano sendirian di lorong,ia lalu duduk di kursi yang berada di lorong dan mencoba melupakan kejadian itu,

"akhirnya aku menemukanmu"ucap Myoko yang muncul dari ujung lorong,ia lalu menghampiri Takano yang sedang terduduk diam,"kau tidak apa-apa?"tanya Myoko yang ekspresi tegang diwajah Takano,

"tidak apa-apa, oh rapatnya sudah selesai?"tanya Takano

"rapatnya belum selesai,kau harus ikut aku"

"kemana?"

tanpa basa-basi Myoko lalu menarik tangan Takano ke meunuju ruang rapat dilantai 3,Takano yang bingung hanya mengikutinya saja,hingga sesampainya diruangan rapat banyak jendral dan mentri sudah duduk di setiap kursi yang ada,Myoko menyuruh Takano duduk dikursi sebelahnya dan tak lama kemudian rapat dilanjutkan,

"halo-halo test test,ok micnya berfungsi,"ucap Takano"jadi.... apa yang tuan-tuan perlukan dari saya?"tanya Takano

beberapa mentri trlihat berbisik sampai salah satu mentri angkat suara"apakah anda benar adalah seorang CLOKER?"

"waw... itu pertanyaan yang spontan namun ya,aku masih seorang CLOKER,"

"ada yang perlu kami beritahu padamu"mentri itu lalu memberikan kode pada para pengawalnya untuk membidik Takano"mesin waktu yang kami buat berhasil dicuri oleh Fukuto knight"tiba-tiba semuanya kaget ketika mendengar prnyataan yang spontan olehsalah satu mentri,"kami tidak tahu harus melakukan apa lagi,karena yang memiliki mesin waktu hanyalah CLOKIN,jadi kami min-"

"sudah tidak usah diperpanjang sudah kuduga pemerintah menyembunyikan ini"ucap Takano dia lalu naik keatas meja,"sudah kami tanya dengan baik jawabanya tidak ada,ya sudah kalau sudah seperti ini terpaksa aku melakukan penghilangan jejak"

"apa yang kau maksud penghilangan jejak?"tanya seorang mentri

"menghilangkan jejak adalah dia akan membunuh kita semua"ucap mentri yang berada disampingnya,

"sebelum melakukanya aku akan membacakan kesepakatan yang sudah dibuat"

Myoko lalu mencolek kaki Takano,dan membuat Takano memalingkan wajah kearahnya"kumohon jangan lakukan itu"

"maaf Myoko peraturan tetap peraturan,isi perjanjian apa bila seorang atau sekelompok orang memiliki sebuah mesin waktu harap langsung mengembalikanya atau memberikanya pada CLOKIN, jika ada suatu orang atau kelompok sengaja menyembunyikan mesin itu dan sudah di investigasi namun masih mengelak orang atau kelompok itu wajib dihilangkan dari sejarah, apakah kalian mendengarnya"ucap Takano,dia lalu mengambil Katana miliknya dan menggenggamnya di sebelah pingganya,

"kumohon ampuni aku, aku memiliki istri dan anak"ucap seorang mentri disusul oleh mentri yang lainya,

"Takano tolong,ini sebuah kesalahan yang umum terjadi"ucap Myoko

"umum? 3 tahun kami menginvestigasi tempat ini dan kau bilang itu umum?"Myoko hanya terdiam"baiklah siapa yang mau pergi duluan,dan tolong CCTV-nya dinyalakan,"Takano lalu mengeluarkan katananya,sebuah katana yang memiliki Sori yn=ang berbeda dengan yang tadi ia pakai,"waktunya menggunakan yang ini"namun ditengah-tengah suasan tegang itu secara mendadak Myoko terpingsan di belakang Takano,Takano yang menyadari hal itu langsung turun dari meja dan membaringkan badan Myoko di atas lantai,"panggil medis!!"

para mentri yang mendengar hal itu ada yang langsung melarikan diri dan ada yang memanggil tim medis untuk Myoko,para tim medis lalu datang dan membawa Myoko ke dalam ambulans yang berada di loby dan membawanya ke rumah sakit terdekat sedangkan Takano hanya berjalan santai melalui tangga menuju lantai bawah,sesekali ia melihat beberapa mentri yang kabur ketika melihat dirinya,ia lalu berjalan keluar gedung dan memesan taksi untuk pergi kerumah sahabatnya yang berada di pinggiran kota New Fukuto,sebuah kompleks perumahan kelas menengah yang sedikit ramai,sesampainya disana ia berjalan melewati setiap rumah yang ada sesekali beberapa orang terdiam melihat katana yang tergantung di punggungnya Takano bahkan ada yang sampai lari,ia lalu berhenti didepan rumah tingkat dengan sebuah kebun tomat dihalamanya,ia lalu menekan bell,

"halo Souji aku mau menjemput Yuka"ucap Takano kearah kamera yang tertempel di daun pintu,seorang wanita lalu mebukakan Takano pintu,wanita itu bernama Minori dia adalah seorang ibu rumah tangga yang senang sekali berkebun nampak ia masih mengenakan baju piamanya,

"oh ada Taka,Souji masih tertidur cuman Yuka berada dikamarnya,"ucap wanita itu"kau sudah makan siang?"

"sudah aku sudah makan siang"jawab Takano,Minori lalu masuk kembali kedalam rumah disusul oleh Takano yang ikut masuk,ia lalu berjalan menaiki tangga sedangkan Minori berjalan ke dapur,ia lalu berhenti didepan pintu kamar yang banyak tertempel stiker-stiker larangan masuk,ia lalu mengetuk pintu itu,

"siapa?"

"pemilik katana"

pintu lalu perlahan terbuka dan nampak seorang gadis berusia 17 tahun dengan rambut short hair dan perban di telapak tanganya,

"kau melukai tanganmu lagi?"tanya Takano yang melihat perban di kedua telapak tanganya,

"ya aku tergores lagi,jadi kapan kita mulai latihanya"ucap Yuka yang sudah sangat tidak sabar,"oh apa guru sudah menemukan petunjuk tentang keberadaan ayah?"

"belum,aku belum menemukanya,mungkin suatu hari nanti,sekarang ambil senjatamu kita berlatih dihalaman belakang"ucap Takano sambil berjalan meninggalkan Yuka yang sedang mengambil katananya,ia lalu menuruni tangga dan berjalan ke halaman belakang,sesampainya disana ia lalu menata sebuah balok kayu dan sebuah papan diatas balok itu,

"siang Takano"ucap Souji yang muncul dari dalam

"kau sudah bangun pemalas"

"hei jangan seperti itu dong hari ini kan sedang libur"ucap Souji

"oh begitukah? karena dipekerjaan ku tidak ada namanya hari libur"jawab Takano sambil mengeluarkan katana dengan sori yang sama dengan yang pertama kali ia pakai,

"katanamu aneh ya,sepertinya kau sering sekali berganti bilah"ucap Souji

"bukan aneh,asal kau tahu didalam Saya miliku ini terdapat 3 Sori yang tersimpan yang masing-masing dapat kugunakan disaat situasi yang mengharuskan menggunakan salah satu Sori,dan yang bisa mengeluarkan katana ini hanya diriku"ucap Takano

"kenapa bisa begitu"jawab Souji lalu menegak segelas kopi

"karena di handle katana miliku sudah kulengkapi dengan sistem lock yang hanya bisa terbuka jika aku yang menariknya"jawab Takano

"kau mau kopi?"tanya Souji

"tidak terima kasih aku tidak minum kopi"jawab Takano

tak berselang lama munculah Yuka dengan keuda katana tergantung di sebelah pinggangnya,

"siang paman"ucap Yuka yang melihat Souji sedang berbincang dengan Takano

"kau sudah makan siang? bibimu sudah memasak makanan tuh"ucap Souji

"iya nanti setelah latihan"jawab Yuka ia lalu berjalan mendekati Takano dan mengeluarkan kedua katana miliknya,

"kau sudah mengasahnya?"tanya Takano

"ya sudah dan aku memberi tsuka yang baru"jawab Yuka

"kenapa kau membeli tsuka yang baru?"

"karena yang lama kurang nyaman saat digunakan"

"ya sudah kalau begitu sekarang kau ulangi teknik menebas yang kuajarkan padamu,"Takano lalu menunjuk papan kayu yang sedikit tebal yang sudah ia siapkan,"gunakan satu saja,jika tanganmu sedang terluka"

"baiklah"Yuka lalu mengembalikan satu katananya kedalam Saya dan memfokuskan pandanganya ke papan kayu itu,ia lalu dengan kuat menebas papan kayu itu hingga membuat katananya tertancap di papan kayu itu, namun tidak membelahnya,Yuka hanya terdiam melihat itu,

"hei Souji apa yang terjadi dengan Yuka?"

"oh dia berlatih sepanjang malam sampai tidak sengaja mengenai kedua telapak tanganya"jawab Souji yang masih duduk menonton mereka dari teras belakang,

"Yuka sudah kubilang-"

"iya aku tahu tidak boleh memaksakan kuncinya adalah ikatan diriku terhadap katana miliku,aku juga harus menjaga diriku"

"nah itu kau tahu"

"iya tapi aku ingin cepat menguasai teknik itu"

"dengar belajar menguasai katana bukan berarti kau harus berlatih berlebihan,jika saja tanganmu terluka dan infeksi nanti justru kau tidak akan bisa menggunakan katana dan kau tidak akan bisa menemukan ayahmu,kau mau itu terjadi?"tanya Takano,

"waw... Taka-san kau sangat perhatian padaku"ucap Yuka

"ya karena kau muridku itu jelas, sekarang perhatikan ini"ucap Takano,ia lalu memposisikan dirinya dan menggenggam erat katana yang sudah ia keluarkan tadi,ia lalu menebas papan itu hingga membuat papan terbelah dan katananya tertancap ke batang kayu yang paling bawah,"jika kau tidak berlatih tidak berlebihan kau mungkin bisa seperti diriku"ucap Takano,Yuka lalu diajarkan latihan ringan sampai sebuah suara panggilan terdengar dari dalam handphonenya ia lalu mengangkatnya,

"ya dengan Takano sume disini"ucap Takano

"Takano kau harus kemari,cepat sekarang!"ucap Myoko dengan nada pelan

"baiklah aku kesana,kirimkan alamat rumah sakitnya"jawab Takano,ia lalu mematika handphonenya dan menatap kearah Yuka,"kau mau ikut?"

"kemana?"

"jalan-jalan saja,ayo kau mau ikut atau tidak?"tanya Takano.