webnovel

Parallel dimensional explorer: becoming another future

berkisah indonesia tahun 2039 di masa depan, seorang anak SMA bernama Renaldi yang gagal dalam ujian masuk Universitas negeri. sewatu ketika dirinya pulang, renaldi bertemu orang aneh yang mengaku seorang penjelajah dimensi dengan perbedaan sebesar 1.500087% dari dimensinya sekarang. kemudian renal terkirim ke dimensi lain. Terdampar di dimensi, dimana manusia mampu membuat pradaban antar bintang. saksikanlah petualangan renal di dimensi 1.5, yang penuh akan konflik. Bertema isekai yg laen dari biasanya. #mecha

GreedFoxNV · Sci-fi
Not enough ratings
67 Chs

Chapter 3 part 2/4 Angkatan militer dan satuan Unit Albion

"Bagian mana yang luka parah".

"luka perutnya terbuka lagi akibat pertengkaran tadi, namun tidak sampai membahayakan nyawanya, kalau saja benturan ketembok sedikit lebih keras dari ini mungkin cidera berat ditulang punggungnya akan retak bahkan bisa jadi patah"

"Sial!!, lalu luka di kepala?".

Secaning automatis kembali menutup, kemudian memancarkan sinar hijauh tanda dimulainya pemeriksaan sepesifik di area kepala.

Saat ini wanita yang terluka tadi dibawa di suatu ruangan, ruangan warna putih terang sekali seperti seakan-akan tiap-tiap dindingnya perak, cukup luas untuk menampung belasan orang, di salah satu sisi ruangan terlihat enam kapsul mencolok dimana didalamnya diisi oleh semacam zat kimia campuran ekstrak protein, vitamin, gizi dan lainya, mirip dengan cairan di dalam cangkang telur dimana regenerasi tubuh terjadi sini hingga tercipta sebuah kehdupan, kapsul itu sederhanya meniru metode itu bedanya kapsul ini hanya untuk regenerasi tubuh manusia bukan membuat kehidupan baru.

Kapsul pengobatan automatis yang sangat ampuh menyembuhkan cidera apapun, bahkan bisa menumbuhkan bagian tubuh manusia yang hilang, karna senyawa kimia dalam kapsul itu cenderung mudah terpengaruh oleh sel regenerasi tubuh hingga mampu menyesuaikan kode genetik tubuh itu sendiri layaknya mereka sel yang sama.

Disisi lainya ada sebuah rungan penuh dengan botol kaca sangat banyak, mungkin hampir belasan ribu ketika sesorang pertama kali memandangnya.

Ruangan pengobatan dan penelitian kimia dari kapal skywing saat ini isi oleh kevin, angle, dan wanita yang terbaring, sudah sekitar hampir 4 jam yang lalu kejadian pertarungan antara leon dan wanita ini, selama itu pula kevin dan angle bekerja keras menyembuhkannya.

Karna angle hanya robot yang dikususkan sebgai pendamping, secara kasar dia tidak punya perangkat keras untuk mendukung upaya pengobatan, namun dia punya akses untuk memerintahkan AI di rungan ini selama terhubung ke server.

"Sekitar satu jam lagi mungkin dia akan bangun master" ucap angle dengan suara robotnya.

"Baguslah, mari kita tunggu sebentar lagi".

Mata robot angle melihat ke tuannya kemudian berkata.

"Master, apa aku boleh mengunakan kapsul penyembuh?"tanya angle.

"Seberapa parah lukanya".

"Tidak parah, hanya saja untuk kesembuhan menyeluruh mungkin opsi itu layak di pilih".

"Tidak usah, persedian senyawa kapsul kita terbatas, apa lagi digunakan hanya untuk orang asing yang baru kita temui, sebisa mungkin gunakan metode konfensional, masukan juga kata-kata ku ini dalam program mu sebagai prosedur awal ketika berhadapan dengan orang asing".

"Dimengerti"

Sangat jarang ruang pengobatan mirip Lab kimia ini digunakan, bahkan di antara mereka bertiga selama ini hampir tidak memerlukan pengobatan darurat.

Karna itu lah sebabnya angle bertanya pada kevin, karna bagi angle ini adalah hal baru dan belum ada secara sepesifik apa yang harus dilakukan dihadapkan pasien asing di ruang kusus ini.

"Master apakah renal bisa di angap sebagai orang asing pada prosedur yang baru di buat ini" tanya angle ketika loading pembuatan prosedurnya di hentikan sejenak.

"Tidak, renal sudah dianggap bagian kru kapal ini".

Agak kecewa kevin mendengar hal ini.

Apa yang bisa kuharapkan dari AI yang belum sempurna, masih ada beberapa ambigu di programnya, walaupun robot ini fersi kedua dari kelima ciptaanku, tetap saja ini mengecewakan, gumam kevin dalam hatinya.

"Dimengerti master, maaf mengecewakan anda"

Menatap ke arah robot yang di anggap cacat oleh Kevin sekarang dengan memasang ekspresi datar.

Kevinpun berfikir, Mungkin aku harus mengcopy program angle 05 ke semua robotku, gumam kevin dalam hati.

Hal yang membuat kevin tidak dari awal mengcopy semua mungkin hanya karna Egonya, dimana ketika melihat perbedaan kualitas dari tiap ciptaannya akan membuat kevin bernostalgiadan mengingat seluruh usaha kerasnya dalam setiap pengembangan, dan menjadikan itu semua sebagai penyemangatnya dalam pengembangan kedepanya, yah itu murni karna ego saja.

Bagi orang seperti kevin yang memandang kesempurnaan sebagai hal yang selalui ingin dia gapai, kadang kala memang tidak ada salahnya menerima kekurangan dalam kenyataannya, tapi semua itu bukan alasan untuk berhenti mengejar kesempurnaan.

"Master, sistem mendeteksi pancaran glombang otak dari pasien meningkat, sepertinya dia akan segera bagun"

"Huf, Ini terlalu cepat, angle keluar dari ruangan ini, hindari segala bentuk kontak apapun dari orang ini, jadikan itu proritas tertinggi", jawab kevin.

Terlalau berharga bagi kevin menunjukan teknologi sekelas angle, entah apa yang mungkin terjadi bila orang asing melihatnya, dalam pikiran kevin mungkin saja ketika orang didunia melihat angle bakal berhasrat mengeksploitasinya, untuk menghindarinya sangatlah penting tidak melihatnya sama sekali.

Walaupun memang ada beberapa tipe robot mini yang praktis bisa bawa kemanapun dan dalam keadaan apapun dan ukuranya sekitar 10-25cm aja, bentuknya ada mirip phonsel dan ada yang hanya terlihat seperti kotak biasa, emang pada dasarnya setiap robot terhubung dalam satu server, mereka bisa berbagi pengetahuan dari tiap fersinya hanya saja perangkat kerasnya lah yang menentukan sebatas apa bergunanya robot angle, wajarnya seperti itu hanya saja tidak demikian, ada code program internal dan ada yang external di beberapa robot, itulah mengapa angle fersi satu dengan fersi setelah ada ketimpangan kualitas, meski begitu bila dibandingkan setiap kecerdasan buatan yang pernah kevin temui saat penjelajahan dimensi tidak ada satupun dapat menyentuh bahkan angle fersi awal, sebesar itulah bagaimana majunya pengetahuan tetang kecerdasan buatan milik kevin.

"Baik master"

Menerima perintah masternya, robot angle melayang meningalkan ruangan.

Memandang kembali ke wanita tertidur ini, kevin terdiam beberapa saat, mengingat kembali bentuk robot raksasa yang di naiki wanita ini.

"Kuharap, ini tidak akan merepotkan, dan semoga saja dimensi yang cukup canggi sehingga bisa kupelajari".

Baru pertama kalinya kevin mulai tertarik, untuk berfikir keluar dari kapal ini, hampir di setiap kali ketika mencapai suatu dimensi, kevin mengandalkan laporan viktor sepenuhnya unutk menilai apakah dirinya pantas untuk keluar dan menjelajah, obsesi tertinggi kevin adalah teknologi, dimana kalo pun misalkan mereka sampai pada sebuah dunia dimana ilmu pengetahuan semacam economy,politik,medis,sosial,militer,atau bahkan hukum dan sejenisnya, selama tidak ada sesuatu yang membuat kevin perfikir "apakah mungkin ada teknologi setingkat ini" maka ketertarikan adalah sesuatu yang jarang di tunjukan kevin.

Berjongkok dan menatap wajah manis pasiennya, melihat dari muka sampai kekepala, wajarnya pria biasa mana pun akan tersipu malu menatap wajah wanita secantik ini, tapi kevin tidak sedikitpun merasakan dorongan seksual terhadapnya.

"Setidaknya mereka masih tetap manusia, walaupun perbedaan dimensi sejauh inipun manusia tetap menjadi penghuni bumi ini, fakta yang sangat jelas bila aku menarik kesimpulan dari semua hal yangku alami selama ini".

Berfikir dan berfikir, memaksimalkan segala neuron dalam otaknya untuk berfikir cepat.

"Alien itu ada atau tidak, aku tidak tau, atau mungkin alien itu sebenarnya manusia yang berevolusi"

Sampai titik dimana kevin memikirkan hal yang bukan keahlianya, tidak rasional bila pikiran kevin sekarang diluapkan menjadi sebuah kata-kata, Bagi orang yang mempelajari teknologi seperti mesin kata-kata tanpa bukti adalah omong kosong, karna sejauh apa yang dilakukan kevin selama ini, selalu menyeimbangkan pikiran perkataan dan perbuatan, hingga mampu menciptakan suatu trobosan teknologi yang bisa kevin realisasikan.

"ini menyedihkan tidak biasanya aku menyimpulkan sesuatu tanpa dibarengi bukti-bukti lainya, sangat tidak ilmiah, huff" mengatakan itu sambil membuang nafas pelan.

Baginya ilmu yang bisa dilihat hasil fisiknya jauh lebih membuat nyaman ketimbang harus mempelajari ilmu semacam Hukum,sosial,maupun politik, tapi bukan berarti kevin tidak tau ilmu itu, bagi orang sejenius kevin semua itu mampu dia jalani, ini hanya soal ketertarikan.

Kembali berdiri tapi masih tetap menatap ke kebawah, dan memperhatikan setiap detail wanita ini.

"Nona, rahasia apa yang kamu ketahui, kalau saja kau mati waktu itu mungkin saja aku harus membedah isi otakmu untuk mencari tahu, bersukurlah kebodohan dari pria itu tidak membuatmu mati".

Apapun akan kevin lakukan untuk setetes ilmu, layaknya sebuah moto hidup dari diri kevin.

"Akan merepotkan kalo harus sampai setingkat itu, ilmu medisku tidak terlalu banyak hanya sebatas menyembuhkan dan mengoprasi orang saja kau tau, dan aku juga tidak tertarik melanjutkanya, hanya saja ilmu kedokteran sangat berguna bukan"berbicara sendiri, Seakan-akan kevin berbicara dengan wanita tertidur ini.

Sudah cukup lama robot angle pergi dari rungan ini, kira-kira hampir 30menit, waktu penuhi gumaman kevin, setiap topik dia perbincangkan, ini mungkin hanya untuk menenangkan dirinya dari tindakan bodoh seseorang beberapa saat lalu.

Duduk di kursi sembaring sedikit meregangkan lenganya, sambil memperlihatkan posisi duduk layaknya bos sombong dari suatu corporation lengkap dengan kaki tangan dipakuan paha sebelahnya.

"Sepertinya sudah waktunya yah".

Gerakan jari mulai terlihat.

Wanita itu mulai membukakan matanya sedikit demi sedikit.

Mengangkat sebagian tubuhnya.

"Echk, apa yang terjadi, dimana ini?".

Terlihat ekpresi bingungnya, sebagian tubuhnya masih kaku terutama kakinya yang blum bisa di gerakan, hanya masalah waktu saja untuk dia benar-benar pulih.

Melihat kesamping disitu ada kevin, reflek berusaha menujukan sikap waspada, namun karna tubuhnya belum sepenuhnya di gerakan membuat semua itu sia-sia.

"Siapa kau, dan apa mau mu?"tanya wanita itu.

"Tenang,tenang, kita sekutu" jawab kevin.

Masih dalam posisi curiga, tapi perlahan-lahan mencoba berfikir ulang lagi.

Melihat kekanan dan kekiri, seluruh runggan begitu tampak asing.

"Aku tidak pernah melihat interior kapal seperti, siapa kamu dan dari mana kamu berasal?".

Kevin terdiam sesaat lalu kemudian menjawab.

"Menurutmu dari mana?".

Mata wanita ini terpejam sesaat.

"Tidak ada pemberitahuan apapun dari unit komunikasi markasku tentang sebuah kapal di samudra tengah"

Terdiam dan terdiam sambil memasang ekspresi tenangnya.

Seharunya aku memangil viktor disini, dia yang lebih ahli berurusan dengan orang asing, pikir kevin sambil dibarengi beberapa penyesalan.

"Mungkin lebih baik, kita mulai dulu dengan perkenalan".

Berusaha hati-hati ketika menjawab, kevin mengerahkan sebgaian potensi otak untuk berfikir, tidak seperti viktor yang sangat ahli memilih setiap diksi untuk menghindari kemungkinan terburuk, bagi kevin yang selalu di kapal ini, bercakap dengan orang luar adalah hal baru baginya, yang susah adalah membangun kesan pertama harus seperti apa sekaligus menghilangkan kecurigaan.

Tidak seperti leon yang tangkas, kevin sama sekali tidak bisa bertarung, adalah suatu keajaiban bila ia tidak diserang oleh wanita ini, biasanya ketika seseorang terlalu curiga dan melihat sekeliling maka dia mungkin berfikir dalam bahaya, dan juga bisa dia menyerangnya ketika melihat pertama kali, tapi untungnya wanita ini belum bisa benar-benar mengerakan tubuhnya, seperti memaksa dia untuk menempuh jalur diplomasi.

Mencoba menenangkan dirinya, wanita ini pun berkata.

"Iyah, mari perkenalan, namaku Charlotte von braun, dari satuan militer angkatan darat unit albion cabang timur" jawab tegas Charlotte.

Kevin terdiam sesaat sambil merangkai kata-kata.

" Namaku kevin, aku dari satuan unit kusus peneliti pusat" jawab kevin dengan ekspresi datar.

"Sukurlah kupikir kau musuh, dari pusat yah, apa kah itu distrik perkotaan Astria?".

"Aku tidak memberikan info lanjut lebih dari ini maaf".

Jawaban kevin sontak membuat charlotte kembali bersikap waspada dan memandang kevin penuh kecurigaan.

Suasaan berubah seketika, terasa mencekam bagi kevin.

"Penelitian apa kau lakukan?"tanya charlotte mencoba memastikan.

"Aku tidak bisa mengataknya lebih lanjut, tapi itu berkaitan dengan uji coba teknologi baru untuk militer dari pimpinan pusat".

Tidak butuh waktu lama kevin untuk secara sepontan membuat sekema cerita ini, masalah selanjutnya ada pada percaya tidaknya charlotte akan karangan kevin.

Dan kehawatiranpun jadi kenyataan.

"berikan aku kartu tanda pengenalmu".

"Aku tidak membawanya saat ini. dan aku tidak juga akan memberikannya padamu karna biodata kami rahasia, hanya kalo yang ini kau boleh melihat"sambil menyodorkan tanggannya yang berisi kartu.

Beberapa saat lalu ketika kevin dan viktor menemukan semacam kartu pengenal pilot dari charlotte, dimana mereka langsung membuat copyan palsu untuk menghindari sesuatu yang merepotkan, copyian ini sanggat mirip hingga seseorangpun tidak akan curiga baik dari luar maupun dalam, viktor dan kevin sadar bahwa kartu ini semacam kartu elektronik, yang artinya akan ada data disana, dimana seluruh kru kapal tidak mempunyai data apapun, sehingga sangat rawan untuk diketahui yang berbuntut dicurigai atau bahkan dianggap sebagai musuh, itu kalo ada perangkat untuk memeriksa.

Kartu ini sudah lebih dari cukup untuk menekan kecurigaan tak berarti dari wanita yang mereka temukan ini.

Kevin memberikan kartu itu kepada charlotte, disana terlihat jelas nama Leon pada kartu itu.

"dia adalah penjaga kami, dari satuan kusus yang diutus oleh pusat"

"Apa kode sandinya?" tanya charlotte dengan penuh curiga.

"Apa kau yakin, dan apakah kau punya kapasitas nenanyakan itu" jawab kevin dengan menunjukan ekspresi dingin.

Seakan-akan benar-benar menjadi unit rahasia yang sangat rahasia, penekanan demi penekan akan terus di berikan untuk menujukan serahasia apa itu, kalau perlu totalitas yang tidak maen-maen akan perannya, sehinga siapapun tidak akan tahu bahkan setelah kevin mati, terlebih lagi didukung dengan seberapa cerdas kevin dalam memanipulasi informasi kususnya di bidang elektronik, informasi data dan sebagainya, walaupun ada beberapa kehawatiran akan mekanisme program di dunia ini tentang bagaimana kevin mampu memahami dan mengakalinya atau tidak, kesimpulan berdasarkan bagaimana kevin melihat robot besar itu, akan sangat tidak mungkin bahwa tidak ada satupun sistem menyerupai komputer di dunianya dulu.

Saling memandang satu sama lain, mata mereka bertatapan, suasana terasa menegangkan disekitar, kalau saja ini di luar rungan mungkin akan ada angin besar menghembus ke rambut mereka.

Rungan sunyi sepi tanpa ada suara sedikitpun, hanya terlihat lampu bersinar terang di atasnya.

Beberapa saat terlewati, dan di akhiri dengan hembusan nafas charlotte.

"Aku mengerti"jawab charlotte tegas.

Keadaan kembali normal lagi.

"Baguslah kalau kau mengerti maksudku".

"Tapi aku harus bertemu pimpinan mu".

"Oke, kita pergi" jawab kevin.

"Aku ingin bertanya satu hal lagi?".

"Oo, apa itu?".

Charlotte melihat ke tangannya yang penuh luka, lalau memengang perutnya yang masih sakit, sembaring mengingat kembali pertarunganya beberapa waktu lalu.

"orang yang tadi bertarung denganku, siapa namanya" tanya charlotte.

Sensasi waktu itu masih dirasakan oleh charlotte, sensasi panas di perut dan pikiran yang entah dimana.

Ekspresi muka datar ditunjukan kevin, ini seperti dia mencium bau-bau akrab, setidaknya firasat dan penilaian mengatakan demikian.

"Lihatlah kartu yang kuberikan padamu, dia pelakunya".

Melihat kembali kartu yang dia pengang lalu charlotte berkata.

"Jadi namanya leon".

Tanggan charlotte gemetar sesaat, sambil mengegam dan membuka mencoba merasakan kembali sesasi itu, kini kaki charlottepun sudah bisa di gerakan hanya tinggal beberapa saat lagi sampai sempenuhnnya pulih.

Baru pertama kalinya aku dikalah kan semudah itu, adalah apa yang dipikirkan charlotte saat ini, sebagai seorang pilot memang jarang dan tidak harus bertarung secara tangan kosong, namun rasa bangga adalah doktrin dalam angkatan bersenjata negaranya, arogansi bagi perwira sepertinya lumrahnya dimiliki oleh banyak perwiralainnya.

Sebagai sersan satu, dia sudah sering bertarung dengan sangat banyak perwira, tidak pernah satu kali pun lawannya berhasil mengalahkan charlotte tanpa terluka, itu sunggu menghancurkan arogansi yang selama ini dia miliki, dan oleh karna itu.

"Kau tidak bisa mengalahkan dalam pertarungan ingat itu, jadi jagan pernah berfikir untuk bertarung lagi dengannya" ucap kecin sambil menujukan mata sinis.

Mendengar ucapan kevin, lamunan charlotte terhenti karnanya, bila melihat dari mata kevin itu seperti orang yang kaget namun masih berupanya menutupinya.

"Aku akan membalasnya suatu hari nanti".

Ya sudah lah, gumam kevin dalam pikiran.

Mengulurkan tangan ke charlotte.

" bukankah kau sudah sembuh?"

" kurasa iyah".

Mengapai tangan kevin lalu kemudian berdiri, baju pasien berkibar sebentar oleh kecil.

Berdiri sejajar, harusnya begitu tapi melihat dari sudut pandang lain, ada kesenjangan ukuran di antara kedua, dimana pria lebih pendek dari wanita.

Sebegitu pendek kah diriku, kelus kevin dalam hatinya.

Kembali kemode santainya, kevinpun berkata.

"Nama mu charlotte kan, akan ku ingat nama itu".

Sedikit mengerutu dalam hatinya melihat perbedaan ini, tangan yang dari tadi saling berpegang kini dilepas.

Kevin berjalan menuju pintu, sambil sedikit memberikan isarat tubuh mencoba mengatakan "ikut aku".

"Yah mungkin aku harus membuat buku daftar kematian oleh leon suatu hari nanti" gumam kevin.

Melihat potensi akan kemungkian mengerikan dimana leon tidak bisa menahan sifat bar-barnya, kevin mengenal leon begitu lama sehinga sampai titik dimana dia mampu memperkirakan banyak hal yang ketepatanya hampir 100% tentang leon, dan bahkan dia yakin kalo saja ada sebuah naga yang berduel dengan leon, kevin dengan yakin menyatakan leon pemenangnya, "metafora yang benar-benar berlebihan bukan" pikir kevin.

Charlotte melihat kebawah, dan mengatakan.

"Sebelum itu, bisakah kau memberikan aku beberapa baju ganti".

"Kurasa memang tidak sopan bukan, bertemu comandan dengan pakaian itu"