webnovel

Pangeran Phoenix Kegelapan

Alu dipaksa oleh ayahnya untuk menelan jiwa naga milik sahabatnya untuk membangkitkan jiwa Phoenix miliknya. Meskipun dia tidak mau, dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan kehendak ayahnya. Tragedi terjadi, dan itu mengakibatkan sahabatnya sangat membencinya. Mereka menjadi musuh hidup dan mati. Alu yang dibenci oleh Elizabeth pada akhirnya membenci ayahnya sendiri karena apa yang dia lakukan. Namun, ketika Alu tumbuh lebih dewasa di bawah asuhan ayahnya, Alu mulai berhenti menyesali apa yang terjadi di masa lalu saat dia menyadari betapa pentingnya kekuatan. Tanpa kekuatan, seseorang ditakdirkan untuk ditinggalkan.

Saubi1234 · Fantasy
Not enough ratings
63 Chs

Kebangkitan dan Bencana

Dragon Kingdom.

City of Dragon.

...

Rumble... Rumble... Rumble...

Gemuruh Guntur terus bergema sementara kilat terus berkelip-kelip di atas langit kota, membuat malam yang gelap tampak seterang siang hari.

Semua penduduk kota Dragon terlihat gemetar dengan ekspresi gugup saat mereka memandang istana megah di tengah kota.

Di atas istana itu, kobaran api berwarna emas tampak saling dorong mendorong dengan cahaya hijau yang membentuk bayangan naga.

Meskipun bayangan naga itu terlihat sangat agung, terlihat jelas kalau itu sedang ditekan oleh kobaran api emas.

Dan seiring waktu berlalu, ukuran naga itu tampak semakin mengecil saat kobaran api emas terus menekannya ke bawah. Hanya beberapa saat kemudian, bayangan naga itu sudah sepenuhnya musnah sementara api emas mulai menelan seluruh istana di tengah kota.

Melihat itu, para penduduk kota Dragon yang gemetar tidak bisa lagi menahan ketakutan mereka. Satu persatu dari mereka mulai jatuh ke tanah.

"Kerajaan Naga sudah selesai." Beberapa penduduk berbicara dengan nada sedih.

"Klan Phoenix benar-benar keterlaluan, raja itu sudah memperlakukan mereka dengan sangat baik selama ini. Dia bahkan mempertunangkan putrinya dengan tuan muda Phoenix. Siapa yang menyangka kalau mereka akan memberontak."

"Aku berharap Putri Naga akan baik-baik saja. Selama dia bisa hidup, aku bahkan rela jika aku harus mati sekarang."

....

Di halaman istana.

Ada lebih dari seratus orang terbaring tidak berdaya.

Di depan mereka, seorang pria paruh baya dengan mahkota di kepalanya terlihat berlutut sementara mulutnya memuntahkan beberapa suap darah. Jubah hijau yang dia kenakan terlihat compang-camping sementara tubuhnya dipenuhi dengan luka bakar.

Di belakang pria paruh baya itu ada dua orang wanita. Satu terlihat seusia dengan si pria paruh baya sementara yang satunya lagi hanyalah gadis muda yang tampak baru berusia tujuh tahun.

Gadis muda itu memiliki kulit putih, rambut emas, dan mata sebiru berlian.

Meskipun dia masih sangat muda. Hanya dengan melihat wajahnya yang sekarang, bahkan seniman terbaik tidak dapat membayangkan seberapa cantik dia ketika dewasa nanti.

Pria di depannya dan wanita yang memeluk dari belakangnya jelas adalah ayah dan ibunya.

Saat ini, keluarga tiga orang itu menatap pada pria paruh baya yang mengenakan jubah merah tidak jauh di depan mereka.

Apa yang mengejutkan adalah: di belakang pria paruh baya itu sebenarnya ada pemuda yang tampak seusia dengan gadis muda di depan.

Gadis dan pria muda itu saling menatap satu sama lain.

Sementara gadis muda itu menatap dengan mata tajam, pria muda itu terlihat menundukkan kepalanya dengan ekspresi malu.

"Zaden, aku tidak menyangka kalau kau sudah mencapai tahap Raja Nirvana." Ucap pria yang berlutut.

"Tapi aku pernah mengatakan kau bisa menjadi raja jika kau mau. Agar kau menghianati ku, aku yakin kau memiliki tujuan lain." Dia menatap pada pria berjubah merah yang dipanggil Zaden.

"He-he-he." Zaden terkekah.

"Lydan sahabat ku, kau memang yang paling mengenal baik diriku ini." Zaden menjawab.

Zaden kemudian mengalihkan tatapannya pada gadis muda di belakang Lydan.

Gadis muda itu adalah gadis yang dikenal sebagai Putri Naga.

"Fakta bahwa putrimu lahir dengan jiwa Naga membuktikan klan Naga mu benar-benar keturunan Naga yang turun dari Surga. Bukti ini jauh lebih kuat daripada teknik kultivasi Naga yang kalian warisi." Dia berbicara sambil melirik sejenak ke atas langit.

Apakah itu klan Naga atau klan Phoenix, keduanya memiliki teknik kultivasi misterius yang mereka warisi dari leluhur mereka. Itulah yang membuat mereka sedikit yakin kalau mereka benar-benar keturunan Naga dan Phoenix yang legendaris.

Hanya saja, selama ini, belum pernah ada orang yang bisa mengkultivasikan teknik itu dengan baik. Beberapa orang dapat menguasainya, tapi ketika dilepaskan, teknik itu bahkan lebih buruk daripada teknik biasa.

Jika bukan karena cara-cara teknik itu yang sangat misterius, orang-orang pasti sudah menganggap itu hanya teknik sampah.

Rumor mengatakan teknik itu hanya bisa dikuasai jika seseorang memiliki jiwa Naga atau Phoenix.

Yang misterius dari teknik itu adalah: teknik itu sebenarnya tidak diwariskan dari orang-orang. Itu sebenarnya diwariskan langsung melalui garis darah anggota klan Naga dan klan Phoenix. Selama mereka berasal dari kedua klan itu, teknik itu akan dengan sendirinya muncul dalam diri mereka ketika mereka mencapai tahap-tahap tertentu. Sejauh ini, mereka akan mendapatkan satu teknik untuk setiap tahap kultivasi.

"Jika klanmu benar-benar klan Naga, itu berarti klanku juga klan keturunan Phoenix." Zaden menatap Lydan.

"Namun, sementara putrimu lahir dengan jiwa Naga, mengapa putraku tidak memiliki jiwa Phoenix?" Ucapnya sambil melirik sejenak pada pemuda di belakangnya.

"Zaden, bukankah sudah ada catatan di klan mu kalau jiwa Naga dan Phoenix hanya untuk mereka yang ditakdirkan?"

"Itu benar. Tapi ada satu hal yang tidak pernah aku beritahu padamu." Dia kemudian menunjukkan senyum yang membuat Lydan merasa buruk.

"Dalam catatan klan Phoenix ku, ditulis bahwa jiwa Naga dapat membantu membangkitkan jiwa Phoenix. Selama seseorang dari klan Phoenix menyempurnakan jiwa Naga, mereka dapat mengubah jiwa Naga itu menjadi jiwa Phoenix. Dalam catatan, cara ini dianggap sebagai cara terlarang, tapi siapa yang peduli selama putraku bisa mendapatkan kekuatan Phoenix."

"Apa." Lydan tampak sangat terkejut saat dia mendengar kata-kata Zaden. "Tujuanmu adalah?"

Sebelum Lydan bisa menyelesaikan pertanyaannya, Zaden sudah melanjutkan kata-katanya.

"Meskipun ada beberapa persyaratan, sayangnya antara putrimu dan putraku benar-benar memunuhi semua persyaratan itu sejak mereka dilahirkan."

"Hahahaha." Dia mulai tertawa terbahak-bahak.

"Tujuanku adalah mengambil jiwa Naga putrimu untuk membangkitkan jiwa Phoenix putraku."

Ketika Lydan dan orang-orang klan Naga di belakangnya mendengar kata-kata Zaden, ekspresi mereka semua menjadi sangat buruk.

"Zaden, kau berani melakukan itu. Ayahku pasti tidak akan membiarkan mu pergi jika kau berani menyakiti cucunya." Wanita yang memeluk Putri Naga berteriak dengan suara serak.

"Oh Resha, aku ingat ayahmu adalah penatua agung Kuil Bulan Purnama, bukan." Zaden menatap pada wanita yang dipanggil Resha yang merupakan istri dari Lydan.

"Tapi setahuku, kultivasi penatua agung Kuil Bulan Purnama hanya di lapisan ketujuh ranah Nirvana yang berarti dia hanya Raja Nirvana tingkat rendah sama sepertiku. Bahkan jika penguasa Kuil Bulan Purnama yang dikatakan memiliki kultivasi Raja Nirvana tingkat menengah, aku masih tidak takut pada mereka."

Setelah mengatakan itu, Zaden kembali menatap pada putranya.

"Baiklah nak, sekarang saatnya kita memulai upacaranya." Ucapnya sambil menarik kerah belakang putranya.

"Tidak, aku tidak akan melakukan itu. Aku tidak akan mengambil jiwa Naga Putri Elizabeth." Teriak pemuda itu. Dia mencoba memberontak saat ayahnya menariknya menuju Putri Naga atau Putri Elizabeth.

Dia dan Putri Elizabeth sudah bertunangan sejak mereka lahir. Tapi lebih dari itu, mereka sudah menjadi sahabat sejak mereka sangat muda.

Terlepas dari usia mereka yang masih sangat muda, mereka tahu kalau mereka saling mencintai satu sama lain. Bagaimana mungkin dia menyakiti wanita yang dia cintai hanya demi kekuatan.

"Jangan nakal nak, setelah kau membangkitkan jiwa Phoenix-mu, kau tidak akan menyesali ini."

Zaden mengguncang tubuh putranya untuk menenangkannya.

"Zaden, aku tidak akan membiarkanmu melakukan itu." Lydan yang berlutut mencoba berdiri untuk menghalangi jalan Zaden.

Tapi Zaden hanya dengan santai melambaikan telapak tangannya. Telapak tangannya bahkan tidak mengenai Lydan tapi hanya hembusan angin dari lambaian telapak tangannya yang langsung melemparkannya beberapa puluh ke kejauhan.

"Zaden, mengapa kau melakukan ini? Apakah karena itu?" Resha yang memeluk putrinya menatap Zaden dengan mata berair.

"He-he-he." Zaden sekali lagi terkekeh.

"Seperti kata pepatah: setiap orang untuk dirinya, dan iblis mengabil yang paling belakang. Di dunia kultivasi di mana kekuatan adalah segalanya, apakah salah mengambil milik orang lain untuk meningkatkan kekuatan diri sendiri?" Zaden menjawab dengan ekspresi acuh tak acuh.

Setelah dia mengatakan itu, dia mengarahkan tangannya ke arah Putri Elizabeth.

Resha ingin menghalangi tangan Zaden tapi hanya dengan gerakan santai Zaden, dia langsung terlempar ke samping Zaden.

Hanya Putri Elizabeth yang tersisa di sana. Dia menatap pada Zaden dengan ekspresi takut. Namun, jauh di dalam matanya, ada kebencian yang tertahankan.

"Lass, aku tahu kau mencintai putraku. Tapi sebagai orang yang terlahir dengan jiwa Naga, kau ditakdirkan untuk terbang melintasi langit.

Putraku mungkin berbakat, tapi paling banyak dia hanya bisa menjadi Raja di Benua Cahaya Suci yang kecil ini. Bagaimana kalian bisa bersama jika perbedaan kalian ditakdirkan menjadi begitu besar.

Karena itu, jika kau ingin terus bersama putraku, kau lebih baik mengorbankan jiwamu untuk kebangkitan putraku. Sejak saat itu, jiwamu akan selalu bersama dengan putraku." Ucap Zaden sambil menatap Putri Elizabeth.

Setelah dia berbicara, dia langsung mengambil tindakan. Dia mengarahkan tangannya ke arah kepada Putri Elizabeth sebelum mengalirkan energi spiritual ke tubuh kecilnya.

Roar...

Tepat setelah energi spiritual Zaden memasuki tubuh Putri Elizabeth, raungan marah tiba-tiba bergema dari dalam tubuh Putri Elizabeth sebelum bayangan Naga Emas raksasa berwarna emas muncul di belakangnya.

Meskipun itu hanya bayangan, itu memancarkan aura agung yang membuat orang-orang merasa ingin menyembahnya.

Itu menatap ke arah Zaden dengan mata dingin dan acuh tak acuh seperti seorang dewa yang menatap semut kecil.

"He-he-he." Zaden tidak menunjukkan ekspresi ketakutan saat dia ditatap oleh Naga itu. Sebaliknya, dia bahkan terkekeh santai.

"Benar-benar makhluk yang agung. Tapi sayangnya saat ini kau hanya jiwa kecil yang lemah. Aku mungkin hanya seorang Raja Nirvana tapi aku masih bisa menekanmu." Ucapnya.

Zaden kemudian mengarahkan tangannya ke arah bayangan Naga yang merupakan jiwa naga Putri Elizabeth.

BuzZz....

Energi spiritual berwarna merah menyembur dari tangannya dan itu langsung menenggelamkan jiwa Naga di bawah gelombang energi spiritualnya.

"Roar..."

Naga itu meraung mencoba membebaskan diri tapi gelombang energi spiritual itu seperti rantai besi yang menahannya, membuatnya benar-benar tidak bisa bergerak.

Zaden kemudian menarik jiwa Naga itu ke arahnya.

Ukuran jiwa naga menjadi semakin kecil saat itu semakin dekat dengan Zaden. Ketika tiba di depan telapak tangannya, itu sudah mengecil hingga seukuran anak burung.

Zaden menggenggam jiwa Naga itu di telapak tangannya sebelum mengulurkan tangannya ke arah Putranya.

"Telan ini nak." Ucapnya.

"Tidak." Putranya mencoba menolak. Tapi di bawah kuncian energi spiritual Zaden, pemuda kecil itu tidak bisa berbuat apa-apa saat Zaden mengarahkan jiwa Naga ke mulutnya.

Dan ketika jiwa Naga berada di depan mulutnya, semburan energi misterius tiba-tiba melonjak dari dalam tubuh pemuda itu. Energi misterius itu langsung menyelimuti jiwa Naga dan itu terlihat mencoba menarik jiwa Naga ke dalam mulut si pemuda.

"Hahahaha. Lihat, aku yakin itu kekuatan jiwa Phoenix. Menurut catatan, jiwa Phoenix hanya akan bangkit setelah jiwa Naga sepenuhnya disempurnakan.

Tapi ternyata itu bangkit lebih cepat. Ha-ha-ha. Aku yakin jiwa Phoenix milikmu adalah jiwa Phoenix yang perkasa." Zaden tertawa terbahak-bahak. Dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya.

Saat energi misterius itu menyelimuti jiwa Naga, jiwa Naga yang sebelumnya tampak tidak dapat membuat perlawanan tiba-tiba memancarkan energi misterius yang terlihat mirip dengan energi misterius yang berasal dari putra Zaden.

Ketika memancarkan energi itu, jiwa Naga yang sebelumnya tidak dapat bergerak di bawah tekanan energi spiritual Zaden, mulai dapat melakukan perlawan.

Jiwa Naga terlihat bergerak ke belakang ke arah Putri Elizabeth yang tampak tidak bisa bergerak.

"Ingin melakukan perlawanan. Sayangnya kekuatanmu masih terlalu lemah." Ucap Zaden sebelum mengeluarkan lebih banyak energi spiritual.

Di bawah kekuatan Zaden, jiwa Naga yang baru mulai melakukan perlawanan, sekali lagi ditekan, dan itu mulai ditarik lagi ke dalam mulut putra Zaden.

"Alu, tolong jangan lakukan itu." Putri Elizabeth yang terus diam akhirnya berbicara.

Dia menatap putra Zaden yang dipanggil Alu dengan mata berair.

Tubuh Alu langsung bergetar saat dia merasakan tatapan Putri Elizabeth. Tapi, di bawah kekuatan misterius yang datang dari tubuhnya sendiri, Alu tidak bisa menghentikan tindakannya. Lebih buruknya lagi, kekuatan misterius itu bahkan membuat dia merasakan keinginan untuk menelan jiwa naga Putri Elizabeth.

Semakin dalam jiwa naga masuk ke dalam mulut Alu, semakin kuat juga perlawanan yang datang dari jiwa naga. Tapi kekuatan misterius yang keluar dari tubuh Alu juga tidak kehabisan cara untuk menelan jiwa naga.

Meskipun kekuatan misterius itu tidak bisa sepenuhnya menelan jiwa naga, itu mulai memotong-motong beberapa bagian tubuh jiwa naga. Beberapa bagian itu kemudian langsung masuk ke dalam tenggorokan Alu sebelum menuju ke perutnya.

"Cry...."

Teriakan Phoenix tiba-tiba bergema dari dalam tubuh Alu tepat setelah beberapa bagian dari jiwa naga memasuki tubuh Alu.

"Ini sudah bangun." Zaden tampak terkejut sebelum kegembiraan memenuhi wajahnya.

Bruzzzz...

Kobaran api kemudian melonjak dari tubuh Alu sebelum sosok bayangan agung muncul di belakangnya.

Namun, ketika orang-orang melihat sosok bayangan dan api yang berkobar dari tubuh Alu, mereka tidak bisa tidak terkejut karena mereka menemukan kalau api dan bayangan itu sebenarnya berwarna hitam.

Dan kemunculan bayangan itu juga membuat rambut dan mata Alu yang sebelumnya berwarna coklat menjadi hitam pekat.

Bahkan Zaden terlihat terkejut karena sudah pengetahuan umum kalau Phoenix dan apinya selalu berwarna merah.

"Phoenix iblis, itu pasti Phoenix iblis. Zaden, kau telah melakukan hal terlarang, dan mengubah putramu menjadi iblis." Lydan yang terbaring di samping berteriak saat dia melihat kemunculan Phoenix hitam.

Zaden tampak linglung saat dia melihat jiwa Phoenix putranya, tapi kata-kata Lydan langsung membangunkannya kembali. Dia kemudian melirik ke arah Lydan dengan ekspresi tidak peduli.

"Bahkan jika itu benar-benar Phoenix iblis, itu tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Dan juga, di Dunia Seratus Keajaiban ini, bahkan iblis akan menerima rasa hormat orang-orang selama mereka kuat." Ucap Zaden, yang membuat Lydan terdiam.

Setelah mengatakan itu, Zaden kembali memperhatikan putranya yang mulai menelan jiwa naga.

Setelah kebangkitan jiwa Phoenix, kekuatan misterius yang keluar dari tubuh Alu menjadi tampak semakin kuat, yang membuat jiwa Naga mulai ditarik lebih dalam ke dalam mulut Alu.

Alu, yang sebelumnya masih mencoba menolak menelan jiwa naga tiba-tiba mengarahkan kekuatannya sendiri untuk membantu menarik jiwa naga. ALU tidak ingin melakukan itu, tapi kebangkitan jiwa Phoenix-nya membuat keinginannya untuk menelan jiwa naga semakin meningkat.

"Tidak, aku tidak boleh melakukan ini. Jika aku menelan jiwa naga, Putri Elizabeth pasti akan mati." Alu sekali lagi mencoba menolak. Sayangnya penolakannya hanya ada dalam hatinya. Jiwanya tidak bisa ikut menolak. Tindakannya berakhir sia-sia.

"Zaden, karena yang kamu inginkan hanya membangkitkan jiwa Phoenix putramu, mengapa kamu tidak berhenti sekarang dan membiarkan putriku pergi." Ucap Lydan sekali lagi.

"Humph."

Mendengar kata-kata Lydan, Zaden menanggapi dengan dengusan dingin.

"Apa kau pikir aku bodoh, Lydan?" Dia menatap pada Lydan.

"Dendam diantara mereka sudah terbentuk, jika rumput tidak dipotong sampai ke akarnya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Selain itu, hanya dengan menyempurnakan sedikit dari jiwa naga, yang sudah membuat putraku membangkitkan jiwa Phoenix miliknya.

Jika putraku bisa sepenuhnya menyempurnakan jiwa naga milik putrimu, bukankah jiwa Phoenix putraku akan menjadi semakin kuat."

"Zaden, kau benar-benar keterlaluan. Surga pasti akan menghukummu." Lydan menjadi sangat marah saat dia mendengar kata-kata Zaden.

"Yang Mulia, jika kita bisa menyelamatkan Putri Naga, kita akan melakukan apa saja bahkan jika itu harus mengorbankan nyawa kita."

Orang-orang klan naga berteriak. Mereka tampak tidak kuat saat melihat kondisi Putri Elizabeth yang bisa mati kapan saja. Bahkan beberapa penduduk kota Dragon yang berada tidak jauh dari istana yang melihat seluruh kejadian juga ikut berteriak.

"Yang Mulia, aku lebih baik mati daripada harus menjadi warga dari iblis penghianat itu. Jika kita bisa menyelematkan Putri Naga, kita tidak keberatan bahkan jika harus mengorbankan nyawa kita." Teriak para penduduk kota Dragon.

Setelah teriakan itu, satu persatu penduduk kota ikut berteriak sehingga seluruh kota bergema dengan teriakan untuk menyelematkan Putri Naga.

"Humph." Zaden yang mendengar itu mendengus dingin.

"Di depan seorang Raja Nirvana, bahkan jika kalian semua bergabung, kalian tidak akan bisa melakukan apapun di depanku." Zaden berbicara dengan suara nyaring sehingga itu bisa didengar oleh semua orang di kota naga.

"Lydan, kita bisa menggunakan formasi yang diberikan ayahku." Resha yang terbaring di samping Lydan tiba-tiba berbicara.

"Resha, kamu." Lydan tidak bisa menahan kejutan saat dia mendengar kata-kata istrinya.

"Aku yakin semua orang merasakan hal yang sama. Selama putri kita bisa hidup, masih ada kesempatan untuk membalas dendam. Tapi jika putri kita mati, kita semua hanya akan hidup di bawah bayang-bayang iblis itu." Jawab Resha dengan ekspresi tegas.

"Lydan, tidak ada pilihan lain dan tidak ada waktu untuk berpikir, putri kita bisa mati kapan saja." Resha mulai meninggikan suaranya saat dia melihat suaminya masih tampak bimbang.

Dimarahi istrinya, Lydan tidak berani menunda. Dia dengan cepat mengeluarkan sebuah cakram formasi dari cincin penyimpanannya. Dia kemudian melemparkan cakram formasi itu ke arah putrinya.

"Oh, apa ini?" Zaden terkejut saat melihat itu. Namun, dengan cepat ekspresinya berubah buruk saat dia melihat cakram itu mengeluarkan cahaya yang langsung menyelimuti seluruh kota.

Cahaya itu kemudian turun ke orang-orang di kota yang terus berteriak meminta raja untuk menyelamatkan Putri Naga.

Dan ketika cahaya menyelimuti tubuh mereka, teriakan mereka seketika berubah. Itu digantikan dengan jeritan sakit saat cahaya yang menyelimuti mereka tiba-tiba membuat daging dan darah mereka terlerai.

Itu terjadi pada semua orang di kota. Bahkan raja dan ratu tidak terkecuali.

"Sial, ini formasi darah." Zaden mengutuk.

Jika itu hanya kekuatan Raja Nirvana, bahkan jika Raja Nirvana itu lebih kuat darinya, itu tetap tidak akan bisa melarikan diri dari Zaden. Namun, formasi darah? Dengan mengorbankan jutaan orang yang ada di dalam kota, itu dapat mengumpulkan kekuatan yang jauh melampaui Raja Nirvana seperti Zaden.

Meskipun kekuatan itu tidak cukup untuk melukai Zaden, itu seharusnya masih cukup untuk membantu seseorang melarikan diri darinya.

Whoosss..

Hanya dalam sekejap, darah sudah menutupi langit kota saat gelombang darah yang tampak tak terbatas bergegas ke cakram formasi yang saat ini berada di leher Putri Elizabeth.

Mata Putri Elizabeth menjadi sangat merah saat dia melihat tubuh ayah dan ibunya mulai tersebar menjadi darah.

Tidak ada air mata di matanya, tapi pupil matanya yang dulu sebiru sebuah berlian mulai berubah menjadi warna merah darah.

Roar...

Jiwa naga miliknya yang berada di mulut Alu tiba-tiba meraung keras sementara semburan kekuatan yang luar biasa dahsyat tiba-tiba meletus dari jiwa naga itu.

Jiwa naga yang sebelumnya terperangkap oleh kekuatan jiwa Phoenix dan kekuatan ayah Alu, tiba-tiba dapat membebaskan dirinya hanya dalam sekejap.

Setelah keluar dari mulut Alu, ukuran jiwa naga itu kembali ke ukuran semula. Namun, naga yang sebelumnya berwarna emas telah berubah warna menjadi merah darah.

Mata naga itu menatap ke arah Zaden dengan dingin dan acuh tak acuh.

Tidak seperti sebelumnya, ketika tatapannya bertemu dengan mata naga yang semerah darah, Zaden tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.

Sementara jiwa naga menatap Zaden, Putri Elizabeth menatap ke arah Alu.

Sebelumnya Putri Elizabeth menatap Alu dengan mata tajam. Tapi saat ini matanya terlihat kosong saat dia menatap Alu.

Drop.

Setetes darah jatuh dari matanya. Dia tidak berbicara, tapi siapapun tidak bisa membayangkan rasa sakit yang dia rasakan.

....