webnovel

Sihir

Note: Author sudah berjanji petualang Kimansu selanjutnya akan lebih keren. So, enjoy!

***

Rambut pirang nan panjang berkibar bagai iklan shampoo. Wajahnya cerah merona seperti model iklan pembersih muka. Posturnya pun gagah perkasa hingga seluruh gadis yang melihatnya langsung pingsan di tempat. Saking tampannya, pesona si Charma membuat Kimansu merasa dirinya tidak lebih menarik dari tai kuda.

"Ini tidak adill!!!"

"Berhenti mengeluh. Sudah takdir." Charma menjawabnya dengan suara keren yang dibuat-buat.

"Mukamu editan!"

"Iya, editan tingkat dewa."

"Dan kenapa pula kamu pelit bicara kalau kita di luaran?"

"Karena aku pria cool."

"Cool endhas-mu!!!" Kimansu semakin kesal.

Apa yang orang bayangkan saat melihat pria tampan berzirah putih diikuti Kimansu yang hanya pakai kolor pink? Semua bisa menebak. Semua pasti menyangka Kimansu hanyalah pemeran figuran yang cuma numpang lewat. Ketimpangan itu sangat mencolok mata hingga Kimansu tidak mau dekat-dekat dengannya.

"Aku MC novel ini! Jaga jarak! Hus! Hus! Hus!" Kimansu mengusir Charma ketika si tampan itu hendak berdekatan.

Setelah agak lama berjalan melewati gerbang, akhirnya mereka tiba di hutan timur Hallaval. Kimansu baru sadar bahwa jalan yang dilaluinya ternyata sangat familiar.

"Kebetulan sekali tambang emas itu dekat dengan kerajaanku."

"Karena tambang itu memang bagian dari kerajaanmu. Mana berani aku menunjukan padamu kalau masih wilayah Gardhas?"

"Oh, masuk akal!"

"Lebih masuk akal lagi kalau kita uji kemampuan. Bagaimana?"

"Kamu menantangku bertarung?" Kimansu bertanya agak cemas. Walau bagaimanapun Charma adalah mantan dewa yang pasti lebih punya pengalaman bertarung. Tapi syukurlah si tampan itu mengayunkan tangannya yang berarti tidak.

"Aku bilang aku ini gurumu, bukan? Cek dulu statusku."

"Ooohh! Aku paham."

PIP!

[Name: Charma, rank-S Adventurer, spearmaster, guildmaster]

[Lvl: 41, Exp. to next level 310]

[HP: 1400/1400 MP: 1060/1060]

[Element: Pyro (Kinesis)]

[Passive Skill: White Phoenix King (full resistance to fire) (Attack + 50%)]

[Active Skill:

- Kolero (max) attack & agility x 3

- Super kolero (max) attack & agility x 12

- Superviduparma (max) - infrared vision

Unique Skill

- Firelance (lv 2) - Attack x 2

- Flamecloak (lv 1) - Counter attack

[Status: Limit One Coating]

Rahang Kimansu berasa mau copot. Status ugal-ugalan itu bukti bahwa si wibu bermain curang.

"Itu benar-benar limit one coating? Kamu gila!?" Kimansu histeris karena status itu adalah status palsu di level paling rendah.

"Karena sejak awal aku sudah rank-S. Status ini wajar untukku."

Kimansu semakin iri. Dia juga heran dengan elemen yang Charma miliki.

"Kenapa kamu cuma punya satu elemen? Bukankah seorang rank-S seharusnya punya dua elemen?"

"Karena elemenku bukan lagi elemen dope seperti kebanyakan orang. Aku mampu menggunakan kinesis. Lebih tepatnya pyrokinesis."

"Pyrokinesis?" Kimansu bertanya karena merasa pernah mendengarnya di bumi dulu.

"Nanti saja aku jelaskan. Lebih baik cek statusku lagi."

"Baiklah!"

PIP!

[Weapon:

- White Phoenix Lance (Attack + 100%)

Armor:

- White Phoenix Plate (Defense + 20%) (Full Fire Resistance)

Accessories

- White Phoenix Boot (Agility + 100%)

- White Phoenix Cloak (Counter attack + 100%)]

Sekarang giliran mata Kimansu yang hampir copot. Seluruh gear itu jauh lebih gila dari Divine Blue Linx miliknya. Dengan setengah takut, dia beranikan diri mengintip status si curang itu lagi

PIP!

[Strength: 500, speed : 70, Inteligence : 98, perception: 120]

Jakun Kimansu naik turun. Keringat dinginnya mengucur deras saat hendak  melihat status terakhir.

"Tunggu apa lagi?"

"Ba—baiklah!"

PIP!

[Attack : 10500, Defense : 840, Agility: 1680, spirit: 10388]

"Sep—sep—sepuluh ribu attack power untuk limit pertama saja!? Lihat-lihat dong kalau curang!!!"

Badan Kimansu langsung meriang. Dia tidak terima status OP Charma sungguh tidak masuk akal baginya.

"Sudah aku bilang seorang Homeless memakai software bajakan, bukan? Nanti aku ajari caranya pakai MOD dan BOT."

Kaki Kimansu berasa lemas. Dia menghampiri Charma dan menepuk kedua pundaknya.

"Kamu tidak memberiku pilihan lain ..." Kimansu menatapnya tajam. Dia langsung bersujud dan memohon, "Ajari hambamu yang hina ini oh dewa yang agung!"

"Hahahaha! Bagaimana? Sudah aku bilang aku ini dewa kreatif, bukan?"

"Iya, maafkan aku sudah menghinamu dewa miskin pecinta nasi kucing. Aku tarik kata-kataku!"

Gantian Charma yang menepuk kedua pundaknya setelah Kimansu berdiri. Dia pasang gaya berwibawa yang menandakan bahwa dia mau mengajari Kimansu ilmu yang sangat rahasia.

"Semua pengguna elemen hanya bisa menggunakan skill dope. Kamu tahu artinya?"

"Iya. Kemampuan elemen hanya mampu meningkatkan kinerja organ tubuh. Bisa dibilang elemen cara kerjanya seperti suplemen  atau doping." Kimansu menjawab sesuai apa yang dia tahu dari buku.

"Sekarang aku tunjukan kemampuan langka yang tidak ada duanya. Dengan kemampuan Kinesis, aku tunjukan kepadamu bahwa di dunia ini sihir itu ada!"

"Sihir itu ada?"

Kimansu mulai heran. Mulutnya langsung mengaga begitu Charma menghunuskan tombaknya dan menunjukan sebuah keajaiban.

Sihir itu nyata! Sihir itu benar-benar ada!!!