Karena semua keluarga sudah setuju, sekarang tinggal merundingkan kapan hari yang tepat untuk melangsungkan pernikahan kedua anak mereka.
Tuan Darma dan Tuan Abraham saling bertanya kapan hari yang tepat untuk melangsungkan acara bahagia ini".Bagaiman Tuan?!, apakah Tuan sudah menentukan hari yang tepat untuk pernikahan anak kita berdua?".Tanya Tuan Abraham.
"Belum Tuan, bagaimana kalau kita tanyakan terlebih dahulu kepada pak kiyai, karena beliau lebih paham tentang hari yang baik untuk melangsungkan acra ini".Ucap Tuan Darma.
"Saya setuju!"Saut Ny Keira.
"Saya juga setuju!"Saut Ny Maya.
"Kalau begitu besok pukul 10.00 kita semua pergi bersama-sama ke kediaman pak kiyai".Ucap Tuan Abraham.
Mereka semua sudah mengobrol terlalu panjang lebar, tanpa mereka sadari kalau malam sudah mulai gelap, pukul menunjukkan tepat jam 11.30, Tuan Darma melihat jam ditangannya" Tidak terasa kita sudah mengobrol panjang lebar, ternyata ini sudah larut malam!".Ucap Tuan Darma.
"Santai saja Tuan, tidak apa-apa karena ini menyangkut masa depan anak kita!".Ucap Tuan Abraham.
"Hehe...ya Tuan, karena semuanya sudah fix kami sekeluarga mau pamit dulu, karena ini sudah larut malam tidak enak sama tetangga!".Ucap Tuan Darma.
"Baiklah Tuan, kalau begitu kalian hati-hati dijalan".Ucap Tuan Abraham.
Mereka kemudian bangun dari tempat duduknya, Alina dan Rei sama sekali tidak saling tegur, sedangkan kedua orang tua mereka bersalaman, mereka berdua saling menghormati satu sama lain.
Setelah selesai bersalaman, Keluarga Rei mengantarkan keluarga Alina sampai didepan halaman rumah. Dengan tutur sapa yang ramah membuat keluarga mereka kelihatan hangat.
Keluarga Rei menunggu keluarga Alina masuk kedalam mobil, setelah semuanya masuk keluarga Alina kemudian berpamitan dengan melambaikan tangan mereka dari dalam mobil, begitu juga sebaliknya keluarga Rei membalas dengan melambaikan tangan mereka.
Sedangkan Rei hanya bisa menatap wajah Alina dari kejauhan, Rei tanpa berkedip melihat wajah Alina. Rasa bingung dicampur dengan rasa sedih karena Rei tahu sendiri bagaiman watak Alina yang sebenarnya.
Rei ragu akan melanjutkan perjodohan ini, yang Rei takutkan Alina tidak akan bahagia hidup bersamanya nanti, setelah keluarga Alina pulang Tuan Abraham dan Ny Keira mengajak anaknya untuk masuk.
Rei berjalan tepat dibelakang kedua orang tuanya yang lagi bergandengan tangan sambil berjalan, Rei termenung melihat kemesraan kedua orang tuanya, ia juga sangat berharap jika suatu saat nanti jika menikah Rei dan istrinya bisa seharmonis Papa dan Mamanya.
Ketika Mama papa Rei sampai didepan pintu masuk, Ny Keira menengok kebelakang, Ny Keira masih melihat anaknya termenung sendirian".Rei kenapa gak masuk nak?".Ayo udara diluar sangat dingin!".Ucap Mama Keira.
"Ya ma!"Ini Rei mau masuk!".Ucap Rei.
Rei kemudian mengikuti Mama dan Papanya masuk kedalam, setelah sampai didalam rumah Rei menyapa Mamanya".Ma!"Rei masuk ke kamar dulu ya!".Ucap Rei.
Ny Keira mengangguk".Hem,,ya sayang".Ucap Ny Keira.
Rei kemudian masuk ke kamarnya, sesampainya didalam kamar Rei duduk di kasurnya, Rei membuka laci lemarinya dan mengambil satu lembar foto yang masih tersimpan dengan sangat rapi.
Rei kemudian kemabli duduk kekasurnya, kedua bola mata Rei menatap ke arah foto yang dipegangnya, ternyata diam-diam Rei menyimpan foto Alina.
Cinta Rei ke Alina memang sangat besar, ia benar-benar sangat mencintai dengan ketulusan hatinya, sayang sekali cinta Rei selama ini tidak pernah terbalaskan.