webnovel

Terlambat

"Cepet napa, lo semua lama banget dah!" ucap Rizki sebagai Ketua Osis.

"Sabar kali ki, ini juga udah cepet tau," jawab Ridho.

"Ya gimana gak sabar? besok itu bakalan ada anak-anak dari berbagai SMP yang akan datang, kita itu mau upacara," Rizki kesal.

"Ya Lo juga kerja lah, jangan ngatur-ngatur mulu bisanya," ucap Ridho tak kalah kesal.

"Maksud Lo apa? Gue gak kerja gitu? pikir Dho, dari semalem Gur lembur buat suksesin acara upacara besok, Lo semua cuma disuruh beresin ruang buat jadi gugus aja lama banget!" emosi Rizki muncak.

"Eh! udahlah, ngapa pada ribut sih? damai lah, kalian mau, diliat sama semua orang? masa iya most-wanted sekolah ini ribut?" Ujar irwan mendamaikan kedua sahabatnya.

"Oke, Gue minta maaf, Gue udah ngatur-ngatur," Rizki mengulurkan tangannya, meminta maaf.

"Gue juga salah, gak ngertiin keadaan Lo, Gue juga minta maaf yah," Ridho tidak menerima uluran tangan Rizki, melainkan memeluk kembarannya.

"Dho, lepasin ngapa! malu! nanti pamor Gue sebagai ketua osis jadi ilang gara-gara pelukan sama Lo!" Rizki melepaskan pelukan Ridho. Membuat Irwan dan Ridho tertawa.

"Ya udah sekarang Lo berdua ikut Gue!" ajak Rizki pada Irwan dan Ridho.

"Kemana?" Jawab keduanya, kompak.

"Kata pembina osis nya sih semua murid baru yang akan masuk sini akan datang buat dikasih pengarahan acara-acara yang akan diikuti selama MPLS nanti," ujar Rizki.

***

"Eh mending kita bagi aja, soalnya biar cepet juga kan" usul Irwan langsung disetujui Rizki.

"Oke! Dho, Lo digugus 5, Gue gugus 9, dan Lo, Wan digugus 16," jelas Rizki.

"Lah, jauh amat Gue!" protes Irwan ketika merasa dirugikan.

"Udahlah, cuma itu yang pembimbingnya kosong" jelas Rizki.

Irwan pasrah, dan mereka pun pergi ketempat gugus yang akan mereka masuki.

***

"Bebeb Iki, mau kemana?" Teriak Aulia mantan Rizki.

"Apasih! bebeb-nebeb, inget kita itu udah putus" Rizki melenggang pergi.

"Ish! bebeb, kita itu belum putus tahu!" berlari dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah Rizki.

"Lo ngapain ikutin Gue sih? sana urus lapangan, Lo kan koordinatornya!" usir Rizki berusaha sabar.

"Gak mau kan aku mau ikut kemanapun kamu pergi beb," Aulia menggandeng Rizki.

"Lepasin ah! Gue sibuk!" Rizki melepaskan tangannya dari Aulia.

***

"Mampus Gue, disana ada Rani lagi!" Irwan menepuk jidatnya.

"Gimana ya caranya kegugus 16 tanpa diketahui Rani?" Irwan berfikir sejenak.

"Ah, Gue ada ide!" lanjut Irwan.

"Bara" panggil Irwan pada seseorang yang lewat.

"Iya kak, ada apa?" Jawab seseorang bernama Bara.

"Bisa bantu kakak gak?" Ujar Irwan.

"Bantu apa kak? Tanya Bara.

"Lo tau Rani?" Tanya Irwan.

"Mmm, tahu kak," Bara mengangguk.

"Nah bagus, tugas Lo-" Irwan membisikannya tugas Bara.

"Oke kak!" Bara melenggang pergi menuju Rani, dan menjalankan tugasnya. Sedangkan Irwan dengan cepat bersembunyi didalam gugus 12, agar Rani tidak melihat dirinya.

"Kak Rani ya?" Tanya Bara pada Rani, sekaligus menjalankan tugas dari Irwan.

"Mmm, iya. siapa ya?" Tanya Rani bingung.

"Aku Bara kak, tadi kakak dipanggil sama kak Irwan suruh dateng ke ruang osis" jelas Bara, tentu saja bohong.

"Whaaaaat! my honey Irwan?, manggil Gue?" wajah Rani sumringah.

Ranipun berlari kecil meninggalkan Bara yang tengah mengacungkan ibu jarinya pada Irwan.

Setelah keadaan aman, Irwan pun keluar dan mendekat ke arah Bara, mengucapkan terima kasih pada Bara karena sudah membantunya, setelah itu, Irwanpun melanjutkan langkahnya menuju gugus 16.

***

Ridho berjalan menuju gugus 5 dengan pandangan yang fokus pada benda pipih berotak itu. mengakibatkan nya menabrak seseorang.

"Eh sorry!" ucap Ridho reflex, tanpa melihat siapa yang ditabraknya.

"Ayank Idho" teriak Shalsa.

Suara itu? Ridho tahu itu suara siapa, itu suara Shalsa, mantan nya sendiri yang benar-benar tidak ingin Ridho temui.

"Aduh! kenapa tadi harus nabrak dia sih?, kan bisa runyam!" Rutuk Ridho membatin.

"Kamu gapapa kan ayank," tanya Shalsa lebay.

"Lebay Lo! udah awas gw mau lewat!" ketus Ridho sambil berusaha untuk melewati Shalsa yang berdiri didepannya sambil merentangkan tangannya, mencegah jalan Ridho. "Gak, pokonya aku gk akan biarin kamu lewat."

"Udah deh sana!, Lo urus yang lainnya, Lo juga kan osis, jangan main enaknya aja!, suruh kerja gak mau!" cibir Ridho membuat Shalsa memanyunkan bibirnya sambil melipat tangannya didepan dada, pertanda kesal.

"Aku tuh rajin tahu!" protes Shalsa tak terima.

"Nah tuh! Lo kan rajin, makanya sana lo kerja oke!" Ridho langsung pergi saja membuat Shalsa teriak kesal.

***

"Yah ko gerbangnya udah ditutup sih!" titah gadis yang memakai seragam biru putihnya.

"Permisi. Pak, pak satpam!" lanjut sang gadis berteriak dan berhasil membuat Satpam mendekat kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Satpam itu.

"Saya mau masuk pak," ucap gadis itu memelas.

"Aduh gak bisa atuh neng, ini teh udah jam berapa?" Ucap pak Jajang- satpam SMA Wijaya-

"Yah, pak please," gadis itu memohon lagi.

"Nteu bisa atuh neng," tolak pak Jajang. "Lagian, Neng teh kunaon atuh bisa telat?"

"Bapak gak boleh kepo," kesal Gadis itu

"Yah kok udah ditutup sih pak!" rengek sang gadis yang baru datang lagi. "Udah waktunya ditutup atuh neng, kan udah jam 8!" jawab Pak Jajang.

Gadis itu berdecak sebal, lalu matanya melirik kesebelah. "Telat juga?" tanyanya, membuat gadis yang disampingnya menjawab. "Iya nih, Telat!"

"ternyata kita sama. Oh iya, kenalin Gue Tiyara Ramadhani, kalo Lo?" tanya Gadis bernama Tiyara Ramadhani itu.

"Gue Putri, salam kenal Tiyara, " ucap Putri sambil senyum.

"Rara aja panggilnya," pinta Rara membuat Putri mengangguk paham.

***

"loh mana katanya Irwan nyariin gw? ko gak ada sih!" tutur Rani kesal karena merasa di bohongi.

"Eh! Nabila Lo lihat Irwan gak?" Tanya rani pada Nabila, sedangkan Nabila yang ditanya itu malah menjawabnya dengak Cuek. "Gak!"

"aelah, cuek amat sih!" Rani mendengus kesal.

"Aelah sana gih Ran!" usir Nabila yang merasa terganggu. "Gue lagi sibuk ini!"

"Yaudah sih! Biasa aja kali," ketus Rani.

***

"Pokoknya gw harus keliatan rajin didepan ayank Idho" ucap Shalsa girang.

Shalsa sekarang ada dilapangan, dan dia pun melihat kearah gerbang, dan langsung tersenyum licik.

"Wih, ada kerjaan nih!" ucap Shalsa sambil mendekat kearah gerbang.

"Ada apa ini mang Jajang?" tanya Shalsa ketika sampai di gerbang.

"Iyeu neng, neng neng iyeu teh telat, tapi maksa mau masuk!" Pak Jajang itu menunjuk ke arah Rani dan Putri kesal.

"Oh yaudah kalian masuk, dan ikuti Gue!" perintah Shalsa.

Mang Jajangpun membukakan gerbangnya, Rara dan Putri pun masuk dan mengikuti Shalsa namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara teriakan seorang gadis.

"Tungguuuuuuuu!" teriak gadis dari luar gerbang.

"Heh, bisa biasa aja gak teriaknya?, itu mulut apa toa mesjid sih!" ucap Shalsa sambil menutup telinganya.

"Hehe maaf kak!" ucap gadis itu cengengesan, soalnya aku takut ditinggal."

"Yaudah sekarang kalian ikut Gue kelapangan!" tegas Shalsa acuh.

Mereka bertigapun menurut.

"Karena kalian bertiga telat, jadi kalian Gue hukum, kalian harus hormat sama bendera selama jam pertama bimbingan nya selesai, jangan sampai Gue liat tangan kalian pada turun sebelum selesai. ngerti?" Tegas Shalsa.

"Tapi kan kak, ini kan panas!" Keluh Putri.

"Eh! protes lagi, udah cepet sana kerjain! titah Shalsa.

Menurut, hanya itu yang bisa dilakukan ketiganya.

***

"Permisi," ucap Rafly mengetuk pintu Gugus 4.

"Iya Fly kenapa?" Tanya Rizki yang sudah diluar.

"Emang ada aturan ya kalo yang telat suruh hormat bendera?" Tanya Rafly.

"Hah? hormat bendera? Kata siapa?, enggak tuh! Gue gak nerapin itu," Rizki bingung.

"Lah terus Shalsa ngapain ngehukum tuh 3 cewe?" Jelas Rafly.

"Dimana?" Tanya Rizki.

"Dilapangan."

"Yaudah kalo gitu lo panggil Iwan sama Ridho ya suruh temuin Gue di lapangan" perintah Rizki. Rafly melenggang pergi, Dan Rizki masuk kembali kegugus untuk mengakhiri materinya.

***