"Bwuahaaha..."
Cerita sedih yang setelahnya malah di tertawakan. Merelakan segalanya yang telah hilang adalah fase tertinggi dari ikhlas yang sesungguhnya. Juga dengan memaafkan diri dari jalan salah yang di pilih, itu adalah bagian terpentingnya.
Arka senang melihat sang mama dan wanita yang sudah di anggapnya sebagai seorang ibu itu cepat akrab. Melisa yang nampak begitu telaten mengurusi Regan yang mulai rewel. Sampai pandangannya menatap Mika dan Fahri yang berlarian penuh tawa.
"Ayo, Fahri... Tangkap Mika kalo bisa."
Arka sangat bahagia sampai kedua sudut bibirnya tak henti untuk tertarik lebar. Momen indah yang akan sangat di sayangkan jika tak di abadikan.
Cekrekk
"Hei, lo nyuri foto gue, ya!"
Melisa yang cemburu tak terima, ponsel Arka di rampas. "Bukannya lebih bagus kalo kita foto barengan, ya?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com