"Jadi sekarang Lo kuliah dimana?" Tanya Hao kepada Alexa yang sedang meminum jus jeruknya.
"Gue masih di Indonesia kok, gak kemana-mana," jawab Alexa.
"Ha?! Bukannya Lo ke luar negeri ya? Setahu Gue gitu," kata Hao kaget.
"Ya nggak mungkin lah Gue ninggalin kakak Gue di sini sendiri. Gue ngawasin dia diem-diem sih," kata Alexa.
"Kenapa Lo gak ketemu aja sama Alex? Emang hubungan Lo berdua renggang?" Tanya Hao.
"Kata Ayah Gue, Gue gak boleh ketemu sama Kak Alex apa pun yang terjadi. Jadi Gue mutusin mantau kakak Gue diem-diem. Awalnya hati Gue sakit pas lihat kak Alex baik-baik aja sama pacarnya tanpa Gue. Tapi Gue tahu, gak mungkin kan kak Alex jalanin hidup dengan sedih mulu? Semenjak itu Gue habisin duit buat belanja di toko elektronik kak Alex," jelas Alexa.
"Ehh? Seriusan Lo? Beli apa aja emang Lo? Lo gak ketahuan emang?" Tanya Hao.
"Gue nyuruh orang, Gue kasih uang ke random people terus Gue nyuruh dia belanjain semua uangnya di toko kakak Gue," jawab Alexa.
"Hebat ya Lo sa, keren banget Lo! Gue bangga sama Lo," kata Hao sambil mengusap kepala Alexa.
"Bangga ngapain? Emang Gue ada buat prestasi apa? haha," kata Alexa sambil terkekeh.
"Gak tahu, Gue bangga aja gitu temen Gue dikelilingi sama orang-orang baik. Tapi takdir malah gak mihak sama dia," kata Hao.
"Apaan sih Lo? Gue yakin kakak Gue bakalan bisa ngelewatin masa-masa sulit dia. Percaya sama kak Alex," ujar Alexa sambil tersenyum.
"Iya sa," kata Hao.
"Yaudah balik yuk kasihan Reiga sama yang lain nyariin kita nanti," kata Alexa.
Alexa dan Hao pun akhirnya kembali lagi keruangan Alex. Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Nayara dan William yang sedang berjalan menggunakan infus ditangannya.
"Will Lo kenapa?" Tanya Hao panik.
"Sakit lah makanya ke sini. Kalau Gue laper ya ke rumah makan," jawab William dengan tampang watadosnya.
"Iya Gue juga tahu kali. Sakit apa?" Tanya Hao dengan raut wajah kesal.
"Amnesia kak," jawab William.
"Anemia William astaga," kata Nayara frustasi.
"Iya itu hehe. Lo ngapain kak di sini?" Tanya William balik.
"Yang sabar ya Nay," kata Hao sambil tersenyum paksa ke arah Nayara.
"Ngapain Lo di sini kak?" Tanya William lagi.
"Lo gak tahu emang? Alex masuk rs lagi kan? Dia mati otak," kata Hao.
"Hah?! Gak ada tuh yang ngasih tahu Gue! Nay Lo ken-,"
"Lo lagi sakit jangan beban pikiran. Jadi makan nggak? Mending kita ke kantin aja langsung," kata Nayara.
"Hai Nay," sapa Alexa canggung.
"K-kak Alexa?" Panggil Nayara kaget.
"I-iya ini Gue hehe," jawab Alexa tambah canggung.
"Kak kapan balik?" Tanya Nayara dan langsung memeluk Alexa.
"Gue sebenernya sekolah di Indo Nay. Gue gak keluar negeri, itu cuma bohong," jawab Alexa.
"Bagus deh kak Alexa baik-baik aja. Udah ketemu sama kak Alex?" Tanya Nayara.
"Gue selalu dateng," jawab Alexa sambil menunduk dan memaksakan senyumannya.
"Eh eh kalian jadi ke kantin kan? Udah buruan sana keburu tutup. Kita duluan ya dah," kata Hao yang mengerti akan perasaan Alexa.
"Yaudah titip salam buat Om sama Tante ya Nay. Gue duluan," kata Alexa dan diangguki Nayara.
"Siapa Nayara itu Ho?" Tanya Alexa sambil berbalik sekali lagi untuk melihat William.
"Owh itu William temennya Nayara sekaligus anggota club programing Gue," jawab Hao.
"Wah, pasti dia punya potensi hebat kan?" Kata Alexa.
"Iyalah, kalo gak punya gak Gue terima tuh anak," kata Hao.
"Asik banget kayanya pertemanan kalian," gumam Alexa.
"Ya gimana gak asik? Orang di geng kita gak ada yang bener, Lo tahu itu. Lagian, harusnya Lo gak perlu sembunyi-sembunyi gitu, Alex masih sayang sama Lo," kata Hao.
"Ayah Gue? Gue gak bisa bebas karena iblis satu itu! Gara-gara dia Gue jadi kehilangan kakak yang paling Gue sayang!" Kata Alexa sambil menggertakkan giginya.
"Hei Alexa gak boleh ngomong kaya gitu tentang ayah Lo, gimana pun juga dia yang udah nafkahin Lo sampe Lo bisa hidup enak. Inget masih banyak orang diluar sana yang pingin punya ayah, dan mereka gak bisa dapetin hal itu," jelas Hao.
"Ho, kok Lo baik banget sih sama Gue? Kan harusnya Lo benci sama Gue karena Gue yang bikin kakak Gue jadi gini," tanya Alexa.
"Siapa bilang Gue gak benci sama Lo? Dari dulu sampe tiga puluh menit yang lalu, selama empat tahun sampe tiga puluh menit yang lalu Gue bener-bener benci Lo. Bahkan setiap Gue denger nama Lo dari Alex, setiap dia muji dan bilang kalau dia sayang sama Lo Gue marah. Sampe pernah suatu hari Gue berantem sama dia sampe gak ngomong tiga hari cuma karena nama Lo," kata Hao sambil terkekeh.
Flashback....
"Gila sih adik Gue cantik banget!!" Teriak Alex di dalam ruangan club.
"Paan sih Lex! Masih aja Lo ngestalking sosmed adik Lo! Emang adik Lo peduli sama Lo?" Tanya Hao yang sudah emosi.
"Lo gak tahu gimana rasanya punya adik perempuan cantik Ho, makanya Lo ngomong gitu," kata Alex.
"Ya ini masalahnya Lo gak bisa bedain mana yang beneran adik mana yang bukan! Kalau dia emang beneran peduli sama Lo harusnya dia gak lebih milih uang dari Lo," kata Hao.
"Dia gak punya pilihan lain Ho dia masih kecil," kata Alex.
"Dia udah gede anjir! Gak usah bela dia lagi!" Teriak Hao.
"Udahlah Ho wajar sih dia gitu Gue juga kadang biarpun Nayara sering bikin Gue emosi Gue tetep sayang dia," kata Nicholas.
"Beda Nik! Nayara gak pernah ninggalin Lo sendirian! Gak kaya Alexa!" Kata Hao.
"Sama aja Ho biarpun gimana ya tetep aja Alex sayang sama Alexa. Udah lah gitu aja di ributin," kata Nicholas.
"Gue yakin dia masih peduli sama Gue," kata Alex yang membuat Hao semakin kesal.
"Gila sih Lo semua! Pada dibutakan sama kasih sayang! Pokoknya jangan ngomong sama Gue Lo berdua ya!" Teriak Hao lalu pergi dari sana.
"Lah ngamuk dia Nik," kata Alex sambil tertawa.
Dan yah, sesuai yang Hao bilang dia tidak berbicara dengan temannya selama tiga hari. Reiga berhasil membujuk Hao sehingga Hao hanya marah tiga hari saja.
"Sampe segitunya ya Lo, btw kenapa sampe tiga puluh menit yang lalu Lo benci sama Gue? Kenapa sekarang nggak?" Tanya Alexa.
"Karena pemikiran Gue tentang Lo selama ini itu salah. Bener kata Alex, diem-diem Lo peduli sama dia. Maafin Gue udah pernah benci sama Lo," kata Hao lalu membawa tubuh Alexa ke pelukan hangatnya.
"Iya gapapa. Kadang ngungkapin rasa sayang gak perlu terang-terangan," kata Alexa yang masih berada dipelukan Hao.
Hangat, sangat hangat. Sudah lama Alexa tidak pernah memiliki kesempatan merasakan pelukan ini dari seseorang. Dan hari ini Hao memberi kesempatan itu kepada Alexa. Alexa semakin mengeratkan pelukan Hao, seakan Ia tidak akan pernah melepaskan pelukan itu selamanya.
Hao pun sama, sudah lama Ia tidak memeluk seorang gadis. Ia takut jika Alexa bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak sangat keras. Entah kenapa jantung Hao banyak bergerak malam itu. Hanya karena Alexa, jantung Hao tidak bisa diajak kompromi. Ia juga merasakan hangat yang sama dengan Alexa.
****
"Sekarang jelasin kenapa kak Alex bisa masuk rumah sakit?" Tanya William saat di kantin.
"Gue kan udah bilang Lo sakit William, gak boleh beban pikiran," jawab Nayara sambil terus melahap makanannya.
"Ya seenggaknya Lo bilang kalau salah satu temen kita ada dirumah sakit," kata William.
"Makan aja deh Will," perintah Nayara.
"Kasihan ya Kak Alex mati otak. Gue berdo'a semoga tuhan gak ngambil Kak Alex dari kita semua. Hah jadi kepikiran Kak Alex Gue," ujar William lalu meletakkan sendoknya.
Nayara yang melihat William langsung menarik napas dalam dan ikut menghentikan kegiatan makannya.
"Ini alasan Gue gak mau ngasih tahu Lo tentang Kak Alex. Lo suka mikirin masalah orang lain dari pada masalah Lo sendiri. Lo bilang apa tadi? Kepikiran Kak Alex? Diri Lo sendiri gimana? Gak Lo pikirin? Kalo Lo sendiri aja sakit gimana mau jenguk Kak Alex?" Ucap Nayara.
"Nay...."
"Will please sembuh. Gue gak bisa gini terus Will. Gue khawatir sama Lo, Gue takut sesuatu yang buruk terjadi sama Lo. Gue gak mau kehilangan Lo," kata Nayara dengan lantang.
"Lo khawatir sama Gue? Lo gak mau kehilangan Gue? Serius Nay? Kalo gitu Gue makan nih ahmm. Gue gak bakal mikirin orang lagi! Pikiran buang semua wajah orang kecuali Nayara!" Kata William pada dirinya.
Nayara hanya tersenyum gemas melihat tingkah temannya itu. Sekarang memang status mereka hanya teman, tapi siapa tahu suatu hari nanti bisa berubah. Lihat saja nanti bagaimana takdir akan memihak kepada mereka berdua.