webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · Teen
Not enough ratings
134 Chs

Bab 38

"Ngapain Lo dateng?" Tanya Jesse kepada Sandrina.

"Emang Gue ga boleh dateng nyemangatin mantan temen sekolah Gue?" Jawab Sandrina.

Sandrina memutuskan untuk berhenti sekolah karena keadaan ekonomi keluarganya dan juga tentang kasus yang dulu menimpanya.

"Aneh aja gitu ketemu Lo disini," kata Jesse.

"Lo ada waktu? Temenin Gue makan bisa?" Tanya Sandrina.

"Boleh, tapi Gue cuma punya waktu 30 menit. Habis ini Gue mau ketemu Nayara," kata Jesse.

"Loh bukannya Nayara koma ya?" Tanya Sandrina.

"Iya, kok Lo tahu?" Tanya Jesse curiga. Setahunya Sandrina sudah lost contact dengan semua teman sekolahnya.

"Ng itu Gue masih masuk di grup Official SMA pada rame banget tuh ngomongin si Nayara," kata Sandrina.

"Yaudah ayok makan," kata Jesse.

Mereka berdua akhirnya menuju ke sebuah stand pedagang kaki lima yang tak jauh dari stadion tempat turnamen tadi.

"Mau makan apa Lo? Malem-malem gini enaknya makan yang anget-anget," kata Sandrina.

"Gue mau air aja deh ga bagus abis olahraga langsung makan," jawab Jesse.

"Dari mana ada teori kaya gitu? Ngadi-ngadi deh. Gue pesenin ya sama kaya Gue?" Kata Sandrina lalu memesan makanan mereka berdua.

"Gimana Nayara Jesse? Udah ada kemajuan?" Tanya Sandrina.

"Ya gitu-gitu aja doain yah," kata Jesse lalu memasukan makanannya ke dalam mulut.

****

"Dari mana Lo berdua? Gue cari-cari juga!" Protes Bastian tepat setelah Andrew dan Chris duduk disampingnya.

"Kepo deh Lo! Makanya cepet jadian sana sama Gisel. Kelamaan mikir," ejek Chris.

"Gausah bawa-bawa kisah romansa Gue Lo ya," sewot Bastian.

"Cewek Gue mana?" Tanya Andrew.

"Lagi mesen makanan sama Gisel sama Karin," jawab Bastian.

"Lo pernah temenan sama pembully nggak, Bas?" Tanya Andrew.

"Temenan sih nggak, tapi kenalan. Namanya Rani."

"Suka bully orangnya?"

"Siapa yang suka bully?" Tanya Karin membawa nampan berisi beberapa makanan.

"Ada temennya si Bastian," jawab Chris.

"Fitnah anjir Lu! Gue mana pernah temenan sama pembully!" Bantah Bastian.

"Bohong dia tuh Sel kalo ditembak jangan mau," kompor Andrew.

"Kok ngomong gitu sih? Doain kek temennya malah dikomporin," omel Dita.

"Tuh pacar Lo aja belain Gue!" Sombong Bastian.

"Dia belain Lo karena kasihan muka Lo kaya monyet gitu," ejek Andrew.

"Kalo Gue tahu kalo Gue bakal di nistain Gue ga bakal mau deket sama Lo berdua!" kata Bastian.

"Emang nasib Lo aja yang jelek. Waktu di geng Gistira aja Lo selalu dinistain," kata Gisel.

Setelah Gisel menyebut geng Gistira keduanya jadi terdiam dan menatap satu sama lain. Mereka mengingat tentang Nayara yang masih terbaring di rumah sakit. Dita yang menyadari hal itu buru-buru mencari cara agar dapat menghibur mereka.

"Owh! Btw Nayara itu yang koma bukan sih? Maaf nih Gue nanya tapi kalo misalnya kalian kangen kenapa gak Vidcall aja? Telfon salah satu temen Lo," utus Dita.

"Astaga Dita! Pinter banget!" Bastian lalu segera mengambil handphonenya dan menghubungi Jesse.

"Bentar ya Gue angkat telpon dulu," kata Jesse pamit ke Sandrina.

"Apaan Bas?"

"Jesse Lo dirumah sakit gak?" Tanya Bastian.

"Sorry Gue lagi makan sama Sandrina," jawab Jesse diseberang sana.

"Ngapain Lo sama Sandrina?!" Teriak Gisel.

"Jangan salah paham dulu! Gue cuma makan malam habis turnamen tadi. Habis ini juga mau nyamperin Nayara," kata Jesse.

"Yaudah makasih!" Kata Bastian lalu menutup telponnya.

"Siapa?" Tanya Sandrina.

"Bastian. Maaf San Gue mau ke rumah sakit dulu ya," kata Jesse.

"Ehh Jesse Gue mau minta tolong boleh?" Tanya Sandrina.

"Apaan?"

"Gue ga bawa motor nih. Gue nebeng ama Lo boleh ya?" Tanya Sandrina.

"Yaudah ayok," kata Jesse lalu menaiki motornya.

"Coba telpon William," kata Gisel.

Bastian lalu segera mencari nomor William. Nomor William sangat sulit ditemukan karena Bastian menyimpan kontak William dengan nama yang aneh. Setelah beberapa lama akhirnya Bastian berhasil menemukan kontak William.

"Halo Will," kata Gisel cepat.

"Loh Gisel? Kenapa Gisel?" Tanya William.

"Kamu ada di rumah sajit nggak? kalo iya boleh nggak aku ngomong sama Nayara?" Tanya Gisel.

"Maaf Sel tapi sekarang Nayara," William menggantungkan kalimatnya.

"Nayara kenapa?" Tanya Bastian panik.

"Nanti aku ceritain. Aku tutup ya," kata William.

Gisel sangat syok sampai-sampai sendok yang Ia pegang dari tadi jatuh ke lantai. Bastian juga sama paniknya dengan Gisel. Bastian dan Gisel hanya diam mematung menunggu kabar lanjutan dari William.

"Doain kali sahabat Lo dari pada Lo bengong gini," kata Karin.

"Nayara bakal baik-baik aja kan?" Tanya Gisel.

"Cuma tuhan yang tahu Gisel doain yah," kata Dita.

Tak lama William akhinya menelpon juga. Gisel dengan gerakan secepat kilat mengangkat telpon yang berasa dari William.

"Gimana Will Nayara?" Tanya Gisel.

"Gisel Nayara...."

"Apa?!" Teriak Gisel dan Bastian kaget.