webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · Teen
Not enough ratings
134 Chs

Bab 108

"Kak Niko!!!!" Teriak Nayara dan langsung berhambur ke pelukan Nicholas.

"Hai, Kak," sapa William.

"Hai, gimana kabar Lo?" Tanya Raya.

"Baik Kak, kakak?"

"Baik kok hehe," jawab Raya sambil terkekeh.

"Kenapa Mama gak ikut jemput Kakak?"

"Ada Kak Freya sama Kak Nathan soalnya di rumah. Lagi sibuk banget Mama ngatur buat nyambut kedatangan Kakak. Bahkan orang tuanya William juga ikut di undang," jawab Nayara.

"Ya ampun sampe segitunya yah. Ya udah kalau gitu ayo kita buruan pulang. Lo bantuin bawa koper Gue yah Will," kata Nicholas dan diangguki William.

"Byy, aku mau pulang duluan aja deh," kata Raya dan membuat Nicholas mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" Tanya Nicholas.

"Aku juga kangen sama orang tua aku kali. Besok baru aku main ke rumah kamu yah," kata Raya.

"Sekalian aja Kak kalau gitu," kata William.

"Gak usah, rumah Gue jauh. Kasihan Tante Sherina lama nungguin Gue," kata Raya.

"Mending bareng aja By, bahaya udah malem ini," kata Nicholas.

"Gapapa, aku duluan yah," kata Raya lalu naik ke dalam taxi yang kebetulan lewat.

"Hati-hati ya Kak," kata Nayara.

"Kalau ada apa-apa hubungin aku yah," kata Nicholas lalu mengelus kepala Raya.

"Iya, kalian juga hati-hati yah pulangnya," taxi yang membawa Raya lalu melaju.

Sesampainya di rumah, Nicholas terlebih dahulu menurunkan kopernya. Benar saja, sesuai yang dikatakan oleh Nayara. Rumah Nicholas sangat terang dan ada orang tua William dan orang tua Freya juga di sana.

"Nicholas," Sherina langsung memeluk putra sulungnya itu.

"Raya kemana Nak?" Tanya Sherina.

"Dia udah pulang duluan, katanya dia juga kangen sama keluarganya," jawab Nicholas.

"Yah, sayang banget. Tapi dia juga punya keluarga."

"Mama gak perlu repot-repot harusnya bikin acara kaya gini."

"Kamu gak suka yah?"

"Bukannya gak suka, tapi kan aku butuh waktu sama Mama, Papa, sama saudara-saudara aku juga. Tapi gapapa makasih ya Ma," kata Nicholas dan kembali mencium pipi Mamanya.

"Iya deh, sapa yang lainnya juga yah," kata Sherina dan diangguki Nicholas.

"Halo Tante," sapa Nicholas kepada Renata dan Adele yang sedang mengobrol.

"Halo Nicholas, gimana kabarnya?" Jawab Renata.

"Baik Tante, kalau Tante gimana?"

"Baik juga kok. Seneng ya pasti bisa pulang setelah sekian lama jauh dari rumah?" Tanya Renata lagi.

"Seneng Tante," jawab Nicholas.

"Udah udah jangan di tanya mulu anak Gue. Kamu samperin temen kamu di belakang dulu yah," kata Sherina.

"Permisi ya Tante," kata Nicholas lalu berjalan ke gazebo rumahnya.

"Anak kamu dingin yah, sebelas dua belas sama Nayara," kata Adele sambil terkekeh.

"Iya, cuma Nathan doang yang beda," jawab Sherina sambil ikut terkekeh.

"Nicholas!!!!" Teriak Nathan lalu memeluk kembarannya itu.

"Alay Lo," sargah Nicholas.

"Sombong banget Lu! Lo ngerti kangen gak sih anjing? Lo emang kagak kangen sama Gue?" Omel Nathan.

"Kagak, Gue kangen sama Ponakan Gue," kata Nicholas lalu menghampiri Tania dan Sania yang sedang bermain bersama Christ dan yang lainnya.

"Maaf Mas siapa yah?" Tanya Hao sambil menatap asing Nicholas.

"Amnesia ye Lo?" Tanya Nicholas sambil menoyor kepala Hao.

"Gimana kabar Lo selama di sana?" Tanya Mbak Andra yang sedang memberi Zayn susu.

"Baik Mbak, hai Zayn udah gede kamu yah," kata Nicholas sambil menyubit pipi Zayn agak kuat.

"Ngghh hooeekk…."

"Nah Lo Zayn nangis," kata Putra sambil memukul-mukul Andrew yang ada di sebelahnya.

"Kak sakit Kak, Kak!" Teriak Andrew dan membuat Putra menghentikan pukulannya.

"Yah yah Zayn maafin Kakak yah Kakak gak bermaksud," kata Nicholas sambil berusaha menenangkan Zayn.

"Udah lah Nik, dia emang lebih sensitif dari pada Kanaya. Udah Lo ke sana aja. Biar Gue yang urus Zayn," kata Mbak Andra.

"Maaf yah Zayn, maaf ya Mbak," kata Nicholas lalu meninggalkan Zayn dan Mbak Andra.

"Hayo loh Nik anaknya nangis Bang Jay potong kumis baunya amis-amis." Christ bernyanyi dan membuat semua orang tertawa.

"Gimana nasib Lo selama di Jepang? Baik kah?" Tanya Hao.

"Kakak gak kegoda sama ikeh-ikeh kimoci k'an?" Tanya Christ.

"Nggak lah emangnya elu!" Teriak Nicholas.

"Ya kan siapa tahu gitu. Kali-kali aja Lo kegoda gak ngabarin Gue."

"Kalau Gue kegoda mau apa emangnya Lo?"

"Nggak kenapa sih hehe," kata Christ sambil cengengesan.

"Ck! Reiga kemana kok gak ada?"

"Dia nganter Egi balik ke Lampung," jawab Karin.

"Reiga ikut ke Lampung? Tumben banget dia mau," kata Nicholas.

"Nganter sampe bandara doang maksudnya. Padahal udah dari tadi siang loh dia pergi," kata Karin.

"Dia gak mungkin bundir Karena Lily kan?" Tanya Hao dan membuat semuanya overthinking.

"Jangan ngadi-ngadi kalau ngomong, Reiga gak bakal senekat itu. Dia takut mati," kata Nathan.

"Kalau mati rasa jadi gak takut apa-apa kan?" Tanya Christ.

"Ya iya juga tapi Reiga gak mungkin kaya gitu. Paling dia lagi galau doang. Udah jangan mikir yang nggak-nggak," kata Hao.

"Lo yang mulai dasar!" Pekik Freya tepat di sebelah kuping Hao.

"Tania sama Sania Lo bawa kemana Fey?" Tanya Nicholas.

"Mereka harus tidur," jawab Freya.

"Gak asik Lo masak mereka di kasih jam tidur sih," protes Putra.

"Bukan Gue yang atur, itu memang kebiasaan mereka. Lagi dua jam pasti bangun kok," kata Freya yang terlihat kelelahan.

"Capek ya Fey?" Tanya Hao.

"Iya, tapi Gue bahagia," kata Freya.

"Sabar ya Fey, Gue juga gitu kok," kata Mbak Andra sambil menimang-nimang Zayn. Freya tersenyum ke arah Mbak Andra.

"Kanaya kemana? Dia juga gak ada di sini," tanya Nicholas.

"Masih di rumah Ibu. Nanti dia ke sini kok," jawab Bang Jay.

"Lily juga gak kelihatan dia kemana?"

"Lo tukang nyari anak hilang ya Nik? Dari tadi yang nggak ada di cariin mulu. Mereka punya kesibukan sendiri Nicholas," kata Nathan yang sudah merasa kesal oleh kembarannya.

"Loh, Nayara, William, Justin kalian dari mana?" Tanya Freya yang melihat mereka bertiga membawa dua tas kresek merah.

"Tadi kita sempet beli camilan dulu," jawab William lalu melatakan camilan itu.

"Harusnya Lo bilang, kan Gue bisa bantu," kata Christ.

"Yang ada Lo ngerusuh ntar," kata Nayara.

"Jahat Lo Nay," kata Christ lalu mengambil satu camilan.

"Justin sumpah Lo kaya bocil banget," kata Freya saat melihat Justin memegang dua es krim di kedua tangannya.

"Kalau Gue post di sosmed banyak kali dapet like yah? Pemain basket kelas internasional yang sering tebar pesona di lapangan, pas makan es krim di rumah kek bocil," kata Nathan sambil tertawa.

"Lap dulu tuh mulut Lo," kata Astrid lalu membersihkan mulut Justin.

Wajah Justin memerah dan detakan jantungnya semakin cepat. William yang melihat adiknya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

"Ngapain merah muka Lo Jus? Hayo salting ya Lo?" Teriak Christ.

"Ng-nggak! Udaranya agak panas," jawab Justin.

"Bohong kan Lo? Udah lah Jus kalau suka bilang aja," kata Andrew.

"Astrid gimana nih? Suka gak sama Justin?" Tanya Andrew.

"Hah? Gue gak tertarik pacaran untuk sekarang," jawab Astrid.

"Yah padahal Justin udah mau nembak Lo tuh," kata Putra.

"Nggak ya! Gue juga lagi gak mau pacaran," jawab Justin.

"Udah lah jangan ngurusin hidup orang. Kalian gimana? Hubungan asmara kalian emangnya lancar?" Tanya Karin.

"Owh jangan di tanya, lancar jaya lah. Malah sekarang Gue sama Alexa makin mesra," kata Hao.

"Gue juga baik-baik aja sama pacar Gue," kata Putra sambil menunduk.

"Kalau baik-baik aja ngapain mukanya kaya orang tertekan gitu?" Tanya Freya.

"Nggak, perasaan kalian doang kali. Gue sama pacar Gue baik-baik aja," kata Putra.

"Lo yakin baik-baik aja? Jangan bertahan sama hubungan yang toxic," kata Mbak Andra.

"Biasanya cewek yang terjebak hubungan toxic," kata Hao.

"Tergantung pasangannya, mau cowok atau cewek yang namanya hubungan toxic ya sama-sama ngerugiin. Bener kata Andra Lo gak boleh bertahan di hubungan yang toxic hanya karena Lo cinta mati sama pacar Lo," ucap Bang Jay

"Pacar Lo siapa sih Put? Kok Gue gak pernah lihat?" Tanya Nathan.

"Ada, dia dari fakultas ilmu budaya," jawab Putra.

"Terkenal gak dia?"

"Lumayan, dia temennya Chery," jawab Putra.

"Hah? Lo pacaran sama Intan? Astaga Putra cepet putusin dia sekarang juga!" Teriak Reiga yang masih berdiri di pintu.

"Loh, Reiga ternyata."

"Dia toxic anjir sebelas dua belas sama Chery," kata Reiga.

"Sebenernya yang toxic itu kita berdua. Dia sering main sama cowok tapi kalau ngelihat Gue sama cewek lain dia marah. Kalau Gue, Gue sering mukulin dia."

Bugh!

Freya memukul kepala Putra, Putra hanya diam dan menyengir.

"Goblok! Lo beneran sering mukulin dia? Harus di laporin Lo!" Teriak Mbak Andra.

"Bukan dia yang Gue pukul, tapi mentalnya. Gue sering ngomong hal buruk tentang dia. Gue selalu muji cewek lain di depan dia," kata Putra.

"Ya udah kalau gitu sama aja Lo sama dia. Cocok deh Lo," kata Reiga yang sudah emosi.

"Gue sayang sama dia, Gue gak mau pisah dari dia. Cuma Gue gak tahu gimana cara mempertahankan dia selain dengan cara itu," kata Putra.

"Mending kalian break sebentar deh saran Gue. Kasihan Gue sama Lo berdua, kalian pasti gak bahagia 'kan sama satu sama lain?" Tanya Mbak Andra.

"Nggak," jawab Putra.

"Kayanya Lo sakit deh," kata Hao yang tak habis pikir dengan pengakuan dari Putra.

"Tapi, kalian percaya sama omongan Gue barusan?" Tanya Putra dan menatap satu persatu teman-temannya.

"Jadi Lo bohong?" Tanya Reiga.

"Iya lah, pacar Gue satu fakultas sama kita. Gue gak mau kasih tahu orangnya karena kita lagi lowkey sekarang. Kita baik-baik aja bahkan Gue udah ngerencanain pernikahan Gue," kata Putra.

"Anjing ya Lo! Gue kira beneran tadi udah emosi nih Gue!" Teriak Reiga dan langsung memeluk sahabatnya itu.

"Lo gak lari dari masalah 'kan?" Tanya Bang Jay.

"Maksud Lo?"

"Lo gak bilang gitu karena hubungan Lo toxic 'kan? Maksud Gue, Lo beneran gak pacaran sama temennya Chery itu?" Tanya Bang Jay sekali lagi untuk memastikan.

"Iya Bang tenang aja. Gue kan udah bilang, maybe tahun depan Gue bakal nikah sama dia," kata Putra sambil tersenyum.

"Kok Lo gak bilang ke Gue sih, Kak?" Tanya Karin.

"Gue udah bilang ke Mama sama Papa dan mereka setuju. Gue cuma mau Lo ikut kena jebakan Gue aja. Maaf yah," kata Putra.

"Huh, gila sih Gue udah panik duluan denger Lo mukulin anak orang," kata Nicholas yang wajahnya terlihat pucat.

"Njir lihat dia sampe pucet gitu mukanya," kata Hao sambil menertawakan Nicholas.

"Kak Nicholas goodboy jadi denger cerita kaya gitu dia jadi panik sendiri. Astaga maaf Gue ngakak kak," kata Andrew dan giliran ia kini tertawa sambil memukul Putra.

"Lo pikir aja deh, masak Gue setega itu sama perempuan? Sedangkan Gue punya Mama dan adik yang notebane nya perempuan. Gue gak mau karma yang Gue lakuin hari ini malah ngaruh sama kehidupan mereka kelak," kata Putra.

"Freya nak," panggil Sherina di sela-sela suara tawa.

"Iya Ma?" Jawab Freya lalu menghampiri Sherina.

"Anak-anak kamu nangis tadi Mama udah coba nenangin tapi gak bisa. Kayanya mereka pingin lihat kamu deh," kata Sherina dengan wajah yang panik.

"Iya Ma, Freya sekarang samperin mereka," kata Freya lalu segera masuk ke kamarnya.

"Hai sayangnya Bunda, kangen yah sama Bunda?" Tanya Freya dengan senyuman dan langsung menggendong Sania yang belum tenang. Tania sudah mulai bermain dengan nenek Renata.

"Bunda, Mama makasih yah," kata Freya setelah berhasil menenangkan Sania.

"Loh, kok bilang makasih? Kan kita neneknya. Kita juga kan yang ngebet pingin punya cucu," kata Renata.

"Bener banget, kamu gak usah segan kalau minta tolong sama Mama. Kamu mantu Mama dan udah jadi bagian dari keluarga ini," kata Sherina.

"Iya, tetep aja Freya cuma pingin bilang makasih sama Mama sama Bunda. Oh iya, sama Tante Adele juga," kata Freya dan tersenyum ke arah Adele yang sedang memerhatikan Tania.

"Ehh? Iya sama-sama Nak. Kamu juga jangan segan yah minta tolong sama Tante," kata Adele sambil tersenyum juga.

"Ajak gih anak kamu ketemu sama Om sama Tantenya," kata Renata.

"Iya, Freya mau nyiapin kereta mereka dulu," Freya lalu menaruh Tania dan Sania di kereta dorong mereka. Dan membawa anak-anaknya keluar.

"Ehh udah ada Kanaya," kata Freya saat melihat Kanaya yang duduk di pangkuan Putra, kakak favoritnya.

"Hai adik, hai tante," kata Kanaya.

"Zayn, lihat tuh ada adik cantik," kata Mbak Andra dan membuat Zayn tertawa cekikikan.

"Zayn udah umur berapa sih Mbak?" Tanya Hao.

"Dia udah hampir dua tahun," kata Mbak Andra.

"Berarti beda tiga tahun dong sama Kanaya?"

"Iya."

"Gue sama adik Gue beda dua tahun doang," kata Putra.

"Gue juga," kata Nicholas sambil mengacak rambut Nayara.

"Berarti Mama kita selalu hamil bareng dong?" Tanya Karin.

"Iya lah, coba aja dari dulu kita tinggal sekompleks," kata Nathan.

"Kalian dateng ke sini juga barengan gak sih? Kalau gak salah cuma selisih beberapa hari doang, Putra lebih dulu," kata Hao.

"Iya bener, kita ketemu waktu Gue bantu Mama beberes rumah. Gue lihat dia lagi baca buku duduk di sini sendirian. Gue heran sama dia yang hampir tiap hari baca buku," kata Putra.

"Lebih herannya lagi karena ini pertama kali Gue ketemu orang kembar tapi gak terlalu mirip dan sifatnya juga beda," kata Hao.

"Iya, Gue sampe gak percaya kalau mereka kembar," kata Reiga.

"Waktu pertama kali kita ketemu kita main bola tapi gak ada satu pun yang ngomong. Semuanya fokus masukin bola ke gawang," ucap Nathan.

"Ibu-ibu pada heran ngelihatnya terus sampe rumah Gue di tanyain mulu," kata Nicholas.

"Sumpah masa kecil kita tuh asik banget, bahkan sampe sekarang. Ya walau pun ada masalah tapi itu semua bisa kita hadapin karena kita selalu bareng gak sih?" Tanya Hao.

"Bener banget, bahkan walau pun Alex nggak ada di sini sekarang. Gue percaya di pasti lagi ketawa ngelihat kita dari atas sana," kata Putra.

"Iya, Alex gak akan ninggalin kita dan kita gak bakal lupain Alex," kata Nicholas.

"Oh ya besok kita ke makam Alex kuyy? Udah lama kan kita gak kesana," ajak Hao.

"Gue sih kapan aja bisa," kata Nicholas.

"Lo gak balik ke Jepang emang?"

"Liburan, selama satu bulan," kata Nicholas dan membuat semua temannya bersorak.

"Yeay bisa puas main sama Kak Niko," teriak Christ.

"Gak usah lebay deh Lo pada," kata Nicholas.

Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol dan sesekali memainkan game kecil. Mereka bahkan menginap dan tertidur di gazebo rumah Nicholas.

Halo semuanya, maaf sebelumnya ada hal penting yang ingin saya sampaikan terkait dengan judul dari buku ini. Saya ingin manyampaikan ada perubahan judul dari buku ini karenakan isi dan judulnya yang sangat tidak berhubungan. Saya harap pembaca tidak kehilangan minat membaca karena hal ini. Terimakasih karena telah selalu mendukung karya saya. Jangan lupa tinggalkan komentar dan batu kuasa untuk buku ini....

Enjizoo44creators' thoughts