webnovel

Our First Kiss

San sangat cantik untuk ukuran laki-laki. Garis matanya berkerut sampai hampir menghilang ketika dia tersenyum. Cara ia menjerit sambil tertawa sampai dia hampir tidak bisa bernapas, tawa yang begitu menakutkan mirip dengan milik Wooyoung.

Perbedaan antara penampilan luarnya dan sikapnya, kontras antara tulang pipinya yang tinggi dan bahunya yang lebar terhadap kepribadiannya yang sangat peduli dan butuh akan kasih sayang fisikal yang terus-menerus. San sangat cantik dan tidak ada yang menyangkalnya. Namun hanya ada satu masalah: Wooyoung benar-benar putus asa dan jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri dan kecantikannya yang mulai mempengaruhinya lebih dari pada yang seharusnya.

Semua orang di sekitar mereka mungkin dapat melihatnya dengan sangat jelas. Rona merah di pipi Wooyoung ketika San memanggilnya atau berpelukan dengannya sulit untuk dilewatkan dan mengingat betapa seringnya itu terjadi adalah keajaiban bila San sendiri tidak sadar apa yang sedang mengganggu Wooyoung saat ini. Atau mungkin dia hanya tidak mengomentari hal itu karena dia tidak ingin mempermalukan yang lain. Sedangkan Wooyoung jujur tidak bisa mengatakannya dan itu membuatnya gila.

Dia tahu bahwa San menyayangi semua orang, tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mendekap teman-temannya dalam pelukan dan ciuman sampai mereka mendorongnya dan menyuruhnya untuk mengganggu orang lain. Selain itu dia adalah hipeman tidak resmi di kelompok pertemanan mereka, tidak pernah gagal untuk memberikan kata-kata dukungan dan menghujam mereka dengan pujian sampai mereka merasa lebih baik dengan diri mereka sendiri.

Dan meskipun secara teknis Wooyoung tahu bahwa ini tidak berarti San tidak mencintainya (sebagai sahabat), dia tidak bisa menghilnagkan pikiran negatifnya selain meragukan dirinya sendiri kadang-kadang. Dia tahu bahwa rasa sakit yang muncul tiba-tiba di dadanya ketika dia melihat sahabatnya berpegangan tangan dengan Seonghwa benar-benar tidak masuk akal, dan dia tidak punya hak untuk cemburu ketika San meringkuk dengan Yunho atau tinggal sampai larut malam dengan Jongho hanya untuk menemaninya.

San telah mengatakan kepadanya berulang-ulang bahwa dia mencintainya, bahwa dia ingin berada di kehidupan Wooyoung selamanya. Mereka berdua adalah bestfriend, soulmate dan Wooyoung hanya harus mengusir pikirannya dan merusaknya dengan his little crush.

Egois, itulah yang terjadi. Tapi dia benar-benar tidak bisa menahannya. Tidak bisa menyembunyikan rasa kesemutan di perutnya ketika yang lebih tua memeluknya. Tidak bisa menghentikan pikirannya ketika San adalah hal terakhir yang ada di pikirannya setiap malam dan hal pertama yang dia pikirkan ketika dia bangun. Tidak bisa berhenti jatuh cinta padanya lebih keras setiap kali dia mendengar suaranya.

Satu sentuhan dari San bisa membuat pikirannya kacau balau selama berjam-jam dan itu mulai mengacaukan kemampuannya untuk fokus pada hal lain. Berpelukan dengan San semalaman saat nonton film dengan teman-teman mengakibatkan Wooyoung harus menonton kembali film itu sendiri karena pikirannya tidak fokus pada adegan satupun, terlalu sibuk dan panik atas fakta bahwa ada sosok ynag meringkuk di lengan dan bahunya, yang tidak lain tidak bukan adalah Choi San.

Wooyoung berusaha keras untuk tidak menjauhkan diri dari sahabatnya karena hal ini. Dia bisa melihat guratan luka yang akan tampak dari kedipan mata San ketika ia mengabaikan ajakan untuk duduk bersama selama makan siang. Dan secara fisik menyakitkan yang lebih muda karena melihat sahabatnya mencoba untuk tidak memperpanjang masalah dengan mengangkat bahu dan merubah topik secara mendadak. Sampai pada titik di mana Wooyoung tidak bisa tahan lagi. Dia tidak bisa terus menjaga rahasianya. Ia harus bicara pada seseorang yang sekiranya bisa sedikit membantu dirinya.

❣❣❣❣❣❣❣❣

Yeosang adalah jalan keluar saat dia butuh nasehat. Dari semua teman yang Wooyoung punya, mereka berdua telah saling mengenal lebih lama dan itu adalah pendekatan yang wajar dan logis untuk hal-hal yang bisa dipasangkan dengan fakta bahwa Yeosang mungkin mengenal Wooyoung lebih baik daripada dirinya sendiri,  bahwa Yeosang bisa diandalkan ketika Wooyoung mengatakan kepada yang lebih tua tentang apa yang sedang terjadi.

Mereka duduk di sofa di rumah Yeosang, sembari makan setengah potong pizza di meja di sebelah mereka dan layar TV menyala tanpa suara menerangi ruang tamu. Untuk beberapa alasan, Wooyoung gugup, beberapa kali menyeka telapak tangannya yang berkeringat di celananya setiap beberapa menit dan menggigit bibir bawahnya, menghindari menatap mata Yeosang sampai yang lebih tua berbicara kepadanya terlebih dahulu.

" Young-ah? Bisa jelaskan apa yang terjadi? Kamu bilang kamu mau bicara sesuatu? "

" Berjanjilah padaku kamu nggak akan ngetawain aku "

" Tidak ada janji. Tapi serius, kamu baik-baik aja kan? "

Wooyoung dengan cepat mengangguk, lalu dia menghela nafas. Tidak ada jalan kembali sekarang.

" Umm.. Uh... AkumungkinnaksirsamaSandanakunggaktauharusngapain "

Yang lebih tua terus menatapnya, mungkin mencoba untuk memproses apa yang baru saja dikatakan temannya dalam kecepatan super. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak.

" Oh tuhan Wooyoung kamu bikin aku takut, aku pikir kamu dalam masalah serius atau yang lain "

" Maafin aku, aku nggak bermaksud membuatmu khawatir. Tapi maksudku bukankah ini memang masalah serius? "

" Bagaimana bisa? "

Ketika Wooyoung menatapnya, Yeosang mengeluarkan tawa lain dan jika dia tidak begitu bingung sekarang yang lebih muda pasti akan memukulnya.

" Maaf maaf.. Sebelumnya congrats karena kamu mau mengaku sama dirimu sendiri. Tapi aku benar-benar melihat tidak ada masalah di sini "

" Sangie aku serius, tolong jangan seperti itu sekarang "

" Aku juga. Jika kamu mau mendengar saranku tentang situasi di sini, maka lebih baik kamu pergi, mengaku saja sudah, jadi kalian berdua bisa berkumpul dan kita semua bisa hidup dalam damai tanpa harus menonton kalian saling mendamba setiap hari "

Ekspresi wajah Wooyoung yang tercengang hampir lucu dan Yeosang menggelengkan kepalanya, terhibur dengan sikap Wooyoung yang polos.

" Apa aku harus mengejanya untuk mu? KAMU ME.NYU.KA.I.NYA. Dan San juga menyukaimu. Satu-satunya orang di sini yang nggak ngerti perasaan kalian.. Ya kalian berdua "

" Apa San sudah memberitahumu tentang hal itu? Memangnya kamu punya bukti? "

" Aku memang nggak punya. Tapi percayalah, semuanya udah jelas. Tak satu pun dari kalian yang bisa benar-benar menyembunyikan perasaan kalian "

Yeosang terdengar begitu yakin, terdengar begitu sederhana ketika dia mengatakan itu dan Wooyoung benar-benar ingin percaya padanya. Tapi keraguan dalam dirinya tidak membiarkannya begitu saja. Dia harus memastikan diri.

" Aku nggak tahu Yeosang. Dia nggak pernah menganggapku apa pun selain teman baik. Aku tidak ingin merusak persahabatan kita dengan membuatnya canggung dengan pengakuan yang semata-mata didasarkan pada kesempatan bahwa ia mungkin menyukaiku juga "

" Serius Young-ah, dia melihatmu seperti kamu satu-satunya hal yang terpenting di dunia ini. Jika aku salah aku akan traktir makan siangmu selama satu bulan. Kamu nggak boleh kalah "

Kali ini Wooyoung yang tertawa, suasana yang sebelumnya berat segera terangkat dan mereka dapat menikmati sisa malam bersama-sama seperti yang biasanya mereka lakukan.

❣❣❣❣❣❣❣❣❣

Kata-kata Yeosang telah mendorong Wooyoung untuk memutuskan bahwa ia benar-benar akan mengaku kepada San. Sekarang yang dia butuhkan adalah rencana.

Dia bisa saja meminta San untuk bicara berdua dengannya, menyuruhnya duduk seperti yang dilakukannya pada Yeosang dan menjelaskannya. Resiko dalam hal itu adalah bahwa ia mungkin akan tersandung atas kata-katanya sendiri atau suaranya tercekik di detik terakhir.

Pilihan lain adalah menulis lagu. Atau puisi. Hongjoong mungkin akan dengan senang hati membantunya, tapi itu berarti harus memberitahunya dulu dan Wooyoung tidak akan melalui rasa malu itu lagi. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa cara itu akan baik dan itu juga terdengar sangat cheesy.

Solusi yang sempurna datang ke otaknya ketika dia tanpa berpikir men-scroll akun TikTok-nya beberapa hari kemudian dan akhirnya menemukan challenge yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Kissing your bestfriend di kamera untuk melihat bagaimana reaksi mereka, mungkin sudah terdengar bodoh, tapi Wooyoung tidak bisa memikirkan sesuatu yang lebih baik. Soalnya cara ini tidak melibatkan suatu pembicaraan sehingga sarafnya mudah-mudahan bisa baik-baik saja dan itu cukup terus terang dan dia tidak perlu menebak-nebak lagi. Plus menangkapnya di kamera akan benar-benar membantunya mengatasi kegugupannya.

Kesempatan muncul dengan sendirinya di lain waktu saat San dan Wooyoung nongkrong sendirian di tempat yang lebih muda. Mereka tidak bisa melakukannya beberapa hari terakhir sehingga tidak mengherankan bahwa San setuju dengan antusias mengajak dan bahkan menawarkan diri untuk membeli makanan ringan. Ketika dia muncul di ambang pintu Wooyoung setengah jam kemudian, San segera menarik Wooyoung ke pelukan yang meremukkan tulang dan kemudian melanjutkan untuk menendang sepatunya dan melompat ke dapur, mungkin untuk mendapatkan mangkuk untuk keripik. Setelah tidak berhasil mencoba menenangkan hatinya yang berpacu  selama beberapa menit atau lebih, Wooyoung mengikutinya, meraih ponsel saat dia pergi.

" Sannie? Mingi bilang ada challenge baru di TikTok, mau melakukannya denganku? "

" Oh ya tentu, bentar ", teriaknya dari dapur.

Tidak ada jalan kembali sekarang. Wooyoung memasang ponselnya di atas meja dan memberi San senyum yang mudah-mudahan tidak gemetaran ketika yang lebih tua memasuki ruangan. Dia melihat dengan cemas sewaktu San meletakkan mangkuk di atas meja dan kemudian kembali ke sisinya.

" Baiklah, ayo kita lihat apa challenge yang Mingi temukan "

Yang dapat lebih muda lakukan adalah mengangguk sewaktu dia menekan tombol mulai dan mengambil beberapa langkah mundur sehingga keduanya berada dalam frame sepenuhnya.

Setelah beberapa detik dalam keheningan, San mengernyitkan alisnya dan memandang Wooyoung, kemudian mengangkat bahu.

" Mungkin nggak loading, aku reset dulu "

San berpaling dari yang lebih muda untuk mengambil ponsel dan Wooyoung tahu bahwa ini adalah momen-nya. Semuanya tampak terjadi terlalu cepat dan luar biasa lambat pada saat yang bersamaan.

Belum sempat yang lebih tua maju, Wooyoung mencengkeram pergelangan tangan San untuk memutarnya dan kemudian, sebelum dia menyesali keputusannya, menariknya ke dalam sampai bibir mereka akhirnya bersentuhan.

Untuk sepersekian detik San tidak menanggapi, terlalu terkejut untuk melakukan banyak hal dan Wooyoung baru saja akan menarik diri, takut dia telah mengacaukan momen itu. Tapi kemudian San mendesah, menangkup wajah yang lebih muda dengan kedua tangannya dan menciumnya kembali dengan gairah yang hampir membuat Wooyoung terhuyung-huyung mundur dan oh.... Bibir San sangat lembut terhadap milik Wooyoung, bahkan dengan intensitas ciuman ringan.

Tangan yang lebih muda secara alami menemukan tujuannya di pinggang San, menyeimbangkan keduanya dengan genggamannya yang erat ketika dia sedikit memiringkan kepalanya, membuka bibirnya, mengundang yang lebih tua dalam diam untuk memperdalam ciuman, seperti yang dia lakukan.

Kehangatan yang terpancar membuat Wooyoung pusing, perasaan saat bibir orang lain berada diatas miliknya sendiri dan cara dia mencicipi, entah bagaimana terasa seperti karamel dan... sangat unik. Kulit yang lebih muda merasa seperti dibakar saat jari-jari San yang menangkup wajahnya, kelembutan sentuhan yang sangat kontras dengan uratnya, seolah mencium Wooyoung adalah satu-satunya hal yang membuatnya tetap tertancap di dunia ini, seperti menarik diri bukanlah pilihan yang layak dipertimbangkan.

Kedua mata mereka tertutup, sensasi perasaan satu sama lain seperti ini sudah cukup luar biasa dan belum adiktif. Wooyoung merasa dia tidak bisa bernapas tetapi pada saat yang sama rasanya seperti dia bernapas dengan benar untuk pertama kalinya karena dia telah mengeluarkan perasaannya untuk sahabatnya.

Dan sekarang dia akhirnya tidak perlu menyembunyikannya lagi serta berkomitmen untuk menyampaikannya sebaik mungkin tanpa kata-kata, menekan tubuhnya lebih dekat ke arah yang lebih tua dan dengan lembut menarik bibir bawahnya dengan giginya, San dengan senang hati mengizinkan dia mengakses tengkuk Wooyoung dengan satu tangan seolah-olah untuk menahannya di tempat. Bukan berarti yang lebih muda akan pergi, semuanya terserah pada yang lebih tua dan Wooyoung harap ini tidak akan pernah berakhir.

Sayangnya, oksigen masih hal yang manusia butuhkan untuk bertahan hidup sehingga mereka harus menarik diri, dada terangkat saat mereka mengambil napas dalam-dalam sementara masih menggenggam satu sama lain. Tatapan San melembut ketika yang lebih muda nenyentuh telapak tangannya dan pada saat itu Wooyoung memutuskan bahwa San memiliki mata yang paling indah di seluruh dunia. Bola matanya bersinar, pupilnya sedikit melebar dan yang lebih muda menyadari bahwa Yeosang benar. Ada begitu banyak pemujaan dalam cara San melihatnya dan jika dia memiliki kemampuan untuk mencair secara fisik menjadi genangan air dia akan melakukannya saat itu juga.

" Kamu nggak tahu berapa lama aku sudah menunggu untuk melakukan hal ini "

" Aku bisa mengatakan hal yang sama sebenarnya. Aku menyukaimu begitu lama dan aku nggak pernah punya keberanian untuk melakukan sesuatu tentang hal itu sampai sekarang " Wooyoung terkekeh lembut. " Kita berdua ternyata begitu idiot kan? "

" Apa itu berarti mulai sekarang aku bisa menciummu seperti itu setiap kali aku menginginkannya? Karena aku sungguh-sungguh menyukaimu Wooyoung "

" Ya.. Kamu boleh melakukannya. Bagaimana kalau sekarang? " Senyum pada wajah Wooyoung semakin lebar.

" Tentu saja "

❣❣❣❣❣❣❣❣❣

Beberapa jam kemudian, setelah beberapa percakapan yang jujur, dua film berputar dan sekitar seratus ciuman kemudian San tertidur di sofa dan Wooyoung berbaring di sebelahnya, kepalanya beristirahat dengan nyaman di dada bidang San. Saat itulah dia memutuskan untuk benar-benar menonton video yang telah dia ambil dari ciuman pertama mereka dan senyum kembali ke wajahnya yang tampaknya menjadi permanen sekarang. Sebuah ide muncul di kepalanya dan dia segera menemukan obrolan dengan Yeosang.

Woo: [video terpasang] sepertinya dompetmu akan menangis selama satu bulan ini.

Yeo: kuharap kamu juga sadar bahwa aku akan mengirimkan ini ke groupchat seperti sekarang. Dasar idiot.

8 makes 1 team: 1 pesan baru (video terpasang)