"Cantik—"
"Mmhh—tidak mau!" Ace membuang muka ketika dagunya diraih. Dia membuat perampok di hadapannya kesal. Sebuah gamparan pun hadir di pipinya. "Arrghhhhhh!" Berikutnya jambakan rambut. "Mmhh---s-sakiiiit."
"Dengar, jangan tinggi hati ya kau, Pelacur. Keberadaanmu hanya untuk mengamankan kami. Jika tak berguna, aku takkan segan-segan membunuhmu di sini."
Lebih parah daripada tadi, sekarang pelatuk yang mengarah ke Ace banyak sekali. Bunyinya renyah pada telinga, tapi menarik ulu jantung karena bisa saja mencabut nyawa.
"Hiks, hiks … Phi Mike … P-Phi Mike … sakit …." Keluh Ace sambil menahan rambutnya agar berhenti dijambak (atau setidaknya rasa sakitnya semakin ringan). Dia malah dihempas begitu kasar. Hidung Ace nyaris membentur lantai, tapi untung tidak jadi. Remaja itu meringkuk sambil memeluk Lian. Dia terisak diantara para perampok yang pusing sendiri.
"Menurutku dia jangan disakiti. Nanti suaminya bisa mengamuk."
"Alahhhh."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com