webnovel

16. Kompetisi Sihir 6

Bab 16

Berbeda dengan sebelumnya, hanya ada dua petugas yang masuk untuk membersihkan sisa pertarungan.

Mereka masing – masing berada diujung arena menyentuh pinggirnya dengan kedua tangan mereka,

Lingkaran sihir terbentuk,

"Wahai waktu yang dapat diatur ulang, kami berharap kembalikan kami pada masa itu untuk menyelamatkan sesuatu."

Arena nampak bergetar, hal – hal yang tadinya hancur mulai memperbaiki dirinya sendiri seperti waktu diputar kepada sebelum tempat itu hancur.

Wah, dari rapalan mereka sepertinya itu adalah sihir waktu. Mereka mengembalikan waktu disaat arena itu belum hancur. Mengenai jumlah mereka setiap kerusakan yang terjadi akan lebih banyak jika kehancurannya lebih banyak. Sepertinya, sihir itu memiliki batasan kehancuran seperti apa yang bisa dikembalikan oleh satu orangnya.

Kesimpulannya, semakin besar kerusakan dan waktu berlalu maka, orang dan kekuatan yang dibutuhkan harus lebih banyak.

"Feera, kenapa kamu hanya diam saja?"

"Tidakk, aku hanya terkesan dengan pertarungan tadi. Dan aku merasakan orang itu tidak menggunakan sihir pada saat terakhir." Louren Viana yang dimaksud oleh Feera,

"Sepertinya kamu benar, soalnya tadi aku tidak merasakan ia menggunakan sihir. Apa kamu tahu soal itu?"

"Aku juga tidak begitu mengerti. Tapi aku sangat yakin itu adalah sesuatu yang lain." Jawab Feera,

"Ya kalian benar, itu adalah kondisi kerasukan peri." Lisa menyela,

"Peri?" sontak seraya Flow dan Feera terkejut,

"Kecilkan suara kalian, sebenarnya bukan seperti kerasukan seperti biasa orang akan kehilangan kesadarannya. Tapi tadi itu aku merasa ia tidak kehilangan kesadarannya."

"Jadi maksudmu peri itu hanya membantunya?" tanya Feera kembali,

"Iya, kau benar. Itu lebih seperti kontrak dimana seorang tuan bisa menggunakan kekuatan milik pelayannya." Jelas Lisa, "Eh, aku bicara terlalu banyak. Maafkan aku!"

Kontrak? Apakah aku bisa menggunakan seluruh jurus milik Lens juga? Tidak, aku tidak akan menggunakannya disini. Soalnya, Lens adalah monster. Sedangkan, wanita tadi auranya juga tidak seperti dirinya sebelum menggunakan teknik itu. Bisa jadi, aura milikku akan berubah seperti monster dan akan menakuti para penonton serta bisa membuat kepanikan.

"Ternyata peri benar – benar ada. Tidak kusangka makhluk mitos itu benar – benar ada. Soalnya, saat aku kecil hanya diceritakan tentang mereka yang suka membantu ras lain." Mengangguk semakin kagum dengan hal yang baru saja ia ketahui,

Setelah beberapa menit, arena berhasil diperbaiki seperti semula.

Mata kami kembali memandang arena, menantikan peserta selanjutnya tiba.

"Seperti biasa, aku akan langsung memanggilkan peserta yang akan bertarung pada saat ini adalah Alvoyi melawan Rouyem! Mari kita sambut kedatangan mereka!!!" Dony kembali berhasil membuat penonton kembali bersorak,

Kemudian Alvoyi dan Rouyem sudah mulai terlihat sedang menuju ke arena di dalam lorong. Ini menjadi pertarungan pria melawan pria yang pertama dalam kompetisi ini.

Alvoyi memiliki rambut lurus rapih dan pirang, postur tubuh tinggi, matanya biru, wajahnya menawan, dan juga seorang manusia. Aura – nya masih disembunyikan sampai saat ini.

Rouyem memiliki aura yang dingin disekitarnya, sebagai elf dia memiliki warna mata merah yang berbeda dari elf yang biasanya berwarna hijau dan biru, rambut pendek biru, wajahnya cukup menarik perhatian wanita.

"Namaku Alvoyi, senang bertemu denganmu."

"Rouyem, mari bertarung dengan segenap kemampuan kita."

"Baiklah!" Alvoyi tersenyum,

"Baik, kita mulai saja pertarungannya!" Dony memulainya,

Pertarungan dimulai,

"Fire Arrow!" Rouyem membuat sebuah panah dengan api biru,

Ia mulai menembakannya ke Alvoyi,

"Aku memanggilmu dan lindungi aku dimanapun bahaya menyerang!"

Rouyem terus menembakan api itu, sihir Alvoyi selalu melindunginya tepat sebelum api itu mengenainya.

Satu serangan lagi itu mengarah ke belakang tubuh Rouyem, dan airnya tetap melindunginya.

"Water Lance!" ia menyerang balik dengan tombak air,

Rouyem berhenti mencoba mengadu apinya dengan tombak itu,

Burst!

Serangannya hanya saling meniadakan, apinya menghilang dan airnya menguap.

Hal itu menjadi bukti serangan mereka masih sama kuatnya,

Tidak pikir panjang lagi, Rouyem terus menyerang bertubi – tubi.

Ia berharap perlindungan itu kalah cepat dan telat melindungi Alvoyi,

Namun, seperti biasa serangan itu selalu ditiadakan setiap hampi saja mengenainya.

Swing! Burst! Swing! Burst!

Panah api ditembakan dan menghilang,

Alvoyi nampak tenang dan memikirkan cara memberikan serangan balik,

Ia terus bertahan sampai saat ini,

Alvoyi berfikir, "Rouyem terus menyerangku dan tidak terlalu memperdulikan dia akan kehabisan mana dan staminanya. Aku tidak tahu apakah ia bodoh atau memang sangat kuat." Kemudian ia bergerak maju mendekati Rouyem,

Rouyem terus menghindar sambil menyerangnya, Alvoyi terus mengejarnya dan serangannya terus diblokir dengan sihir yang aktif terus menerus,

Rouyem juga berfikir, "Aku akan terus menyerangnya, ini adalah pertaruhan. Pelindungnya yang akan lebih lambat dari seranganku atau ia akan kehabisan mana dan stamina." Mereka melakukannya dan tidak ada yang unggul,

Penonton hanya bisa melongo melihat pertarungan yang luar biasa cepat itu,

Barrier di arena nampaknya hampir dipenuhi dengan uap yang menutupi sedikit pandangan penonton,

"Flow apa kau tahu tentang uap ini akan dimanfaatkan atau tidak oleh mereka?" Feera bertanya pada Flow,

"Aku tidak tahu, kurasa benar katamu. Uap itu mungkin bisa mereka manfaatkan –" tidak sempat menyelesaikan kata katanya,

Lisa menyela, "Lihat itu!" sambil menunjuk Alvoyi,

"Aku pikir ini sudah cukup." Alvoyi tersenyum, uap disana sudah menghilang dengan cepat,

Ia mengumpulkan semua uap itu ditangannya,

Semua orang mengira ia sedang memegang benda seperti awan,

Tidak ada yang mengetahui apa itu,

"Cloud Ball!" ia melemparkannya dengan kuat,

Rouyem menarik busur apinya, melepaskannya dan terjadi benturan benda itu dengan api birunya.

Apinya lenyap, awan itu terus bergerak.

"Steam Explosion!" awannya sampai dan meledak sangat dahsyat,

Burst!!!

"Aaaaa!" Rouyem kesakitan merasa kepanasan dengan uap yang meledak itu,

Uapnya meledak kemana mana, dan serangannya bermata dua itu juga menyerang penggunanya dan pelindungnya tetap berhasil melindung Alvoyi,

Rouyem terengah - engah dan masih sanggup bertarung,

Ia membuat api biru yang sangat terang karena cahaya birunya,

Api itu menjadi seperti bola kelereng, kemudian dilemparkan dari tangannya.

Tidak sebanding dengan gaya lempar dari tangannya, sihirnya seketika tepat mengenai Alvoyi dibagian dada.

"Apa?!?!" tidak sempat meresponnya, sihir itu meledak dan terlihat api yang sangat besar membakar tubuhnya,

Beruntung, seorang medis dengan sigap mematikan api biru itu dengan sangat mudah. Nampaknya, orang itu sudah menyadari Alvoyi yang telah kehilangan kesadaran.

"Karena salah satu peserta pingsan dan tidak dapat melanjutkan pertarungan, maka Rouyem berhasil memenangkan pertarungannya di babak pertama ini." Ucap Dony yang berusaha mengambil perhatian dari Alvoyi yang terlihat memiliki luka bakar dibagian dadanya karena serangan barusan.

Pertarungan berakhir, Rouyem berhasil menang, Alvoyi pingsan dan mengalami luka bakar.

"Serangan itu bisa membunuh lawannya. Beruntung medis menyadari itu dan menghindari salah satu peserta mati dan didiskualifikasi karena membunuh." Ucap Lisa sambil menggelengkan kepalanya heran,

Feera dan Flow mengabaikan dengan ucapan Lisa yang menandakan ia bersyukur namun terbalik dengan kepalanya yang menggeleng heran.

"Sebenarnya aku sudah menyadari saat itu. Tapi aku melihat penonton disebelah sana." Flow menunjuk seseorang yang pernah menolong seorang nenek sebelumnya, "Tadi aku melihatnya bersiap untuk menolong dan tidak jadi melakukannya. Ia juga menyadari seorang medis yang menolong itu sama seperti aku."

"Dimana dia?" kata Feera yang kehilangan untuk melihat orang itu,

"Halo semua! Sepertinya sangat menyenangkan menonton dari sini. Bolehkah aku bergabung dengan kalian?" pria yang dibicarakan sudah tiba di tempat mereka dengan cepat bagi yang tidak memperhatikan.

Wajar saja Feera dan Lisa tidak menyadari kedatangannya. Pandangan mereka terfokus ke pertandingan daritadi. Aku melihatnya berjalan santai saat kami mengobrol tadi dan sampai dengan tepat disini setelah kami selesai bicara.

"Tentu saja! Tapi bukankah kamu David Vista? Orang yang akan bertarung selanjutnya." Tanya Flow memastikan sedikit mendangakkan kepalanya berbicara dengan orang yang sedikit lebih tinggi.

"Hehe, kau benar sebenarnya aku hanya tertarik dengan kalian yang sesama peserta saling mengobrol dan terlihat asyik dari sana." David tertawa dan menunjuk ke tempat ia berada sebelumnya.

"Oh jadi begitu, sebenarnya kami sedikit membicarakanmu dan kau langsung menghampiri kami. Kupikir ingin melabrak. Haha, aku salah sangka." Lisa sangat jujur soal itu,

"Tidak kok, aku hanya ingin bergabung saja disini. Tidak ada maksud lain." Kedua tangannya bergerak untuk mengatakan tidak,

Flow malah berfikir berbeda kalau David Vista datang karena menyadari kalau Flow juga menyadari apa yang terjadi di dalam pertarungan tadi.

"Aku belum bisa percaya, sepertinya dia juga menyadari aku. Sudahlah, sebentar lagi juga aku akan dapat informasi dari pertarungan yang akan dibuat orang ini." Ucap Flow dalam hati, sambil melihat kearah David yang tersenyum.