webnovel

one of one

"Untuk apa indah tapi tak tergapai?" "Well hanya naga yang bisa menjamahnya." Mendengar jawaban Long Jin, Na Ra tidak menyadari ada makna tersirat disana. "Tapi, aku tidak ingin jadi seperti bulan, meski indah dan dipuja banyak orang dia tetap sendirian." *** "Apakah kau tahu, darah lebih kental daripada air? Semua orang bisa memiliki kekayaan dan pengaruh yang sama besar dengan keluarga Dan.. Namun tidak semua orang bisa memiliki darah keluarga Dan yang mengalir dalam dirinya." "Kau boleh mengambil darahku, jika kau terobsesi dengannya." "Anak-anak kita... di dalam tubuh mereka akan mengalir darah yang sama, berasal dari tetesan yang sama, dan menjadi segumpal daging yang mendiami rahim yang sama."

Talmina_Halim · Urban
Not enough ratings
12 Chs

Kediaman Dan

Kediaman Dan adalah komplek kediaman yang tidak terlalu besar, mengingat selama beberapa generasi jumlah keturunannya menurun drastis. Mungkin hal tersebut diakibatkan terlambatnya usia pernikahan, maklum saja setiap anggota keluarga Dan terlahir luar biasa dengan pemikiran dewasa sebelum waktunya.

Sebut saja ayah Dan Na Ra, Dan Lu Zen, saat kali pertama datang dan berinisiasi dengan Sembilan Naga setelah mata rantai keluarga Dan terputus, usianya bahkan belum memasuki tiga puluh. Namun dia dengan percaya diri menunjukkan jati diri dan kemampuannya, sehingga tak seorangpun meragukannya sebagai ahli waris keluarga Dan. Sama halnya dengan Dan Na Ra, dia tidak bodoh, hanya saja tidak percaya bahwa cerita masa silam tentang ayahnya yang memiliki ibu susuan di kota J adalah benar. Malahan hal tersebut adalah kebenaran yang sengaja ditutupi demi keamanannya. Secara mental, Dan Na Ra paham bahwa kehadirannya di komunitas sembilan naga akan menjadi pro dan kontra, apalagi ditambah dengan keberadaan paman dan sepupunya yang berasal dari jalur hubungan tidak sah kakek buyutnya.

Bai Long Jin dengan emosinya yang tertahan, segera merogoh sakunya dan memakaikan cincin di salah satu jemari di tangan kanan Na Ra. Dengan susah payah keduanya memaksakan ego masing-masing, dimana Yong Jin memaksa Na Ra untuk mengenakan cincin tersebut namun Na Ra berusaha menolaknya.

"Aku tidak menginginkan ini." jawab Na Ra sambil menitikkan air mata, namun karena lelah menolak akhirnya cincin itu pun sampai di pangkal jari manisnya.

"Keputusan itu bukan berada di tanganmu. Pernikahan kita seharusnya sudah terjadi. Jangan pernah lepaskan, maka kau akan baik-baik saja."

"Aku tidak baik-baik saja."

"Cincin ini adalah identitas baru mu."

"Pulangkan aku, kumohon."

"Ini rumahmu... Aku tidak akan membiarkan keluarga Dan punah hanya karena keegoisan segelintir orang."

"Jika mereka ingin kekayaan dan kehormatan, silahkan ambil saja, aku tidak peduli."

"Tapi aku peduli. Kami peduli.."

"Kenapa aku..? Aku tidak ingin.." Jawab Na Ra dengan terbata-bata.

"Kau ingin mengacuhkan ayahmu..? Baik, akan kuajak kau melihat-lihat." Lalu dengan menarik Na Ra yang sedikit limbung, akhirnya Long Jin pun memaksanya bangun dan mengikutinya menuju suatu tempat.

Rupanya Long Jin kembali ke aula utama dan menempatkan Na Ra di tengah ruangan.

"Katakan di depan ayahmu, jika kau tidak ingin menjadi putrinya."

Na Ra sesaat terpana dengan kondisi aula utama yang tadinya gelap menjadi bermandikan cahaya lampu kuning keemasan, saling bersahutan dalam irama luminous yang memancarkan kenyamanan sekaligus sisi elegan yang hanya ditangkap oleh mata dan dirasa dengan kalbu. Ironisnya, Na Ra menikmati itu semua saat dirinya berdiri sebagai pewaris yang kehadirannya mungkin tidak diharapkan atau malah sebaliknya bagi beberapa pihak yang lain. Dia bisa melihat gurat kemiripan neneknya yang terpatri jelas dalam bingkai wajahnya sendiri, alis dan rambut yang sama, kemudian mata yang indah yang jelas diturunkan oleh gen kakeknya yang berasal dari negeri di barat jauh. Terakhir, ia melihat potret masa muda ayahnya dalam balutan pakaian resmi sedang tersenyum menghadap pada khalayak. Seluruh beban berubah menjadi benang kusut yang terangkai dalam otaknya, mengingat penampilan benang kusut saja secara otomatis membuatnya tidak stabil dan disanalah Bai Long Jin menanggung beban tubuh Na Ra yang hampir terjatuh.

"Seharusnya memang disinilah, kita mengukuhkan hubungan... Tepat di hadapan seluruh keluarga besarmu." Dan Long Jin pun melahap Na Ra tanpa ampun, mulai dari leher dan berakhir dimana pun yang Long Jin inginkan. Tentu saja membawa kembali tunangannya ke kamar dan melanjutkan percumbuan mereka adalah tujuan yang akan Long Jin gapai malam ini.

*

Dan Hei Fu semakin pusing mendengar keluh kesah ibunya, bahkan ayahnya pun semakin mengatupkan bibirnya.

"Diam!"

"Kau berani membentakku..?"

"Aku bukanlah siapa-siapa disini dan kau tahu itu. Bahkan kita semua tahu akan datang masa dimana anak Dan Lu Zen akan datang mengklaim apa yang sudah menjadi haknya."

"Kemudian kau diam saja?"

"Aku rasa, Putrinya pun tidak terlalu serakah sepertimu. Kau harus ingat, jika bukan karena Dan Lu Zen, kita hanyalah pesuruh yang tak dianggap oleh sembilan naga."

"Hingga kini pun derajat kita tidak jauh berbeda, lihat putramu, juga menjadi pesuruh Bai Long Jin, entah apa yang ada di otaknya."

"Cukup. Hal ini adalah urusan sembilan naga dan kau jangan sedikitpun ikut campur." Kemudian Dan Hei Fu merasakan tatapan ayahnya menuju pada dirinya, "Ayah merasa kau sudah cukup dewasa sekarang dan Ayah bangga padamu. Kau harus bisa mengambil nilai-nilai yang Bai Long Jin perlihatkan."

*