Sosok wanita yang saat ini bergetar ketakutan dengan bulir peluh membasahi wajah saat merasakan nyawanya terancam. Ia tidak pernah berpikir akan mendapatkan sebuah ancaman yang mungkin akan mengorbankan nyawanya. Ia kini berpikir akan mati sebentar lagi dengan otak yang tertembus timah panas keluar dari bibir pistol.
'Apakah ini adalah akhir hidupku? Lebih baik aku dipecat dari perusahaan karena tidak bisa mewawancarai nona Zelyn daripada harus mati konyol dengan tuduhan tidak berdasar dari pria yang baru dua kali aku jumpai ini.'
Merasa ketakutan dan kebingungan harus menjawab apa, pada akhirnya ia memilih untuk diam dengan memejamkan mata saat pria tersebut mulai menghitung angka satu sampai tiga. 'Ayah, ibu maafkan putrimu ini yang belum bisa membuat bangga kalian.'
Begitu bibir tebal Daniel menyebut angka tiga, tetapi sama sekali tidak ada jawaban dari wanita di depannya yang pasrah, membuat ia mengerutkan kening.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com