Di dalam kamar Luna tampak santai berbincang dengan Enji , dan saat Rayi tiba - tiba masuk Luna tampak terkejut .
" kan aku belum telepon " Luna beranjak dari duduknya ,
" kamu ga lihat didepan ada apa , pulang sebelum kak Nakula murka " Rayi mengandeng tangan Luna , meskipun dia marah Rayi masih dengan lembut mengandeng Luna keluar . Enji pun mengikuti Luna , dan saat melihat Nakula di ruangan depan dia tidak berani melangkah maju .
Begitu juga Luna , langkahnya terhenti saat melihat kakaknya berdiri di depan para penyamun . Luna tertunduk dan bersembunyi di belakang Rayi .
Nakula memberi jalan hanya untuk Rayi dan Luna , setelah mereka keluar dari ruangan itu Nakula segera menutup akses keluar .
" kayaknya 5 tahun lalu gue udah peringatin loe untuk ga deketin adek gue " ucap Nakula mengertakkan rahang menahan marah , menatap tajam ke arah Enji .
" maaf kak , tapi aku udah ga make lagi . Dan aku cuma pengen ketemu sama Luna aja ga lebih " Enji tampk sangat menyesal saat melihat dihadapannya teman - temannya sedang tertangkap basah . Nakula tidak merespon , dia berjalan mendekat dan memfoto Enji dan juga teman - temannya . Setelah itu dia mendekati Enji , menunjukkan foto itu ke Enji
" ini peringatan terakhir , sekali lagi loe bawa adek gue ke tempat loe , habis sudah loe , loe , loe semua " kata Nakula sambil menunjuk satu - persatu Enji dan juga teman - temannya .
Setelah itu Nakula menutup pintu dengan sangat keras . Dia segera pergi meninggalkan tempat itu .
**
Di dalam mobil Rayi hanya diam , Luna pun tampak takut untuk berbicara . Luna hanya sesekali melirik Rayi yang tampak marah . Luna menatap Rayi dengan wajah memelas , Rayi mencoba untuk tidak merespon ,
" jangan pasang muka kayak gitu , kamu tahu gimana khawatirnya aku sama kakak kamu " kata Rayi setelah beberapa saat
" aku juga ga ikut - ikutan kan ?" kata Luna menyesal ,
" kalo yang datang bukan kak Nakula tapi polisi lain gimana , ikut di ciduk kamu " amuk Rayi
" udah pernah dulu " kata Luna santai , Rayi menoleh dan segera menepikan mobilnya . Rayi menatap Luna tak percaya , amarahnya sudah di ubun - ubun , tapi dia menahan amarahnya . Dan menghela nafas dalam - dalam . Tanpa bicara sepatah kata pun Rayi kembali melajukan mobilnya . Pandangannya lurus kedepan .
Hingga sampai didepan rumah Luna , Rayi masih diam begitu juga Luna . Rayi membukakan pintu mobil untuk Luna , tapi Luna sudah keluar terlebih dahulu . Luna berjalan meninggalkan Rayi , membuat Rayi binggung harus apa .
" yang harusnya marah itu aku " keluh Rayi dalam hati . Dia berjalan mengikuti Luna .
Sebelum Rayi masuk ke dalam rumah Luna , ternyata Sadewa sudah datang dan langsung menghampiri Rayi .
" mana Luna ?" tanya Sadewa
" udah di dalem kak , aku pamit pulang dulu ya " kata Rayi , dia tidak bermaksud untuk ikut campur keluarga pacarnya .
" nunggu Nakula dulu ya , ada yang gue sama Nakula omonngin " jelas Sadewa , Rayi pun mengangguk dan segera duduk di kursi yang ada di teras .
" ga masuk nak " sapa bunda dari dalam , Rayi segera bangkit dan mencium tangan bunda Luna
" masih mau ngobrol sama kak Dewa tante " kata Rayi menjelaskan .
" oh ya udah , sebelum pulang masuk dulu bunda baru selesai buat kue " kata bunda mengingatkan "
" siap tante " kata Rayi sambil mempersilahkan bunda yang masuk kedalam .
" emang bener kak Luna dulu pernah kena kasus kayak gini juga ?" tanya Rayi , Sadewa menoleh kaget .
" cerita gimana Luna ? " pancing Sadewa
" ga banyak sih karena dia malah ngambek , padahal dia yang salah malah dia nya ngambek " gerutu Rayi ,
" hahaha , ini baru permulaan . Tuh anak cewek suka bikin sport jantung kakaknya " cerita Sadewa .
" oh ya " Rayi tampak penasaran , tapi ketika Sadewa ingin bercerita tiba - tiba Nakula datang .
Sadewa dan Rayi tampak tegang menanti Nakula , mereka menanti hingga Nakula memarkir motornya dan berjalan kearah Sadewa dan Rayi .
" udah loe urus ? " tanya Sadewa tanpa basa - basi
" udah tapi ga langsung disitu , gue kirim ke anak - anak " jelas Nakula
" naik pangkat dong " kelakar Sadewa , Nakula yang emosi segera menendang kaki Sadewa
" bisa - bisa nya loe ya bahas naik pangkat " omel Nakula , membuat Rayi menahan tawa karena baru sadar arah pembicaraan kedua kakak Luna .
" kan yang bawa loe " kata Sadewa sambil mengusap kakinya yang ditendang oleh Nakula
" gue cuma ngirim target doang , kalo gue bawa mereka Luna bisa kena lagi " jelas Nakula , Sadewa mengangguk mengerti
" emang dulu kayak gini kak ?" tanya Rayi penasaran .
" dulu lebih parah " celetuk Sadewa , Rayi sontak kaget
" Luna duduk diruangan yang sama waktu kena grebek kelas dua SMA , dan gokilnya tuh anak ga nangis atau ngrenggek " cerita Nakula antusias
" iya dia cuma diam ikutin arahan polisi , karena dia emang ga pake dia cuma ditempat dan waktu yang salah aja " lanjut Sadewa ,
" jadi gue minta sama loe , kalo Luna bilang mau ketemu tuh si Enji jangan pernah kasih ijin . Paham " hardik Nakula ,
" siap bos " kata Rayi sambil menahan senyum dengan ucapan Nakula yang memberinya perintah ,
" awas loe aneh - aneh ke adek gue " Nakula kembali menghardik Rayi ,
" gue jaga sepenuh jiwa " kata Rayi menyombongkan diri ,
" wah kesalahan ini Wa " gerutu Nakula muak melihat sikap Rayi ,
" sekali loe buat adek gue nangis , habis loe " Sadewa ikut mengancam , tapi Rayi hanya tertawa senang karena mendapat ijin dari kedua kakak Luna
" mana tuh anak " tawa Nakula , saat melihat hanya ada bunda di ruang keluarga
" ngambek datang langsung masuk tanpa ngomong apa - apa " sela Rayi
" belum makan berarti tuh anak " tanya Sadewa
" belum lah kak " kata Rayi sambil sesekali melihat kearah kamar Luna ,
"gue kasih tantangan , kalo loe bisa buat Luna makan gue ijinin dia ikut mama loe ke bali " goda Nakula
" ke bali , mama gue ?" Rayi tampak binggung
" iya , mama loe kemaren telepon mau ngajak Luna ke bali . Loe ga tahu ?" tanya Sadewa
" gue enggak tahu malah " jawab Rayi binggung ,
" wah ternyata ada yang lebih parah dari pada kita " kata Nakula senang , dibarengi tawa dari Sadewa .
Rayi beranjak dari duduknya meninggalkan kedua kakak Luna yang tertawa girang . Rayi menghampiri bunda yang sedang melihat tv , Rayi duduk disamping bunda
" Rayi ijin ke kamar Luna ya bunda " tanya Rayi pada bunda yang sedikit kaget karena Rayi megubah panggilannya ,
" iya nak , makasi ya udah sabar hadapi tingkah Luna " kata bunda sambil mengusap lembut tangan Rayi
" iya sama - sama bunda " kata Rayi , tak lama kemudian Rayi berjalan kearah kamar Luna .
Rayi mengetuk kamar Luna , namun tak ada jawaban
" kalo ga dikunci masuk aja nak , suka gitu emang kalo bikin salah . Ga mau makan diem dikamar terus " kata bunda memberi ijin .
Rayi segera membuka pintu kamar Luna , dan segera masuk tak lupa dia membuka lebar pintu kamar Luna . Dilihatnya Luna sedang duduk ditempat tidur sambil bermain ponsel . Luna gak menghiraukan kedatangan Rayi .
Rayi duduk di ujung tempat tidur , dia melihat Luna tapi Luna masih tidak mau menghiraukan Rayi . Tak lama Rayi berdiri kearah meja rias Luna mencari sesuatu . Luna tampak melirik kearah Rayi , tapi saat Rayi kembali Luna berpura - pura sibuk lagi bermain ponsel . Dan itu membuat Rayi menahan tawa nya .