webnovel

58)Waktu Dan Tempat Yang Salah

Di dalam kamar Luna tampak santai berbincang dengan Enji , dan saat Rayi tiba - tiba masuk Luna tampak terkejut .

" kan aku belum telepon " Luna beranjak dari duduknya ,

" kamu ga lihat didepan ada apa , pulang sebelum kak Nakula murka " Rayi mengandeng tangan Luna , meskipun dia marah Rayi masih dengan lembut mengandeng Luna keluar . Enji pun mengikuti Luna , dan saat melihat Nakula di ruangan depan dia tidak berani melangkah maju .

Begitu juga Luna , langkahnya terhenti saat melihat kakaknya berdiri di depan para penyamun . Luna tertunduk dan bersembunyi di belakang Rayi .

Nakula memberi jalan hanya untuk Rayi dan Luna , setelah mereka keluar dari ruangan itu Nakula segera menutup akses keluar .

" kayaknya 5 tahun lalu gue udah peringatin loe untuk ga deketin adek gue " ucap Nakula mengertakkan rahang menahan marah , menatap tajam ke arah Enji .

" maaf kak , tapi aku udah ga make lagi . Dan aku cuma pengen ketemu sama Luna aja ga lebih " Enji tampk sangat menyesal saat melihat dihadapannya teman - temannya sedang tertangkap basah . Nakula tidak merespon , dia berjalan mendekat dan memfoto Enji dan juga teman - temannya . Setelah itu dia mendekati Enji , menunjukkan foto itu ke Enji

" ini peringatan terakhir , sekali lagi loe bawa adek gue ke tempat loe , habis sudah loe , loe , loe semua " kata Nakula sambil menunjuk satu - persatu Enji dan juga teman - temannya .

Setelah itu Nakula menutup pintu dengan sangat keras . Dia segera pergi meninggalkan tempat itu .

**

Di dalam mobil Rayi hanya diam , Luna pun tampak takut untuk berbicara . Luna hanya sesekali melirik Rayi yang tampak marah . Luna menatap Rayi dengan wajah memelas , Rayi mencoba untuk tidak merespon ,

" jangan pasang muka kayak gitu , kamu tahu gimana khawatirnya aku sama kakak kamu " kata Rayi setelah beberapa saat

" aku juga ga ikut - ikutan kan ?" kata Luna menyesal ,

" kalo yang datang bukan kak Nakula tapi polisi lain gimana , ikut di ciduk kamu " amuk Rayi

" udah pernah dulu " kata Luna santai , Rayi menoleh dan segera menepikan mobilnya . Rayi menatap Luna tak percaya , amarahnya sudah di ubun - ubun , tapi dia menahan amarahnya . Dan menghela nafas dalam - dalam . Tanpa bicara sepatah kata pun Rayi kembali melajukan mobilnya . Pandangannya lurus kedepan .

Hingga sampai didepan rumah Luna , Rayi masih diam begitu juga Luna . Rayi membukakan pintu mobil untuk Luna , tapi Luna sudah keluar terlebih dahulu . Luna berjalan meninggalkan Rayi , membuat Rayi binggung harus apa .

" yang harusnya marah itu aku " keluh Rayi dalam hati . Dia berjalan mengikuti Luna .

Sebelum Rayi masuk ke dalam rumah Luna , ternyata Sadewa sudah datang dan langsung menghampiri Rayi .

" mana Luna ?" tanya Sadewa

" udah di dalem kak , aku pamit pulang dulu ya " kata Rayi , dia tidak bermaksud untuk ikut campur keluarga pacarnya .

" nunggu Nakula dulu ya , ada yang gue sama Nakula omonngin " jelas Sadewa , Rayi pun mengangguk dan segera duduk di kursi yang ada di teras .

" ga masuk nak " sapa bunda dari dalam , Rayi segera bangkit dan mencium tangan bunda Luna

" masih mau ngobrol sama kak Dewa tante " kata Rayi menjelaskan .

" oh ya udah , sebelum pulang masuk dulu bunda baru selesai buat kue " kata bunda mengingatkan "

" siap tante " kata Rayi sambil mempersilahkan bunda yang masuk kedalam .

" emang bener kak Luna dulu pernah kena kasus kayak gini juga ?" tanya Rayi , Sadewa menoleh kaget .

" cerita gimana Luna ? " pancing Sadewa

" ga banyak sih karena dia malah ngambek , padahal dia yang salah malah dia nya ngambek " gerutu Rayi ,

" hahaha , ini baru permulaan . Tuh anak cewek suka bikin sport jantung kakaknya " cerita Sadewa .

" oh ya " Rayi tampak penasaran , tapi ketika Sadewa ingin bercerita tiba - tiba Nakula datang .

Sadewa dan Rayi tampak tegang menanti Nakula , mereka menanti hingga Nakula memarkir motornya dan berjalan kearah Sadewa dan Rayi .

" udah loe urus ? " tanya Sadewa tanpa basa - basi

" udah tapi ga langsung disitu , gue kirim ke anak - anak " jelas Nakula

" naik pangkat dong " kelakar Sadewa , Nakula yang emosi segera menendang kaki Sadewa

" bisa - bisa nya loe ya bahas naik pangkat " omel Nakula , membuat Rayi menahan tawa karena baru sadar arah pembicaraan kedua kakak Luna .

" kan yang bawa loe " kata Sadewa sambil mengusap kakinya yang ditendang oleh Nakula

" gue cuma ngirim target doang , kalo gue bawa mereka Luna bisa kena lagi " jelas Nakula , Sadewa mengangguk mengerti

" emang dulu kayak gini kak ?" tanya Rayi penasaran .

" dulu lebih parah " celetuk Sadewa , Rayi sontak kaget

" Luna duduk diruangan yang sama waktu kena grebek kelas dua SMA , dan gokilnya tuh anak ga nangis atau ngrenggek " cerita Nakula antusias

" iya dia cuma diam ikutin arahan polisi , karena dia emang ga pake dia cuma ditempat dan waktu yang salah aja " lanjut Sadewa ,

" jadi gue minta sama loe , kalo Luna bilang mau ketemu tuh si Enji jangan pernah kasih ijin . Paham " hardik Nakula ,

" siap bos " kata Rayi sambil menahan senyum dengan ucapan Nakula yang memberinya perintah ,

" awas loe aneh - aneh ke adek gue " Nakula kembali menghardik Rayi ,

" gue jaga sepenuh jiwa " kata Rayi menyombongkan diri ,

" wah kesalahan ini Wa " gerutu Nakula muak melihat sikap Rayi ,

" sekali loe buat adek gue nangis , habis loe " Sadewa ikut mengancam , tapi Rayi hanya tertawa senang karena mendapat ijin dari kedua kakak Luna

" mana tuh anak " tawa Nakula , saat melihat hanya ada bunda di ruang keluarga

" ngambek datang langsung masuk tanpa ngomong apa - apa " sela Rayi

" belum makan berarti tuh anak " tanya Sadewa

" belum lah kak " kata Rayi sambil sesekali melihat kearah kamar Luna ,

"gue kasih tantangan , kalo loe bisa buat Luna makan gue ijinin dia ikut mama loe ke bali " goda Nakula

" ke bali , mama gue ?" Rayi tampak binggung

" iya , mama loe kemaren telepon mau ngajak Luna ke bali . Loe ga tahu ?" tanya Sadewa

" gue enggak tahu malah " jawab Rayi binggung ,

" wah ternyata ada yang lebih parah dari pada kita " kata Nakula senang , dibarengi tawa dari Sadewa .

Rayi beranjak dari duduknya meninggalkan kedua kakak Luna yang tertawa girang . Rayi menghampiri bunda yang sedang melihat tv , Rayi duduk disamping bunda

" Rayi ijin ke kamar Luna ya bunda " tanya Rayi pada bunda yang sedikit kaget karena Rayi megubah panggilannya ,

" iya nak , makasi ya udah sabar hadapi tingkah Luna " kata bunda sambil mengusap lembut tangan Rayi

" iya sama - sama bunda " kata Rayi , tak lama kemudian Rayi berjalan kearah kamar Luna .

Rayi mengetuk kamar Luna , namun tak ada jawaban

" kalo ga dikunci masuk aja nak , suka gitu emang kalo bikin salah . Ga mau makan diem dikamar terus " kata bunda memberi ijin .

Rayi segera membuka pintu kamar Luna , dan segera masuk tak lupa dia membuka lebar pintu kamar Luna . Dilihatnya Luna sedang duduk ditempat tidur sambil bermain ponsel . Luna gak menghiraukan kedatangan Rayi .

Rayi duduk di ujung tempat tidur , dia melihat Luna tapi Luna masih tidak mau menghiraukan Rayi . Tak lama Rayi berdiri kearah meja rias Luna mencari sesuatu . Luna tampak melirik kearah Rayi , tapi saat Rayi kembali Luna berpura - pura sibuk lagi bermain ponsel . Dan itu membuat Rayi menahan tawa nya .