Mobil Sadewa berhenti tepat didepan kantor Elma , dan Elma segera kelua dari mobil dan berlari menuju kantornya. Sebelum benar - benar masuk Elma melambai kearah Sadewa , dibalas dengan senyum oleh Sadewa .
" Lun bisa minta tolong bawain bantu bawain ini ke deket mesin fotocopy ga ? " tanya Elma sambil menunjuk tumpukan berkas yang menggunung .
" siap bos " kata Luna sambil mengangkat tumpukan berkas tersebut dan berjalan ke mesin fotocopy , tiba - tiba Johan datang dan mengambil tumpukan berkas - berkas itu .
" jangan bawa berat - berat , panggil aku atau Roy aja ya " kata Johan dengan raut wajah cemas . Luna yang mendapat bantuan mendadak jadi heran , tapi Luna juga berterima kasih .
" hemb tau aja Luna sekarang ceweknya pak Rayi , pada cari muka semua deh " cibir Elma
" hahaha " Luna terbahak .
Saat akan pergi makan siang Rayi tiba - tiba datang menghampiri Luna
" ngapain masih disini , katanya ada pertemuan sama orang farmasi " tanya Luna yang heran Rayi masih dikantor
" aku ga bisa makan siang lagi sama kamu " keluh Rayi ,
" udah sana , jangan males - malesan " dorong Luna ,
" ini kunci mobil aku , nanti kalo aku pulangnya telat kamu bawa pulang aja " kata Rayi menyodorkan kunci mobilnya .
" aku pulang sama kak Elma aja " Luna menolak
" kamu mau gangguin kakak kamu pacaran apa , udah bawa aja" kata Rayi mengusap lembut rambut Luna dan segera pergi
" hati - hati dijalan " kata Luna melambai , Rayi hanya mengangguk sambil sibuk mengirim pesan .
" ngirim pesan ke siapa coba , sampai ga liat gitu " gerutu Luna , sambil beranjak menghampiri Elma yang sudah menunggunya . Tiba - tiba ponselnya berdering , sambil jalan Luna mengecek siapa yang mengirim pesan . Saat melihat siapa yang mengirim pesan Luna tersenyum
"pengen cium tapi banyak orang " tulis Rayi di pesannya
Luna terkekeh membacanya , dan kemudian segera memasukan kembali ponsel ke sakunya . Dan buru -buru mengahampiri Elma yang sudah menunggunya .
**
" emang kamu bisa bawa mobil Lun ? " tanya Roy saat makan siang
" wah menghina kalian ya " sungut Luna
" ya kan kamu tiap hari dianterin , apalagi liat kamu yang manja gini mana kepikiran kalo kamu bisa bawa mobil " cibir Johan .
" kalian ya kalo udah liat aku bawa motor trail ke kantor baru percaya nanti " kata Luna makin emosi
" kalian tuh ya , dia itu ga semanja apa yang orang lihat tau" bela Elma , Luna tersenyum senang karena ada yang membelanya .
" haha ga yakin gue " goda Roy . Luna melirik sinis .
Di lain tempat Rayi sedang menunggu klien nya bersama dengan Deryl . Mereka duduk di salah satu meja di restoran .
" gimana tanggapan keluarga Luna ?" tanya Deryl pada Rayi
" ga se creepy yang gue bayangin " jawab Rayi
" creepy ?" tanya Deryl binggung
" bayangin ya Luna punya tiga kakak cowok , dan semua udah hidup mapan . Kakak pertama dokter gigi , kedua jadi TNI , yang terakhir jadi Polisi , bisa bayangin ga loe . Gue yang jadi pebisnis ?" jelas Rayi
" pengusaha lebih tepatnya , trus ntar yang punya pertambangan emas sama batu bara segitu besarnya siapa? .Yang punya puluhan villa mewah di bali siapa kalo buka n kamu hah" cibir Deryl
" itu punya bapak gue lah , mana mau gue ujug -ujug pakai atas nama gue . Gue mau nunjukin kalo gue bisa sukses karena kerja keras gue sendiri " kata Rayi mantap
" orang kaya mah bebas " sindir Deryl
" gue pengen besarin anak gue pake uang yang gue hasilin sendiri " ucap Rayi , Deryl spontan menoleh saat Rayi membahas anak .
" apa Rayi tau kalo Luna hamil ya " kata Deryl dalam hati tidak berani menanyakan pada Rayi .
**
Luna menemani Elma menunggu Sadewa yang masih belum datang , dan saat Sadewa datang Luna segera menghampiri kakaknya
" mana cowok kamu? " tanya Sadewa yang tidak melihat Rayi
" masih ada rapat kak " jawab Luna ,
" ya udah bareng kita aja " kata Sadewa
" ga ah , aku pakai mobil kak Rayi aja " kata Luna sambil menunjukkan kunci mobil yang ia bawa
"ya udah hati - hati pulangnya " kata Sadewa sembari membukakan pintu untuk Elma
" hati - hati Lun " kata Elma terlihat cemas
" tenang , dia lebih dari bisa kalo bawa mobil sendiri " kata Sadewa menenangkan
" jadi kakak ga percaya juga kalo aku bisa bawa mobil " kata Luna geleng - geleng heran karena semua menganggap dia manja .
" langsung pulang " pesan Sadewa , Luna mengangguk mengerti dan segera berjalan kearah mobil Rayi yang sudah diparkir .
Elma masih melihat dengan tatapan cemas ,
" beneran aman kan?" tanya Elma pada Sadewa
" dia mah apa yang ga bisa " kata Sadewa melajukan mobilnya , tapi tatapan Elma masih tidak lepas dari Luna . Dan saat Luna berjalan mendahului Elma baru bernafas lega .
" kita mau kemana? " tanya Elma , saat mobilnya tidak kearah rumahnya .
" jalan - jalan lah " kata Sadewa santai
" huh tumben " kata Elma heran ,Sadewa hanya melirik kearah Elma .
Sadewa dan Elma duduk dikursi salah satu taman . Suasana hening sejenak . Sadewa tampak binggung harus memulai pembicaraan
" bulan depan aku udah ga disini " akhirnya Sadewa membuka percakapan
" dan aku jadi orang yang terakhir tahu ?" kata Elma kesal , tatapan Elma masih lurus kedepan .
" trus apa yang aku harapain dari hubungan kita yang cuma seminggu ini " tatapan Sadewa beralih ke arah Elma , dan Elma yang terhenyak dengan ucapan Sadewa kemudian melihat Sadewa
" hah iya mungkin aku yang terlalu berharap" kata Elma sambil mencoba untuk tersenyum
" apa yang kamu harapin dari hubungan kita " pancing Sadewa
" ga ada ,toh setelah seminggu kita juga akan putus " ucap Elma lirih
" hemb gitu " gumam Sadewa , dan suasana kembali hening .
" mungkin aku cuma bisa pulang seminggu sekali atau malah sebulan sekali ,atau bahkan tidak pulang berbulan - bulan . Dan aku bukan anak SMA lagi yang jalanin suatu hubungan menye - menye . Aku pengennya jalanin hubungan yang pasti dan serius . Apa kamu mau ? " kata Sadewa lirih , sontak Elma menoleh kearah Sadewa .
" ,,,, " Elma tidak bisa berkata apa - apa
" apa aku orang yang kamu harapkan untuk hubungan yang kamu impikan? " Sadewa mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku nya ,dan memberikan kepada Elma . Dan saat Elma membuka itu adalah sebuah cincin dengan berlian berwarna merah muda ditengahnya . Tak terasa air mata Elma mengalir ,perlahan dia mengulurkan tangan nya kearah Sadewa yang memandangnya penuh harap
" iya kamu orang yang aku impikan " suara Elma bergetar , Sadewa menarik sudut bibirnya . Senyumnya terkembang saat dia memasangkan cincin tersebut di cari manis tangan Elma .
Elma memeluk erat Sadewa , hatinya benar - benar bahagia .
" bilangin mama kamu seminggu lagi keluarga aku datang untuk lamaran , dua bulan setelah aku penempatan kita udah nikah" kata Sadewa santai , Elma spontan melepaskan pelukannya .
" tapi aku masih bisa kerja kan? " tanya Elma
" ini malah yang ditanya bisa kerja atau ga !!" Sadewa geleng - geleng heran dengan pemikiran sederhana Elma
" emang ga boleh ?" tanya Elma polos
" kamu tahu yang paling penting sebelum nikah dengan TNI ? "
" apa " tantang Elma , Sadewa menahan tawa
" test keperawanan " bisik Sadewa , Elma menelan ludah " berani " tanya Sadewa .
" emang kita harus ya bahas gituan " lirik Elma sinis
" itu udh syaratnya nona" kata Sadewa pasrah
" berani lah , emang kakak pikir aku cewek apaan " kata Elma pasti , raut wajah Sadewa cerah sekita
" good girl " Sadewa mengusap lembut rambut Elma .