webnovel

19)Prahara

Pagi nya saat bangun Luna mendapati Rayi sudah tidak ada disampingnya . Luna berpikir kalau Rayi sudah berpindah ke kamarnya karena takut terlihat oleh yang lain . Luna segera bangun dan bersiap untuk sarapan .

Tak lama Elma mengetuk pintu kamar Luna

" Lun ayo sarapan?" teriak Elma dari depan pintu

"iya kak bentar,," Luna segera keluar dari kamar , "kepala ku pusing banget kak" keluh Luna pada Elma ,

"sama Lun , tapi kamu parah banget minumnya" Elma ternyata juga meraskan hal yang sama , mereka berjalan malas menuju tempat makan .

Di tempat makan ternyata yang lain sudah banyak yang datang ,

"pagi,," sapa Luna malas saat bertemu Johan sedang mengambil makanan

"pagi juga tukang mabuk" goda Johan , Luna menghela nafas karena mendapat julukan baru .

Luna mengambil segelas susu hangat dan mencari tempat duduk , dia mencari-cari keberadaan Rayi . Tapi tak kunjung menjumpai Rayi . Luna juga mencari keberadaan Deryl yang tak nampak sama sekali .

" kamu tadi lihat cewek yang jalan sama pak Rayi" kata seorang karyawan yang duduk dibelakang Luna

" iya kayaknya mesra banget ya , pake pegangan tangan" kata teman satunya lagi , Luna mencoba mendengarkan percakapan mereka

"mau kemana mereka pagi-pagi ya bahkan ga pake sarapan"

" tau orang sama pak Deryl juga gitu"

"mungkin mereka tidur sekamar kali , hahaha" tawa mereka pecah , saat itu hati Luna seperti remuk redam . Dia mencoba untuk menyembunyikan rasa sakit dan air mata yang hampir jatuh .

"jadi dia pergi dari kamar bukan karena takut yang lain tahu , tapi ada perempuan lain yang nunggu dia" kata Luna dalam hati,dia menggenggam erat cangkir ditangan nya .

"ga ambil makan?" tanya Elma yang datang dengan membawa piring berisi roti , Luna hanya membalas dengan senyum perkataan Elma .

" are you okey" tanya Elma panik saat di lihatnya mata Luna memerah ,

"i'm fine kak" kata Luna mencoba menyembunyikan luka dihatinya . Luna beranjak dari tempat duduknya menuju tempat makan , dia hanya mengambil nasi dan sayur setelah itu kembali ke tempat duduknya .

"are you sure Lun?" tanya Elma lagi memastikan

"yes i'm sure kak Elma sayang" Luna tersenyum meyakinkan Elma .

"ga ada yang lihat Deryl sama pak Rayi" tanya Johan yang tiba-tiba duduk diantara Luna dan Elma .

Elma hanya mengangkat bahu , tanda dia juga tidak melihat . Luna hanya diam dan sibuk mengunyah tapi entah apa yang dia makan dia pun juga tidak begitu perduli . Yang dia rasakan hanya sakit di hatinya .

" Deryl aku telepon dari tadi juga ga diangkat"sahut Roy .

"kayaknya kemaren pak Rayi keluar ga lama setelah Luna keluar deh , kamu ga ketemu" tanya Johan pada Luna,membuat Luna sontak kaget ,

"he,,aku ga lihat dari malam" jawab Luna tergagap

"tapi aku pikir dia kemaren mau nyariin kamu" tanya Elma ragu ,

"ga ada tuh kak" jawab Luna tegas , setelah itu ia menaruh piringnya yang sudah kosong . Meninggalkan Elma yang melonggo melihat sikap Luna .

Elma segera ponsel mengeluarkan dari sakunya , dia mencoba menghubungi Rayi tapi tak tersambung begitu juga ketika dia menelepon Deryl yang juga tidak ada jawaban .

Di dalan kamar hotel Luna sedang memaki dirinya sendiri karena begitu bodoh nya mempercayai mulut Rayi . Luna membereskan baju-baju nya dengan rasa kesal yang membuncah.Dia nge cek ponselnya berharap Rayi memberi kabar .

Tapi sampai Luna keluar dari hotel pun Rayi juga tak memberi kabar .

Elma mengetuk pintu kamar Luna perlahan , hanya teriakan Luna untuk menunggu yang terdengar . Tak lama Luna keluar dengan menenteng kopernya .

" berangkat manyun , pulang manyun " goda Elma saat dilihatnya Luna memasang wajah cemberut .

"aku capek aja kak" kata Luna meringis mencoba menututupi suasana hatinya .

"mau langsung pulang?" tanya Elma ,

"emang mau kemana?" Luna malah balik bertanya ,

"tau deh , aku males pulang" Elma juga binggung

"time zone" Luna mengerlingkan mata , Elma segera setuju dengan usulan Luna . Mereka berjalan cepat keluar hotel .