webnovel

8)Merasakan Hangatnya Keluarga

Luna dan Elma berdiri didepan salon , dan ketika melihat mobil Sadewa berhenti Luna langsung berlari kecil menghampiri kakaknya , "nanti ikutin kita ya" kata Luna begitu Sadewa membuka kaca mobilnya,dan tanpa aba-aba lagi dia langsung kembali menghampiri Elma yang sudah berada di mobiknya.Begitu Elma menjalan kan mobilnya Sadewa sudah mengikuti dari belakang.

"kakak kamu ga marah apa?" tanya Elma ragu-ragu

"kak dewa itu cuma garang muka nya aja,tapi hati nya cute" jelas Luna

"trus cowok-cowok kamu ada gitu yang deket sama kakak kamu?" tanya Elma

"ga ada hahaha" tawa Luna pecah , membuat Elma heran "pernah nih pas kuliah aku pulangnya dianter sama temen cowok aku , terus liat didepan rumah ada kak Nakula sama Sadewa lagi latihan beladiri...besuknya tuh cowok hindari aku di kampus" lanjut Luna heboh . Elma tertawa.

"trus pas semester akhir kemaren aku kan pacaran sama senior aku di kampus , dan ternyata tuh cowok cuma mainin aku buat taruhan sama temen-temen nya , dan kak Nakula yang tau itu langsung datengin tuh cowok di lapangan futsal buat tanding futsal tapi kak Nakula bawa temen polisi segambreng , ah mampuslah dia" lanjut Luna lagi dan membuat Elma makin terpingkal

"trus besuknya lagi waktu dia nge gym , kak Sadewa datang bawa temen nya se kompi buat intimidasi dia , astaga tiap inget itu ngakak sendiri" imbuh Luna

"yang mau jadi pacar kamu harus bener-bener gentlemen ya" kata Elma , dijawab anggukan oleh Luna.

Elma segera memarkirkan mobilnya , dan pamit untuk ganti baju sebentar dan tak beberapa lama Elma kembali dengan mengenakan pakaian lebih santai.

Ketika Elma datang Luna segera membukakan pintu penumpang bagian depan,membuat Elma dan Sadewa kaget.

"aku dibelakang aja Lun" Elma mencoba menolak,tapi dia kalah cepat dengan Luna yang telah mendorongnya hingga terduduk di kursi , dan Luna langsung duduk dikursi belakang . Sadewa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah adeknya.

**

Ketika mobi sudah terparkir di depan rumah Luna segera keluar dan berlari kearah rumah, "langsung masuk aja kak,aku kebelet" kata Luna setengah berteriak,membuat seisi rumah mendengar kalo mereka sudah pulang , Elma keluar dari mobil masih dengan sikap canggung,karena memang dia masih belum begitu kenal.

"masuk aja" kata Sadewa begitu melihat Elma hanya berdiri didepan pintu,

"eehmm,," Elma mengangguk mengikuti Sadewa yang berjalan masuk kerumah

"bunda temennya Luna datang" seru Sadewa memberitahu,dia memberi isyarat pada Elma untuk duduk kemudian dia berjalan kearah ruang keluarga.

"anak cantik,,," sambut bunda dari arah ruang tamu,Elma berdiri dan mengulurkan tangan untuk mencium tangan bunda

"siapa nama nya" tanya bunda mengelus tangan Elma

"Elma tante" Elma memperkenalkan diri

"makasi ya udah momong Luna di kantor" kata bunda masih menggenggam tangan Elma

"ga juga tante,aku malah seneng kayak punya saudara cewek" Elma menjelaskan

"udah ah bunda,yuk makan" seru Luna menghampiri Elma dan bundanya yang lagi ngobrol

"walah sampai lupa" kata bunda bangkit dan mengandeng Elma

"wah bunda punya anak gadis baru nih" goda Maya yang sudah ada di ruang makan , Elma yang berada disamping bunda langsung mengulurkan tangan ke arah Maya "Elma" ucap nya ke arah Maya

"Maya" kata Maya memperkenalkan diri

"Yudis" kini giliran Yudistira memperkenalkan diri.

" hai anak ganteng " Elma menyapa anak kecil yang dari tadi melihat keadah dirinya , Elma sengaja mengulurkan tangan untuk hi-five dengan anak tersebut.

" kakak pacarnya om Dewa ya " cletuk bocah tersebut membuat seisi ruangan tertawa

" belum Abi masih calon " Maya mengoda,Sadewa hanya diam tanpa expresi , sedangkan Elma muka nya sudab merah karena malu.

"udah-udah yuk buruan makan" kata bunda mempersilahkan Elma duduk . Elma duduk diantara Luna dan Maya . Bunda tampak sibuk mengambilkan semua lauk untuk Elma ,

" sudah tante,,nanti Elma ambil sendiri " kata Elma sopan

" bener ya ambil sendiri,anggep rumah sendiri " kata bunda disambut senyum yang lain.

" beruntungnya Luna punya keluarga yang begitu hangat dan saling menyayangi " batin Elma merasa sedikit iri.