Sebelum menjalankan mobilnya Rayi meraih paperbag dari kursi belakang , menaruh di atas pangkuan Luna .
" aku ngasih ponsel ini tulus , ga ada maksud yang lain " kata Rayi menjelaskan
" uang aku cukup kok kalo buat beli ponsel, aku sengaja ga beli emang gara - gara kamu ga ngabarin aku aja " Luna menyerahkan kembali pada Rayi
" hemb jadi itu sengaja ya " Rayi tersenyum dia menaruh kembali ponsel tu pada Luna " ini menebus rasa bersalah aku karena ninggalin kamu " lanjut Rayi dia membelai lembut rambut Luna .
Rayi segera menjalankan mobilnya , Luna akhirnya mau menerima pemberian Rayi . Luna melihat lurus kedepan , tak lama Rayi menggenggam tangan Luna .
" kedepannya aku janji ga akan pergi sebelum ijin ke kamu "
" maaf udah mikir yang ga bener tentang kamu " kata Luna menyesal
" iya aku juga salah , sekarang kita mulai dari awal ya Lovely ku " kata Rayi sambil mencium tangan Luna .
**
Sampai didepan rumah Luna , Rayi segera membukakan pintu mobil untuk Luna ,
" hati - hati dijalan " kata Luna pada Rayi
" aku ga disuruh masuk dulu " tanya Rayi menggoda Luna
" udah malam tau , udah sana " Luna mendorong Rayi untuk pergi
" iya - iya , hp nya buruan di nyalain " kata Rayi sambil masuk ke dalam mobil , Luna hanya mengangguk . Saat Rayi menjalankan mobilnya Luna melambai begitu juga Rayi mengeluarkan tangan dari jendela .
Luna masuk kedalam rumah sepeninggalnya Rayi , saat dia menyalakan lampu ruang tengah dia kaget Nakula yang sedang bermain game .
" astaga ngapain sih kak lampu di matiin " kata Luna kaget
" kamu aja yang parno orang keliatan juga nyala hp kakak " kata Nakula tetap sibuk dengan game nya
" kak Elma kemana ?" tanya Luna
" dibelakang tuh sama bunda " jawab Nakula , mulai mematikan ponsel nya berdiri menghampiri adiknya
" kak Dewa ?" tanya Luna lagi
" semua aja tanyain , emang kakak guru yang kudu ngabsen satu - satu " omel Nakula , dia mulai melihat paper bag yang dibawa adeknya . Buru - buru Luna menyembunyikan dibelakang tubuhnya , dan berlari kearah kamarnya . Nakula yang kepo segera mengikuti adiknya yang berlari .
Bunda dan Elma yang ada di ruang makan sampai kaget melihat kelakuan mereka ,
" astaga udah pada gede masih lari - larian " teriak bunda , Nakula cengengesan kearah bunda
" Luna tadi dianterin pacarnya bunda " teriak Nakula dari depan pintu kamar Luna
" Oldiet ? " tanya Sadewa kaget , karena tadi pagi yang menjemput Luna adalah Oldiet
" bukan ini si boss " teriak Nakula sengaja , agar Luna dengar
" oh ya " kata bunda dan Elma bersamaan
Benar juga teriakan Nakula membuat Luna keluar sambil mencubit - cubit kakaknya
" kakak nih ya mulutnya lemes kayak cewek " omel Luna ,
Nakula meringis menahan sakit karena cubitan Luna
" apa itu tadi ?" selidik Nakula mencoba mengintip ke kamar adiknya
" apaan sih kepo aja " Luna menarik kakaknya ke sofa , tapi sudah nasib Luna menjadi anak paling kecil selalu jadi korban . Saat Luna duduk , Nakula memberi kode pada Sadewa , dan semacam melakukan gerakan khusus militer Sadewa langsung lari ke kamar Luna .
" Hp terbaru bunda " kata Sadewa menunjukkan hp Luna pada bundanya , Luna yang melihat itu mengangis kayak anak kecil menendang - nendang Nakula yang ada di sampingnya
" bunda mereka itu ga bisa ya jaga privasi aku " kata Luna disela tangisnya kayak anak kecil yang mainannya di rebut
" ini mahal loh bunda " imbuh Sadewa , membuat tangis Luna menjadi
" tadi cowoknya mau masuk ga boleh bunda " cletuk Nakula ikut - ikutan , Elma makin terbahak melihat kelakuan ajaib tiga saudara itu . Bunda hanya geleng - geleng sambil senyum - senyum
" gitu itu tiap hari kadang sampai bikin bunda sakit kepala " keluh bunda pada Elma .