Sepeninggalnya Luna , Rayi mulai uring - uringanan
" dibilangin jangan ke kantor kalo mama atau papa tau kamu sama aku , udah habis sudah " omel Rayi
" aku bosen kak " kata perempuan tersebut
" salah kamu sendiri ngapain kamu berhenti kuliah dan pulang kesini " Rayi makin marah
" aku kuliah dijurusan papa yang milih bukan aku yang pilih kak " keluh perempuan tersebut
" punya adik satu gilanya kayak kamu " kata Rayi beranjak kembali ke meja kerjanya
" kamu tau berapa duit yang udah Gladis habisin " kata Deryl beranjak memberikan kartu kredit yang ia bawa kearah Rayi .
" trus aku harus ngapain kalo ga belanja " Kata Gladis santai rebahan sambil bermain hp
" bisa gila lama - lama " gerutu Rayi .
**
Rayi menghampiri Luna yang hendak pergi makan siang . Rayi setengah berlari menyusul Luna yang hendak masuk ke lift .
" makan siang bareng yuk " kata Rayi terengah - engah karena berlari
" hemb " Luna hanya melihat kearah Rayi sebentar
" ada yang pingin aku omongin sama kamu " Rayi tampak memohon
" maaf pak saya sudah ada janji " Luna berusaha tersenyum
" sama siapa ? " Rayi mensejajarkan wajahnya didepan Luna
" ,,, " Luna kembali tak bergeming , Luna menatap mata Rayi dalam - dalam .
" iya okey aku ga akan ganggu " Rayi mengacak rambut Luna , dan berdiri melihat arah depan . Luna melirik kearah Rayi yang terdiam melihat lurus kedepan .
Oldiet sudah menunggu didepan kantor , dan Luna sudah menduga itu . Karena Oldiet selalu seperti itu bila sedang menginginkan sesuatu , dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia makan .
Luna menghampiri Oldiet , membuat Oldiet tersenyum senang . Mereka segera pergi untuk makan siang . Dan Rayi yang melihat itu segera mengikuti dari kejauhan . Rayi mengikuti Luna dan Oldiet masuk ke salah satu rumah makan .
Luna dan Oldiet duduk berhadapan , Luna segera memesan sesuatu ,
" ga ada kerjaan banget tiap hari nongkrong didepan kantor " gerutu Luna pada Oldiet
" haha " Oldiet hanya terbahak melihat Luna
" pasti kamu lagi ga punya pacar " goda Luna , Oldiet makin terkekeh . Tak lama makanan yang mereka pesan datang , Luna segera menyantap makanannya . Tiba - tiba dia melihat Rayi duduk di meja belakang mereka tepat dibelakang Oldiet menghadap dirinya .
Rayi tersenyum kearah Luna , tetapi Luna hanya membuang muka . Rayi masih melihat kearaha Luna yang tampak enggan melihat kearah Rayi , dan ketika tatapan mereka beradu Rayi menyuruh Luna makan dengan mengunakan bahasa isyarat . Luna menghela nafas sebal . Rayi tersenyum melihat Luna , dia sedang membuat Luna sebal dengan mengikutinya .
**
" jadi janji nya sama Oldiet " cibir Rayi saat bertemu Luna di lobi kantor , Luna hanya diam tidak menanggapi Rayi . Luna mempercepat langkahanya .
Saat melihat lift terbuka Luna buru - buru masuk dan menutup pintu lift meninggalkan Rayi di luar . Rayi mendengus kesal karena sikap Luna yang sulit di gapai .
Luna sudah duduk di mejanya mendengarkan musik dengan earphone , mengetik laporan tanpa menghiraukan kanan - kiri . Bahkan Johan yang memanggilnya berkali - kali pun Luna tidak mengubris .
" kenapa sih dia " tanya Deryl yang pada Roy , dan Roy hanya mengangkat bahu .
" semenjak Elma ga masuk dia jadi gitu " jelas Johan
" lagi dapet mungkin " kata Deryl lagi
" ga mungkin dapet lah dia kan lagi hamil " cletuk Roy tiba - tiba , spontan Roy segera menutup mulut karena keceplosan . Johan memukul mulut Roy yang gemas , Deryl membelalakan matanya tak percaya
" seriusan ? " Deryl ternganga
" ssstthhh " Johan meminta Deryl untuk diam takut Luna tahu .
" kata siapa? " Deryl masih tak percaya , Johan dan Roy menarik Deryl ke sudut ruangan yang jauh dari Luna .
" kata siapa kalian " tanya Deryl lagi
" kita lihat sendiri Luna keluar dari dokter obgyn , trus dokternya bilang mama cantik gitu " jelas Roy , Johan mengangguk membenarkan .
" trus siapa aja yang tahu ? " tanya Deryl lagi
" cuma kita berdua doang " kata Johan berbisik
" jangan sampai yang lain tahu , apalagi pak Rayi " jelas Deryl
" siap " kata Johan dan Roy bersamaan .
Mereka segera kembali ke meja mereka masing - masing .