webnovel

One Night Love With Friend

WARNING: 21+ Beberapa adegan kekerasan dan adegan dewasa. Bijaklah memilih bacaan. Tidak sengaja bermalam dengan seorang pria yang selama ini ia kenal sebagai sahabatnya sendiri. Hingga akhirnya semuanya dimulai dari sana, bahkan cinta ikut membuat hari-harinya bahagia. Tapi ia sadar bahwa dirinya mencintai orang yang salah. “Apa yang harus kulakukan ketika bertemu dengan Nicole? Sahabat, atasan, dan sekaligus yang telah mengambil mahkotaku.” Anna Gisella. “Kenapa aku harus bermalam dengannya?” Nicole Alfian. Akankah persahabatan mereka masih tetap seperti biasa? Lantas, apakah Nicole akan bertanggung jawab atas hilangnya mahkota sahabatnya sendiri? Dan bagaimana dengan perjalanan cinta yang mulai tumbuh dalam kehidupan mereka? Akankah cinta atau luka yang akan berbicara.

Meldy_Wita · Urban
Not enough ratings
278 Chs

Rese dan godaan

Anna tidak berhenti tersenyum ketika melihat ada seorang pria yang sedang berusaha membuatnya gembira meskipun pria itu baru ia temui. Namun, senyumannya itu membuat Jack semakin ingin menggodanya.

"Hey! Bisakah hilangkan senyummu itu? Apa kamu mau aku tiba-tiba diabetes?" Jack bertanya dengan konyol, dan langsung mendapatkan tepukan ketika ia sedang berusaha menggoda Anna.

"Oh ya, An. Kenapa kamu mau tinggal di apartemen yah ... ini terbilang sangat kecil jika untuk wanita seperti dirimu. Apalagi diluar sana begitu banyak wanita yang merasa gengsi ketika tinggal di tempat yang kecil." Jack bertanya sembari ia menopang kedua tangan di wajahnya, matanya terheran ketika melihat raut wajah Anna tiba-tiba berubah kusut saat pertanyaan itu ia lontarkan.

"Aku pun tidak tahu kenapa nasib ku menjadi buruk seperti ini. Kau tahu tidak? Bagaimana rasanya kehilangan sahabat sejati di hidupmu? Dan aku sedang mengalaminya sekarang. Aku pun berharap agar aku bisa mengembalikan hubunganku dengan sahabatku seperti dulu lagi, tapi rasanya sungguh tidak mungkin karena kupikir diantara kami sudah tidak ada lagi kecocokan setelah dia tahu bahwa aku memiliki perasaan untuknya," sahut Anna dengan curhatannya. Ia sampai bangkit dari duduknya, dan bercerita sembari melangkah perlahan-lahan.

"Oh ya? Jadi kamu jatuh hati kepada sahabatmu sendiri? Wah ... itu unik sekali ya, tapi jika kupikir kenapa hidupmu dramatis sekali?" Jack mengulum senyumnya.

Anna langsung berhenti melangkah ketika mendengar kata ejekan yang sedari tadi Jack lontarkan, dan ketika itu Anna menatap wajah Jack dengan tatapan tajam sembari berkata. "Heh! Kau ini sedang iba atau sedang mengejekku hah?"

"Ayolah gadis cantik, kau ini lebih cocok ku panggil dengan sebutan ibu singa yang galak." Lagila Jackson terus menggodanya.

"Ihh terserah kamu saja!" Merasa acuh dan kesal, Anna berbalik badan, dan menatap kearah lain. Namun, ketika itu ia berpikir jika ucapan Jackson membuatnya kembali teringat dengan masa-masa sulit yang baru saja ia lalui itu.

'Aku menyukai panggilan gadis cantik untukku, tapi bisakah aku kembali menjadi seorang gadis? Dan sekarang aku lebih tepatnya menjadi seorang janda. Bahwa umurku saja tidak cocok jika dipanggil seorang janda. Jack, andai kamu tahu bahwa kisah hubunganku bersama dengan sahabatku sendiri tidaklah semudah dengan aku mencintainya, tapi kami sudah pernah menikah, dan seranjang bersama,' batin Anna.

Jackson terheran ketika melihat Anna mengacuhkan dirinya dengan begitu lama sampai tidak lagi berbalik arah menghadapnya, ia pun mencoba menyentuh wanita itu tetapi ketika satu sentuhan darinya tepat di bahu Anna, seketika membuat Anna terkejut hingga lamunannya buyar seketika.

"An, kamu sedang memikirkan apa? Kenapa melamun begitu lama? Hey! Kau tahu melamun itu tidak baik untuk kesehatan, jadi buang hal yang tidak baik, dan menyebalkan di hidupmu. Yah ... meskipun sulit, tapi setidaknya kita bisa merasa lebih tenang," ucap Jack seraya tidak memindahkan pegangannya di atas bahu Anna.

"Kau ini seperti tahu apa tentang hidup yang sulit? Dirimu saja terlihat begitu ceria seperti tidak ada beban hidup," sahut Anna sembari membalikkan tubuhnya untuk berhadapan.

"Aku tahu, An. Aku tahu banyak hal tentu hidup yang sulit. Selama ini aku tidak pernah dekat dengan siapapun, yah kecuali sekitaran apartemen ini saja itupun hanya sekedar basa-basi. Karena sejak kecil aku sudah merasakan bagaimana di tinggal sendirian, dan tidak ada satupun orang yang mau menolongku. Aku telah hidup lama di hutan sampai akhirnya hutan itu perlahan datang penduduk lain, yang menurutku mereka juga bernasib tidak bagus sepertiku, maka dari itu sekarang hutan itu berubah nama menjadi desa, dan apa kamu tahu kenapa aku bisa kesana? Yang pasti aku di rawat oleh seorang nenek, dia bukan nenekku tetapi dia yang menemukan ku ketika ibuku meninggalkanku di tengah hutan, dan sekarang aku telah belajar banyak hal setelah kepergian nenek untuk selamanya. Aku mencoba untuk ke kota setelah aku mendapatkan menang undian, dan memulai hidupku di sini. Ah sudahlah ini dramatis sekali, hahaha. Tapi percayalah, An. Bahwa semua yang kukatakan semuanya benar." Mata Jack sampai berkaca-kaca ketika ia sedang menceritakan hidupnya.

Anna tahu bagaimana perasaannya Jack, apalagi ia sudah telah salah bicara, ia pun membawa Jack kedalam pelukannya sembari berkata. "Maafkan aku, sungguh aku tidak bermaksud untuk membuatmu kembali mengingat kenangan buruk."

"Yah terus ... peluk aku seperti ini, An. Rasanya empuk sekali!" Jack menahan tawanya ketika ia sedang mendapat perlakuan menarik orang Anna.

Dengan cepat Anna melepaskan pelukannya itu, padahal ia benar-benar sedang serius saat melihat Jack sedang menahan tangis sewaktu menceritakan kisah hidupnya, tapi sikap Jack yang tengil justru membuat Anna kesal.

"Ah terserah kamu saja!" ketus Anna dengan kasar.

"Loh? Kok malah ngambek? Mau aku pula yang gantian peluk kamu ya ... sini-sini biar aku peluk." Jack merentangkan kedua tangannya dengan senyuman mesum yang ia perlihatkan.

"Ogah! Dasar gila!" teriak Anna sembari tidak dapat menahan tawanya.

"Ya ampun ... An, kamu ini berdosa sekali yah. Gila seperti ini akan menjadi jodohmu juga!" balas Jack dengan teriakan yang keras, pria itu bisa senang bisa melihat tawa lepas dari wanita itu.

"Aku tahu, An. Kalau kamu membutuhkan kasih sayang, dan aku akan menjadi temanmu di sini. Karena dari raut wajahmu yang selalu saja melamun menandakan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja," gumam Jackson saat melihat Anna memilih mengabaikannya karena sikapnya yang rese.

Di sisi lain.

Seperti biasanya Nicole menghabiskan rasa bosan dengan meminum di club malam miliknya sendiri, Nicole duduk sendiri tanpa ada wanita-wanita malam yang menemaninya. Jika biasanya ketika Anna masih bekerja di tempatnya itu, Anna selalu meluangkan waktu untuk menemani sahabatnya itu meskipun hanya sekedar bertanya kabar. Namun, sekarang ia merasa ada yang berbeda ketika kembali datang kesana, entah kenapa ia merasa kesepian.

Saat ia sedang duduk sembari menikmati segelas wine ditangannya itu, dan tiba-tiba ada seorang wanita yang tanpa diminta langsung menuangkan wine kedalam gelas yang sudah kosong. Ia pun duduk disampingnya tanpa Nicole minta.

"Hallo, Bos. Sendirian aja nih. Mau ditemani enggak?" tanya wanita itu dengan berusaha menyentuh Nicole.

"Apa sih? Udah sana-sana." Nicole mengusirnya, dan membuat wanita itu malu dengan beberapa teman perempuannya yang lain.

"Ah ... Bos ini, lagi bete yah? Kok malah di usir sih? Kan seru ada yang temani." Wanita penggoda itu tetap bersikeras dengan niatnya tanpa rasa malu, ia sampai bangkit dan berusaha untuk duduk di atas pangkuan Nicole, tetapi tiba-tiba brug! Nicole justru mendorong wanita itu dengan kasar.