webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Teen
Not enough ratings
47 Chs

CHAPTER 19 RASA TIDAK BIASA

Aku duduk terdiam di hadapan Si Hwan oppa, sambil menyesap kopi pesananku perlahan. Sudah hampir 10 menit berlalu, tapi kami hanya diam sambil menyesap minuman kami canggung. Si Hwan oppa meletakkan gelasnya santai menatapku, membuka mulutnya memulai pembicaraan lebih dulu

"ada yang ingin aku sampaikan padamu" bukanya,

aku meletakkan gelasku anggun di atas meja lalu mengarahkan pandanganku ke depan, aku berdeham kecil sejenak mempersiapkan diriku "katakanlah" jawabku singkat.

Si Hwan oppa menyunggingkan senyum di bibirnya, ia menyandarkan tubuhnya santai sambil memaikan gelas minumannya pelan, ia mengigit bibir bawahnya ragu sejenak mengumpulkan keberanian. Ia memutar matanya menatapku lurus "berikan aku kesempatan menjelaskan padamu tentang tiga tahun lalu" mintanya tiba - tiba. Aku mengalihkan pandanganku keluar jendela dengan senyum miring di bibirku, aku menghembuskan nafas kecil dari mulutku "oppa, apa yang akan kau pikirkan jika kau berada di posisiku?" tanyaku menjebak. Si Hwan oppa memutar matanya panik mendengar pertanyaanku tadi, ia tidak bisa menemukan jawaban yang tepat untuk situasi ini, aku kembali mematap kecewa keluar jendela. Aku menundukkan kepalaku kecil "mari kita akhiri semua ini.." sahutku datar, "aku tidak akan memberimu kesempatan kembali, tapi jika kau ingin kita menjadi teman, aku akan berusaha menerimamu" sambungku terbuka. Setitik harapan terpancar di mata Si Hwan oppa, ia tersenyum lebar mendengar perkataanku, sambil mengangguk cepat. Aku memutar wajahku menghadap menatapnya serius "sebagai gantinya, bisakah oppa menceritakan padaku semua yang kau tahu antara Hyun Soo dan aku?" mintaku tegas. Si Hwan oppa tampak gugup mendengar permintaanku, dia melemparkan tawa garing padaku "aku tidak tahu apapun, aku baru pertama kali bertemu dengannya" jawabnya gugup. Aku menaikkan sebelah alisku tidak percaya mendengar jawab Si Hwan oppa barusan

"aku ingat apa yang kau katakan waktu itu, sejak kapan kau menemui pria itu lagi?" ulangku menekan, aku mengehla nafas besar "lalu, jika kau tidak bisa memperlakukannya dengan baik, menjauhlah darinya" lanjutku mengingatkannya akan perkataannya kemarin.

Aku menatapnya sambil menaikkan daguku sombong mengutuknya dalam hati, ekspresiku sangat serius menanti jawaban dari pria di hadapanku ini. Si Hwan oppa menatapku curiga "apa Yoo Ki tidak menceritakan apapun padamu tentangnya?" tanyanya curiga. Mataku melebar mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Si Hwan oppa barusan, aku menggelengkan kepalaku kaku

"tidak.." jawabku

"kalau begitu, aku tidak punya hak untuk memberi tahumu" jawabnya singkat.

Aku mengedipkan mataku beberapa kali, tidak percaya mendengar Yoo Ki oppa mengetahui sesuatu antara aku dan Hyun Soo, aku kembali teringat akan sikap aneh Yoo Ki oppa setiap kali kita membahas soal ini. Aku mengangguk yakin mengingat sikap aneh Yoo Ki oppa itu, aku menyunggingkan senyum kecilku pada Si Hwan oppa

"baiklah, tidak apa kalau begitu, aku akan mendengarnya dari mulut oppa sendiri" ucapku menerima keputusannya itu.

Mendengar penerimaanku, Si Hwan oppa tersenyum lega sambil mengalihkan wajahnya, menatap keluar jendela. Aku kembali menyesap kopiku lalu ikut menoleh menatap keluar jendela, meskipun otakku terus berputar penasaran tentang apa yang mereka sembunyikan dariku.

000

Gyu Na ahjumma mengerakkan tangannya lihai memotong sayuran, ia menoleh lalu membuka tutup panci sup yang terlihat mendidih. Luapan asap besar terbang keluar dengan cepat, perlahan tercium wangi kimchi jjigae yang menggiurkan memenuhi dapur. Ia mengambil sendok dari lemari alat makan, menyendok kuah sup itu lalu meniupnya beberapa kali, mencicipi rasa sup buatannya. Setelah merasa tidak ada yang kurang dari rasanya, ia kembali menutup panci sup itu dan mematikan kompornya. Ia melepas celemeknya santai, lalu menjatuhkan dirinya lega ke sofa empuk ruang tengah. Tak lama, terdengar suara pintu yang di tunggunya, Gyu Na ahjumma segera bangkit dari sofa, menengok ke arah pintu dengan senyum cerah di wajahnya.

Appa terlihat menutup pintu rumahnya dengan raut wajah serius, sambil menggengam erat amplop putih yang di dapatnya dari eomma. Melihat ekspresi serius appa, senyum di bibir Gyu Na ahjumma perlahan memudar, matanya tertuju curiga pada amplop putih yang di bawa pria di hadapannya itu. Perasaannya semakin tidak enak, membuatnya memutuskan untuk langsung bertanya pada appa

"amplop apa yang kau bawa itu?" tanya Gyu Na ahjumma kaku

"aku ingin bicara denganmu" jawab appa sinis.

Appa berjalan ke ruang tengah, melempar amplop yang di bawanya itu ke atas meja pelan, lalu menjauhtkan dirinya santai ke sofa. Gyu Na ahjumma mengikuti appa dari belakang lalu duduk di hadapan appa. Ia mulai terlihat panik melihat cap rumah sakit HANSAN di atas amplop itu, Gyu Na ahjumma mengalihkan pandangannya dari amplop itu ke arah appa,

"apa isi amplop ini? Apa kau sakit?" tanyanya berpura - pura menyembunyikan rasa takutnya.

Appa mengerutkan keningnya dalam melihat tingkah istrinya itu, ia langsung membalik amplop di hadapannya itu kasar, membuat isinya berhamburan acak di atas meja. Appa memukul meja di hadapannya dengan tangan kanannya kesal "jelaskan padaku maksud semua ini!" minta appa menekan. Gyu Na ahjumma terdiam mematung di tempatnya kaget, ia terus menatap kertas yang berserakan di hadapannya kosong, perlahan air mata mulai terlihat di ujung matanya. Air mata itu mulai menetes, satu, satu lagi, dan akhirnya semakin deras mengalir dari matanya. Appa meremas kertas di bawah tangannya itu erat "kenapa? Kenapa kau mengatakan bahwa Kyung Ji sudah meninggal?" tanya appa lagi. Gyu Na ahjumma tetap terdiam membisu, dengan air mata yang terus mengalir deras. Tak kunjung mendapat jawaban dari wanita di hadapannya itu, emosi appa semakin meledak. Appa menyambar kertas - kertas itu kesamping, dalam sekejap kertas itu berterbangan acak di udara

"itu kah alasan kau mengajakku tinggal di Amerika? Kau tidak mau mempertemukanku dengan putramu? JAWAB AKU!!" bentak appa.

Tangis Gyu Na ahjumma akhirnya pecah, setelah 3 tahun berlalu, kini ia dapat mengeluarkan semua perasaanya, perasaan takut yang selama ini ia pendam. Ia menggeleng kuat sambil menangis tersedu - sedu di hadapan appa, melihat tangisan Gyu Na ahjumma yang meledak, appa menghembuskan nafas besar dan menundukkan kepalanya dalam. Setelah puas mengeluarkan tangisnya, Gyu Na ahjumma terdiam membisu, begitu juga appa yang hanya menatap kosong ke bawah. Appa mengangat kecil kepalanya

"lebih baik kita hentikan semua ini" sahut appa tiba - tiba, appa menghela nafas berat "aku merasa sangat berdosa sekarang.. aku hidup penuh kebahagiaan, sementara ia mengatakan putriku sudah mati akibat kebohonganmu" sambung appa sinis.

Gyu Na ahjumma menghembuskan nafas kecil, pandangannya kosong "apa yang akan kau lakukan?" tanyanya datar. Ia memutar matanyamenatap appa lurus - lurus "meminta maaf? Apa kau yakin mereka memaafkanmu jika aku melakukan ini untukmu?" tanyanya beruntut tajam. Mendengar pertanyaan Gyu Na ahjumma tangan appa mengepal kuat, appa bangkit dari tempatnya dan pergi meninggalakan Gyu Na ahjumma begitu saja.

000

Langit terlihat gelap dan aku berjalan perlahan dengan tatapan kosong pulang ke Rumah, aku menghembuskan nafas panjang dari mulutku lesu sambil mendongak menatap langit sejenak. Aku terus berjalan sambil sesekali menendang kerikil kecil di depan kakiku pelan, langkahku terhenti di depan taman bermain dekat rumahku, aku menatap taman itu dengan perasaan sedih, dan mengusap kecil wajahku. Saat aku menurunkan tanganku kembali membuka mataku perlahan, sosok Hyun Soo sudah berdiri di seberang taman diam menatapku. Mata kami bertemu, namun kami hanya saling menatap diam di tempat kami masing - masing. Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sejenak, tiba - tiba pandanganku terganggu ke datangan seorang wanita tinggi dengan rambut pendek, mengenakan terusan ketat berwarna merah, dengan jaket bulu - bulu berwarna putih. Ya, dia Moon Hyo Ra. Wanita itu datang menghampiri Hyun Soo langsung melingkarkan tangannya manja kelengan Hyun Soo, aku menghembuskan nafas tidak percaya dari mulutku melihat adegan di hadapanku itu. Aku mengalihkan pandanganku dari mereka, langsung melangkahkan kakiku cepat meninggalkan taman.

Melihatku pergi Hyun Soo menggerakkan kakinya hendak mengejarku, namun ia kembali menahan langkahnya sendiri. Hyun Soo menoleh cepat ke arah Hyo Ra

"aku akan mengatakannya saat ini juga" bukanya tegas, "aku tidak akan menikah denganmu" lanjutnya dan menarik tangannya meninggalkan Hyo Ra begitu saja.

Hyo Ra hanya membiarkan Hyun Soo pergi begitu saja, langsung melangkahkan kakinya mengejarku. Ia mengikutiku dari belakang dan mencegatku di depan Rumah. Aku membalikkan badanku menatapnya sinis, lalu menghembuskan nafas panjang

"wae?" tanyaku

"kau tinggal disini?" tanyanya curiga.

Aku menoleh ke arah Rumah kami lalu mengangguk cepat, aku meletakkan kedua tanganku di pinggang "apa yang kau inginkan kali ini?" tanyaku menantang. Hyo Ra menatap rumah kami bingung, ia menggeleng cepat "tidak.. tidak mungkin" sahutnya hanyut dalam pikirannya. Aku menghembuskan nafas kecil lalu membalikkan badanku hendak meninggalaknnya, namun Hyo Ra menahan lenganku panik

"aku rasa ini tidak mungkin, tapi.. apa kau dan Yoo Ki oppa.. menikah?" tanyanya hati - hati.

Aku tercengang mendengar perkataannya itu, aku menghembuskan nafas kecil sambil menahan tawaku yang hampir pecah. Aku menggelengkan kepalaku heran, membalikkan badan tanpa memberi jawaban apapun padanya. Hyo Ra kembali menahanku, namun sebelum pertanyaan keluar dari mulutnya, lampu mobil terang menyorot tajam ke arah kami. Setelah mematikan mesin mobil, eomma dan appa turun dari mobil santai dengan senyum cerah ke arahku. Senyumku mengembang lebar melihat kepulangan eomma dan appa, aku membuka tanganku lebar lalu berlari memeluk eomma.

Eomma juga memelukku hangat "bagaimana kabarmu? Apa kau baik - baik saja di Rumah?" tanya eomma seperti bisanya, aku melepaskan pelukanku pada eomma, lalu menatapnya dengan senyum cerah "semuanya baik - baik saja" jawabku ceria. Hyo Ra mendekat ke arah kami "lama tidak jumpa ahjussi, ahjumma juga" sapanya sopan. Terlihat jelas eomma dan appa merasa canggung melihat kehadiran Hyo Ra di Rumah kami. Meskipun canggung, mereka masih menyambutnya dengan hangat seolah tidak terjadi apapun di masa lalu. Appa menatapku dan Hyo Ra bergantian curiga, lalu membuka mulutnya

"bukankah kalian saling kenal?" tanya appa menebak.

Aku dan Hyo Ra saling menatap canggung mendengar pertanyaan appa, Hyo Ra memalingkan wajahnya dariku lebih dulu sambil berdeham kecil. Appa menoleh ke arahku bingung

"Kyung Ji -ah.. kau mengenalnya kan?" tanya appa lagi.

Aku menunduk kecil sejenak dan membuka mulutku "ne.." jawabku singkat. Eomma pun bertindak mengatasi kecanggungan ini, dengan membuka mulutnya "ada apa tiba - tiba kemari? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya eomma santai,

Hyo Ra tersenyum kecil "tidak, aku datang karena ada yang ingin ku bicarakan dengan Yoo Ki oppa" jawabnya sopan.

Eomma dan appa saling menatap ingin tahu, eomma membuka mulutnya hendak mencari tahu, namun mobil Yoo Ki oppa datang terparkir sempurna di belakang mobil appa. Yoo Ki oppa turun dari mobilnya dengan wajah bingung, melihat kami semua berkumpul di luar dengan Hyo Ra yang terlihat canggung. Ia berjalan menghampiri kami "eomma, appa, bagaimana perjalanan kalian?" tanyanya sopan. Di saat yang sama kami semua langsung menoleh menatap Yoo Ki oppa kompak, aku langsung memainkan mataku memberi kode pada Yoo Ki oppa, ia tampak paham dengan kodeku dan berdeham kecil.

Hyo Ra langsung membuka mulutnya terang - terangan "apa oppa menikahi Kyung Ji?"

Mataku melebar dan aku langsung menoleh cepat menatap Hyo Ra kaget. Eomma dan appa juga menunjukka reaksi yang sama, aku menggigit bibir bawahku 'dasar wanita gila' hinaku dalam hati. Appa maju selangkah ke arah Hyo Ra, mulai meluruskan pertanyaan Hyo Ra

"kenapa kau bisa berpikiran begitu?" tanya appa memastikan

Yoo Ki oppa maju selangkah berusaha menghentikan appa "aku bisa jelaskan semua ini, biarkan dia pergi dulu" timpalnya.

Appa menoleh kecil menatap Yoo Ki oppa "tidak, aku ingin mendengar darinya" sahut appa, aku menutup mataku rapat memikirkan apa yang harus aku lakukan kali ini, sementara Hyo Ra terlihat kebingungan menjawab pertanyaan appa. Hyo Ra pun memberanikan dirinya untuk memberi jawaban dan membuka mulutnya kecil

"mereka tidak mungkin tinggal satu rumah jika mereka tidak menikah, Kyung Ji juga memanggil ahjussi dan ahjumma dengan panggilan eomma dan appa" jelasnya.

Yoo Ki oppa terlihat semakin panik "appa biar aku jelaskan" sahutnya. Appa menoleh menatap Yoo Ki oppa ingin tahu, Yoo Ki oppa pun kembali membuka mulutnya

"aku tidak mengatakan mengatakan hubungan kami padanya, karena itu akan merusak pertemanannya dengan Hyo Ra, jadi aku merahasiakannya" jelas Yoo Ki oppa panik.

Eomma menghembuskan nafas panjangnya dari mulutnya dan ikut berkomentar "jadi sekarang kau mau memberi tahunya atau tetap diam?" tanya eomma menyudutkan putranya. Aku semakin tidak tahan mendengar semua pembicaraan ini, aku menutup mataku rapat langsung membuka mukutku. Sebelum suaraku berhasil keluar, Yoo Ki oppa sudah menduluiku mengatakan apa yang ingin ku katakan dengan cepat

"dia adikku" akunya singkat.

Hyo Ra tercengang mendengar pengakuan Yoo Ki oppa barusan, ia terlihat bingung "tidak, marga kalian sudah berbeda, kalian tidak mungkin saudara" bantahnya. Aku menghembuskan nafas panjang sejenak "meskipun sepupu, tetap saja saudara" timpalku santai. Hyo Ra menatap Yoo Ki oppa canggung

"kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?" Ia mengalihkan tatapannya padaku "kau juga" tambahnya menuduh,

aku mengangkat kedua tanganku ke udara "hey, itu bukan salahku" tepisku membela diri.

Yoo Ki oppa memijat kecil keningnya, ia menghela nafas pendek sejenak "lupakan itu, sekarang ada apa kau kemari?" tanyanya santai pada Hyo Ra. Aku melirik Hyo Ra menunggu jawabannya penasaran, ia tampak menggeleng kecil ke arah Yoo Ki oppa seakan memberi kode tersendiri. Melihat gelengan itu, Yoo Ki oppa tampak paham maksud Hyo Ra, ia berdeham kecil lalu tersenyum miring "kami akan bicara sembentar, masuklah duluan" sahutnya santai dan membalikkan badannya menuju mobil. Hyo Ra menunduk sopan pada eomma dan appa sejenak, lalu berjalan cepat mengikuti Yoo Ki oppa.

Apa yang ku rasakan saat itu adalah rasa curiga yang amat besar. Mereka menyembunyikan sesuatu dariku, tidak hanya Yoo Ki oppa dan Hyo Ra, tapi juga eomma dan appa. Aku masuk ke dalam Rumah pasrah meskipun pandanganku terus tertuju pada mobil Yoo Ki oppa yang semakin jauh. Aku masuk ke kamarku terus berpikir, 'apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka harus berbicara ditempat lain?' tanyaku dalam hati curiga. Pertanyaan - pertanyaan itu memenuhi kepalaku, aku mengeluarkan ponsel dari saku celanaku dan mengetuknya pelan. Setelah menunggu sambungan telfon sejenak, suara Yoo Ki oppa terdengar dari seberang telfon

"oppa kau kemana?" tanyaku langsung

"aku hanya sembentar" jawabnya merahasiakan kemana ia dan Hyo Ra pergi

"apa kau pergi ke cafe? Bisa belikan aku sesuatu?" tanyaku berusaha mencari tahu.

Yoo Ki oppa terdengar biasa saja menjawab pertanyaanku, ia pun termakan oleh pertanyaanku barusan "aku ke cafe biasanya, apa yang kau inginkan? Aku akan membelikannya untukmu" jawabnya santai. Aku mengepalkan tanganku senang 'yeahhh..' sorakku dalam hati, aku berdeham kecil "caramel milk tea" jawabku senang. Yoo Ki oppa mengangguk pelan "baiklah, akan aku belikan untukmu" sahutnya santai lalu menutup sambungan telfonnya.

000

Yoo Ki oppa meletakkan ponselnya santai di atas meja, ia tersenyum kecil lalu mengalihkan pandangannya pada Hyo Ra. Hyo Ra menatapnya lurus lalu menghembuskan nafas besar, ia tertawa kecil "aku tidak menyangka ini yang terjadi" sahutnya geli. Yoo Ki oppa tersenyum kecil sambil menghela nafas "aku akui ini kesalahanku, maaf" ungkapnya santai. Mereka tertawa kecil bersama sejenak, sampai Hyo Ra kembali teringat akan tujuan mereka pergi ke cafe itu

"apa yang ingin kau katakan padaku?" tanyanya santai,

Yoo Ki oppa menaikkan alisnya teringat akan sesuatu "tentang Bae Hyun Soo" bukanya.

Hyo Ra memgangguk kecil "ada apa dengannya?" timpalnya santai, Yoo Ki oppa membenarkan posisi duduknya condong mendekat pada Hyo Ra. Yoo Ki oppa tampak sedikit ragu, namun ia meyakinkan dirinya untuk meneruskan rasa penasarannya "apa.. Kyung Ji, apa dulu dia pernah menceritakan sesuatu padamu tentang Bae Hyun Soo?" tanyanya ragu. Hyo Ra tampak mengerutkan dahinya mencoba mengingat kembali, namun ia tidak menemukann petunjuk apapun dalam ingtannya, ia menggeleng kecil "tidak, aku tidak pernah mendengar tentang Hyun Soo -ssi darinya dulu" jawabnya yakin. Yoo Ki oppa mengangguk paham sambil tersenyum kecil, tiba - tiba Hyo Ra teringat akan Gereja yang selalu ku kunjungi, ia membuka mulutnya hampa kembali menatap Yoo Ki oppa

"Kyung Ji sangat sering mengunjungi suatu Gereja dulu, mungkin oppa bisa mencari tahu sesuatu disana" sarannya yakin.

Yoo Ki oppa menganguk kecil sambil menghela nafas panjang, ia menyesap kopinya pelan dan menatap keluar jendela, membuat keheningan kembali menyelimuti mereka. Hyo Ra mematung di tempatnya diam menyembunyikan rasa gelisahnya, sementara Yoo Ki oppa terus menatap keluar jendela sambil membuka mulutnya

"apa yang ingin kau tanyakan padaku?" tanyanya santai

"apa?" tanya Hyo Ra kaget mengetahui Yoo Ki oppa bisa membaca sikapnya.

Yoo Ki oppa mengalihkan matanya menatap Hyo Ra "aku sangat mengenalmu, jadi aku tahu apa yang ada di pikiranmu dengan hanya menatapmu saja" ucapnya santai. Hyo Ra tertawa kecil mendengar perkataan Yoo Ki oppa, ia menghembuskan nafas lega dari mulutnya sejenak, lalu membuka mulutnya "aku tahu, meskipun sampai sekarang aku tidak bisa menyebut diriku orang yang paling mengenalmu" jawabnya santai. Yoo Ki oppa hanya menyunggingkan senyum kecilnya dan menaikkan alisnya kecil

"jadi, apa yang ingin kau ketahui?" tanyanya santai

"kenapa tiba - tiba kalian membawa Kyung Ji ke Soul setelah kecelakaan itu?" tanya Hyo Ra hati - hati.

Yoo Ki oppa membenarkan posisi duduknya, ia menangku kakinya santai dan melipat tanganya di atas lutut. Yoo Ki oppa mulai berfikir dari mana dia harus menceritakannya pada Hyo Ra dan mulai membuka mulutnya.

***