1 Ruang Workshop Kayu

Hai Guys..., Balik lagi sama kita, Kelompok pemburu Poci alias Pocong Banci" Ucap Nabil, Salah satu anggota OHRROR yang memiliki kemiripan dengan kuda Nil.

"Bil! Berisik tahu! Lu mau Gua blender?" Jawab Aldy, Si tukang marah.

"Idih, Marah terus, Esmosi terus, Kalau Aku diblender, Jadinya jus apa?" Timpal Nabil.

"Yang pasti jus mengkudu busuk Bil..." Anya Tertawa lepas, Salah satu cewek tomboy di geng OHRROR.

"Berisik Lu semua! Kita lagi penelusuran, Kalau ada yang ketempelan terus kesurupan, Bakal Gua biarkan!" Teriak Dannis, Si ketua yang punya paras ganteng, imut, Tapi kaku seperti es batu.

"Pulang yuk Guys..., Bulu Hidung Gua sudah merinding halus gitu, Perasaan Gua gak enak nih..." Ucap Sinyo, Si kuda nil kedua setelah Nabil.

"Eh Kebo! Sudah didepan Ruangannya masa mau balik?, Dan! Lu gimana sih, Gak ada apa orang lain pas kita buat Recruitment?" Ucap Aldy kesal ke Sinyo.

Mereka berlima berada di sebuah kampus yang terkenal angker. Sebuah cerita Urban Legend dari mulut ke mulut antara Mahasiswa hingga penjaga kampus mengenai Ruangan Workshop Kayu Teknik Sipil membuat bulu kuduk merinding. Suasana mencekam pada tengah malam. Ditambah cuaca dingin dan hembusan angin yang sangat kuat menambah kesan horror semakin menyeruak.

"Aaaauuuuu...." Lolongan terdengar.

"Ehem..., Lagi apa?" Tanya Aldy.

"Impersonate WereWolf..." Jawab Nabil.

"Oh..., Lu cocoknya impersonate badak..." Aldy menepuk bahu Nabil.

"Yang sabar yah Dak..." Tambah Anya.

"Bo... Doh A... Mat!" Ucap Nabil kesal.

Dannis dan keempat kawannya tepat didepan pintu besi besar Workshop Kayu. Sorotan senter Dannis mengarah ke gagang besi pintu. Sedangkan yang lain menyoroti bangunan serta pohon disekitar Bangunan Workshop itu.

3 Hari Sebelum Penelusuran,

"Malam jumat minggu ini mau kemana nih?" Tanya Dannis yang sedang melakukan video Call dengan keempat kawannya.

"Gua punya bahan penelusuran, Tapi kita harus cari info mengenai tempat ini" Jawab Aldy Sambil mengupas beberapa kuaci.

"Dy? Kita lagi Meeting, Lu gak bisa taruh dulu makanan marmut Lu?" Anya kesal.

"Pssst hahaha..., Makanan marmut, Si Anya kadang-kadang mulutnya kayak kresek item yak, Berisik nyelekit dan gak bisa di daur ulang..." Nabil ketawa lepas.

"He Kingkong! Belum pernah Gua ajak tanding sama Godzilla lu!" Aldy marah tapi tetap mulut tak berhenti mengunyah kuaci.

"Guys mau tanya, Tas Gucci baru Aku gimana? Bagus gak?" Timpal Sinyo tiba-tiba.

"Oh itu Gucci?, Aku kira Tas 20 ribu 3 di Mester, Nyo..." Nabil Tertawa lagi.

"Nabil! Parah Lu! Kadang-kadang mulut Lu sinkron juga sama otak" Anya tertawa juga.

"Mau dilanjut apa selesai ini meetingnya?" Dannis melipat kedua tangan didada. Wajahnya begitu dingin melihat kelakuan mereka berempat.

"Ups..., Sorry Papah..." Ucap Nabil.

Dannis mengambil buku kecil dan bersiap mencatat sesuatu.

"Dy, Nama tempatnya apa? Sama jelaskan disana ada cerita apa?" Dannis menunjuk Aldy bercerita.

"Oukey, Namanya adalah Ruang Workshop Kayu Teknik Sipil. Dia dikenal angker sama para mahasiswa dan beberapa penjaga kampus. Walau sebenarnya keseluruhan kampus punya cerita angker sendiri." Jelas Aldy.

"Jadi kita besok datang ke itu kampus untuk minta ijin penelusuran? Plus cari informasi itu Ruang Workshop?" Potong Anya.

"Yap, Betul Nya..." Jawab Dannis.

"Angkernya Kayak apa Dy?" Tanya Dannis.

"Hmmm..., Ada Candy Ghost, Hole lady, Beberapa Tuyul dan siluman ular, Dan ada sosok mba Kunti juga" Jelas Aldy.

"Lumayan juga, Tapi rating tempatnya sendiri gimana? Kalau mereka kayaknya makhluk standar Dy, Gak ada yang Grade S?" Tanya Dannis.

*Bagi Dannis makhluk astral dibedakan dari Grade D hingga SSS. Maksudnya mulai dari energi keberadaan dan pangkatnya dalam jajaran dunia ghaib.

"Ada satu yang menurut Gua masuk Grade A, Dia itu Si Pocong Merah dan Siluman ular berkepala kerbau." Aldy mengambil bungkus baru kuaci sambil selingan minum kopi hitam.

"Si poci merah sama ular tangga? Haduh pusing kepala Gua" Nabil mengoceh sambil memotong kuku kakinya (Kakinya diangkat ke atas kursi).

"Bil? Seriuously? Lu lagi meeting sambil potong Kikil kaki" Anya kesal.

"Sikil Anya..., Sikil..." Jelas Sinyo sedang pakai cat kuku.

"Tahu Gua! Lu juga lagi apa Nyo...?" Anya perhatikan tingkah Sinyo.

"Oh, Buat persiapan besok, Cat kuku biar Glowing" Sinyo pamerkan kukunya yang baru setengah jalan di cat.

"Duo Kuda Nil emang luar binasa, Kalau ada tombol nuklir, Gua tekan ini!" Aldy emosi.

"Yaudah sekian dulu dah! Pada gak ada yang serius, Besok kita ketemu di Stasiun buat ke kampus itu, Jam 8 Pagi on time! Yang telat tinggal" Dannis mengakhiri video call.

---------------------------------

Keesokan harinya,

Dannis berdiri disamping tiang peron, Menatap ponselnya berharap ada kabar dari salah satu temannya. Beberapa kali Dia juga perhatikan Jam tangan dan orang-orang sekitar.

"Ini makhluk pada kemana! sudah Jam 8!" Dannis kesal, Kakinya menendang-nendang tiang peron.

"Duit atau Badan?" Bisikan terdengar dari belakang Dannis.

"Bil? Mau Gua santet Online?" Dannis kesal.

"Ya Ampun, Mbah Dannis kalau marah makin ganteng deh..." Nabil mencubit pipi kanan Dannis.

"Apa sih!" Dannis risih.

"Yang lain belum datang?" Nabil membuka salah satu snack keripim singkong rasa balado.

"Belum, Makanya Gua badmood dari tadi" Ucap Dannis.

"Sabar..., Siapa tahu masih pada OTW" Ucap Nabil.

"OTW dimana?" Tanya Dannis.

"OTW bangun dari mimpi-lah!" Nabil tertawa hingga tersedak keripik singkong.

"Karma, Kan!" Dannis menggelengkan kepala.

"Kereta tujuan Stasiun Bogor baru jalan dari Stasiun Manggarai"

Kereta KRL ke 5, Dannis bingung.

"Bil kita tinggal saja, Kita ketemu dilokasi saja" Ajak Dannis.

"Yah? Kasihan dong si Mami Anya, Gentong Sinyo sama Killed Aldy?" Ucap Nabil.

Kereta mulai memasuki Stasiun dan berhenti perlahan.

Dannis dan Nabil mendekat ke arah pintu kereta yang terbuka. Mereka masuk, Nabil langsung mengamankan dua tempat untuk dirinya dan Dannis. Mereka duduk disamping pintu masuk, Dannis berada di pojok dekat pintu dan Nabil menempel disamping seperti permen karet.

"Bil?" Dannis menepuk paha Nabil.

"Auuuh..., Dannis ini masih siang, Kalau mau begituan malam saja dirumah, Yah?" Nabil merontah manja.

"Bukan badak! Itu lihat diatas tempat barang" Dannis menunjuk ke arah depan atas.

"Apa sih?! Orang gak ada-" Nabil diam sejenak.

"Poci!" Nabil teriak. Penumpang lain melihat ke arah Nabil.

Dia langsung menutup mulutnya dan berusaha pejamkan mata. Dannis menatap ke arah pocong yang sedang tiduran diatas tempat menaruh barang. Dia menatap Dannis dan Nabil dengan wajah gosong dan bernanah.

Dannis dan keempat anggota OHRROR memiliki kemampuan melihat makhluk Astral, Tapi ada kemampuan tambahan dari masing-masing anggota. Dan Kemampuan tambahan Dannis adalah....

"Dan? Lu gak mau panggil Khodam Lu?" Nabil masih membuang wajahnya dari pocong itu.

"Serius? Sebentar" Dannis mengusap salah satu biji tasbih ditangan kanannya.

asap putih menyeruak mengebul dikiri Dannis depan pintu masuk. Satu sosok memakai baju kerajaan lengkap bermahkota berdiri tegap dan gagah. Dia adalah satu dari 99 Khodam milik Dannis ber-grade B.

"Daebak! Langsung grade B!" Nabil terperangah.

Pocong tersebut tiba-tiba menghilang. Dia tahu kalah dalam hal energi.

"Lu kan bisa pakai itu Keris eyang, Bil?" Ucap Dannis.

"Malas ngambil di tasnya, lagi itu poci sudah pergi, So...? Gak perlu kan?" Ucap Nabil santai.

"Dasar kingkong..., Awas pas hari penelusuran gak Lu pakai! Gua gantung dipohon!" Ucap Dannis.

"Lu serius Ponsel Lowbatt?" Anya melirik ke Aldy.

"Iya mati, Pakai ponsel Lu dulu lah!" Aldy sedang sibuk menyetir.

"Hallo...?! Nabil? Ini Sinyo" Sinyo yang duduk dikursi belakang menghubungi Nabil.

"Eh Kuda bunting! Lu dimana?! Gua tunggu di Stasiun badan Lu belum kelihatan?" Nabil mengoceh parah.

"Ih maaf, Aku, Anya sama Aldy naik mobil pribadi. Kita sudah mau sampai di Stasiun dekat kampus" Ucap Sinyo.

"Ape Lu kata! Jangan Ngadi-ngadi Lu!" Keluarlah logat betawinya.

"Ih maaf..."

Tuuuut.....

Sinyo mengakhiri panggilan.

"Gimana, Nyo?" Tanya Anya.

"Gak bagus, Kayaknya Nabil sama Dannis sudah siap-siap sama boneka vodoo-nya." Sinyo menelan ludah.

"Jangan lebih dah! Dannis itu dibawah Gua powernya, Cuma modal 99 Khodam gak bakal bisa vodoo Gua" Tegas Aldy.

"Terus modal Lu apa? Perasaan cuma ada pusaka keris doang Lu kayak Nabil?" Singgung Anya.

"Terserah Gua!" Aldy kesal.

Mobil yang ditumpangi mereka bertiga berhenti didepan Stasiun untuk menjemput Nabil dan Dannis. Sinyo membuka jendela untuk menghirup udara segar. Si Anya memakai Make Up agar lebih fresh. Dan Aldy sedang asyik mengupil ditempat.

Bersambung....

avataravatar