Jung Kook pov
Aku pulang ke rumah setelah berjam-jam berlatih di tempat training.
Aku sudah lapar. Perutku sudah minta diisi.
Noona masak apa, ya?
Saat masuk ke dalam rumah biasanya aku mencium bau harum masakan yang sedang dibuat Noona.
Tapi tidak ada tanda-tanda Noona dan Kiki di rumah.
Mereka masih di rumah Tae hyung?
Apa Noona tidak sadar ini sudah jam berapa?
Aku menelpon Noona. Tapi Noona kok nggak angkat-angkat. Aku menelponnya lagi.
Noona ... Angkat telponnya.
Hana pov
Aku terbangun karena mendengar suara ponsel yang berbunyi. Jung Kook menelponku.
"Noona, kau di mana?" tanya Jung Kook.
"Aku masih di rumah Tae oppa" aku menjawab.
"Setel ke video call" Jung Kook memintaku untuk mengubah ke mode video.
Noona ... Mukamu kusut dan rambutmu berantakan. Habis bangun tidur? Atau ...?
"Kiki di mana?" tanya Jung Kook sesaat setelah aku mengubah panggilan kami ke mode video.
Aku mengarahkan kamera ponselku ke Kiki. Tapi mungkin karena aku masih mengantuk, aku terlambat menyadari. Kamera ponselku mengarah ke Tae oppa yang sedang tidur.
Tae oppa tidur di sini juga?
Gawat ... Jung Kook pasti melihat Tae oppa yang tertidur di sebelahku. Ia pasti marah besar.
"Hana ... Ayo kita tidur lagi" Tae oppa mengigau. Ia meletakkan tangannya di perutku. Ia memang harus memeluk seseorang saat tidur. Sudah kebiasaannya dari dulu.
Dulu saat aku dan Jung Kook tidur siang di kamar Tae oppa, Jung Kook yang berada di tengah-tengah kami lah yang dipeluk Tae oppa.
"Jeon Hana ... Aku akan menjemputmu sekarang" kata Jung Kook. Bila ia sudah tidak memanggilku Noona dan menyebut nama lengkapku itu artinya kemarahannya sudah memuncak.
Aku merapikan rambut dan pakaianku. Kiki ternyata sudah bangun dari tadi dan bermain dengan ibu Tae oppa.
Tak lama kemudian mobil Jung Kook datang.
"Appa ..." Kiki berlari menuju ayahnya.
"Ibu ... Aku pamit pulang" aku pamit ke ibu Tae oppa.
"Terima kasih sudah menjaga Kiki selama aku tidur"
"Tadi Tae Tae hendak membangunkanmu dan mengantarmu pulang tapi ia melihatmu tidur sangat pulas. Tapi malah ia juga ikut tidur"
"Kapan-kapan datang ke sini lagi"
"Jangan lupa bawa Kiki"
"Baiklah, bu. Saya usahakan" Aku tidak bisa berjanji. Jung Kook sudah sangat marah.
Ibu Tae oppa mengajak kami untuk makan malam bersama tapi Jung Kook menolaknya "Maaf ibu. Kami buru-buru" alasan Jung Kook.
Jung Kook langsung menggendong Kiki dan menaruhnya di baby seat nya.
Di mobil ...
"Kookie ... Aku benar-benar minta maaf"
"Aku tadi ketiduran saat menidurkan Kiki"
Jung Kook hanya diam. Ia tidak merespon. Bila saja tidak ada Kiki di mobil, mungkin ia bakal ngebut.
Di rumah ...
Jung Kook baru buka suara "Noona ... Mau sampai kapan kau membuatku cemburu?"
"Dulu dengan Joon hyung. Sekarang dengan Tae hyung"
"Noona ... Aku itu mencintaimu"
"Sangat mencintaimu"
"Aku takut kalau kau bakal balik ke mereka lagi"
"Apa aku itu hanya berstatus sebagai suami dan ayah Kiki?"
"Aku juga ingin kau cintai seperti mereka"
Jung Kook menangis. Ternyata selama ini ia memendam perasaannya demi aku.
Aku menghapus air mata Jung Kook.
"Kookie ... Aku benar-benar meminta maaf"
"Maafkan aku telah melukai hatimu"
"Kookie ... Kau itu memang suamiku"
"Kau itu juga ayah Kiki"
"Tapi kau itu juga pria yang paling aku cintai di dunia ini"
Noona mencintaiku?
Aku tidak salah dengar?
"Noona ... Katakan sekali lagi"
"Aku benar-benar meminta maaf"
"Setelahnya"
"Maafkan aku telah melukai hatimu"
"Setelahnya lagi"
"Kookie ... Kau itu memang suamiku"
"Bukan yang itu"
"Kau itu juga ayah Kiki"
Jung Kook mau dengar yang mana?
"Bukan yang itu. Yang terakhir" Jung Kook sudah frustrasi. Ia menggaruk-garuk kulit kepalanya.
Noona ... Aku ingin mendengarnya lagi.
"Kau itu pria yang paling aku cintai di dunia ini'
Jung Kook langsung menciumku dan aku membalas ciumannya.
Hari ini akhirnya kami bisa saling mengungkapkan perasaan kami masing-masing.