webnovel

BAB 2

Halo nama ku Pandya Okta Faisal, aku adalah anak tunggal dari keluarga sederhana namun bahagia.. terkadang aku merasa keluarga ku terlalu menyepelekan sesuatu, seperti saat aku berada di SMP, aku membawa gadis ke rumah dan keluarga ku dengan mudah nya memberi izin, tapi memang kami tidak melakukan apa apa.. kami hanya mengerjakan tugas kelompok.

ayah ku adalah pekerja dari suatu rumah sakit yang tidak terlalu besar atau pum kecil, layaknya cabang dari suatu rumah sakit utama. Tidak tau dia berkerja sebagai apa di rumah sakit itu.

ibu ku... dia bekerja sebagai pramugari di suatu bandara yang bisa di bilang cukup besar.. aku tidak tau banyak tentang nya tapi yang pasti dia itu sangat mudah di ajak bicara dan ramah, memang cocok dengan pekerjaan nya.... masalah nya dia terlalu santai terhadap sesuatu. Ketika suatu hari aku mengunjungi ibu ku, aku melihat seorang pria yang sedang di beri instruksi oleh ibuku malah menatap nya dengan pandangan menjijikkan, aku pun langsung bergegas menyapa ibu ku dan mencoba menyadarkan nya tentang hal itu tapi.... dia malah dengan positif nya menjawab- "Tidak apa apa kan, pelanggan kita ini sedang dengan serius mendengarkan instruksi dari ku".         . . . . .   WHAT

Setelah aku lulus SMA, aku berencana hidup mandiri.. mencari uang untuk kuliah ku sendiri tapi karena saat itu umur ku masih 19, rasanya sangat sulit mencari pekerjaan.. setelah itu pun aku mendapat pekerjaan paruh waktu ku, aku berencana menabung untuk biaya kuliah ku...

tapi suatu hari, aku berjalan menuju rumah di saat hujan gerimis. aku melihat gadis yang duduk sambil menatap kekosongan.

. . . . .

Ke esoknya aku bangun cukup terlambat karena kejadian kemarin

"Ughh.. kepala ku sakit, mungkin aku tidak akan pergi kerja hari ini" kata ku sambil mengusap kepala ku

"Okta san, bangun lah ini sudah pagi! aku memasakkan makanan untuk mu"

suara yang lembut memanggil ku sambil menggoyang kan tubuh ku dengan hati hati

"Tch, aahh iya iya ini bangun.. ish " jawab ku

beberapa saat kemudian aku pun bangun dan menuju ke kamar mandi dan tentu saja mandi

. . . . .

"Wow kau memasak ini semua, semua ini terlihat enak" tanya ku

"Fu Fu Fu.. tentu saja! makan lah sepuasnya"

jawab nya

" _hehehe Okta san memuji ku, aku sangat senang_ "

sesaat kemudian aku menyadari bahwa ada yang tidak beres, aku masih ragu akan hal itu tapi aku coba untuk bertanya

"Dari mana kau mendapat semua bahan ini? kan tidak ada bahan di dapur, dan emang kau punya uang?" tanya ku

" _jangan jangan_ "

"eeek- emmm aku melihat ada uang terselip keluar dari bantal mu, ta- tapi tenang saja aku mengambil nominal paling kecil!" jawabnya sambil merasa gugup

sontak aku kaget dan berteriak

"Apa?? tidak! itu tabungan ku untuk biaya kuliah! dan nominal paling kecil itu warna biru!"

"hiik- maaf kan aku - maaf kan aku, t-tolong maaf kan aku ja- jangan usir aku! aku mohon padamu, a-aku akan melakukan apa pun! kalau kamu mau a-aku akan telanjang dan sujud pada mu!" jawabnya sambil merasa takut,bersalah dan hampir menangis

"siapa yang mau?! emang nya dengan kau melakukan itu uang ku akan kembali?!" tanya ku dengan nada lantang

suasana saat itu terasa berubah.. secara kebetulan kita diam membisu di saat bersamaan,aku juga sedikit merasa bersalah karena terlalu keras padanya

tiba tiba-

"brakk!" suara meja yang di pukul, serta di ikuti teriakan

"apa sih mau mu?! kau tinggal makan makanan yang ku buat! kenapa kau membuat ini sulit" teriak nya sambil memukul ku

aneh nya, pukulan itu sangat berbeda dari kemarin.. pukulan itu terasa berat dan sakit

setelah itu, Caroline lari keluar rumah sambil membawa catatannya

catatan Caroline adalah benda yang selalu di bawanya.. saat makan, saat di luar, saat di dalam rumah, bahkan saat mandi dia tetap membawa nya.. seperti nya catatan itu sangat penting bagi nya jadi aku tidak pernah melihat isi nya, aku saja tidak pernah membahas nya saat kami mengobrol

" _Gadis ini pasti mempunyai penyakit mental, Tch kenapa dia tiba tiba marah?_ " pikir ku sambil merasa kesal

beberapa saat kemudian Caroline tiba tiba masuk dan berkata

"tolong maaf kan aku! kumohon biarkan aku Tinggal di sini" kata nya dengan muka yang terlihat sedih dan bersalah

"Tch ada apa dengan mu? apa yang kau bisa lakukan untuk ku jika kau tinggal di sini?" tanya ku

"ini uang untuk mu, pulang lah" kata ku sambil menawarkan uang

"t-tidak aku tidak bisa pulang..." jawabnya

"kenapa?? kau di sini hanya menyusahkan!" tegas ku

"kumohon... aku tidak ada tempat untuk pulang" katanya sambil memegangi kaki ku dengan lembut

tiba tiba suasana berubah lagi, menyadari hal itu aku spontan langsung menawari nya perjanjian

"Ba- Baiklah! kau boleh tinggal di sini, tapi kau harus melakukan semua pekerjaan rumah- memasak kan sesuatu untuk ku, membersihkan rumah bahkan mencuci baju, sebagai ganti nya kau boleh tinggal di sini dan aku tidak akan melakukan apapun pada mu!" tegas ku

"Benarkah?!" tanya nya sambil menatap ku dengan muka yang gembira

" i-iya" jawabku

" _Tch, kenapa sesaat dia terlihat imut_ "

aku akhirnya melanjutkan sarapan ku, siang hari nya aku mengajak Caroline belanja bahan makanan dan pakai an untuknya

tapi karena uang ku menipis aku terpaksa menggunakan kartu debit (tabungan) yang di berikan orang tua ku untuk membayar biaya yang keluar, aku tidak tau tepat berapa banyak uang yang ada di dalam situ karena itu adalah kartu gesek dan bukan uang rekening yang ada di website/Apk HP, lagi pula aku tidak pernah melihat jumlah nya

"Apa kau yakin cuma itu yang kau butuhkan?" tanya ku pada Caroline

"tentu saja! aku sangat senang karena Okta san mau membeli kan ku baju" jawabnya dengan lantang

" _Hehe... aku di ajak belanja oleh Okta san, rasanya seperti kencan saja_ "

dan begitu lah keseharian ku yang perlahan menjadi sehat.. mungkin?