"Kakak..," Anwen memutuskan menghampiri setelah cukup lama terdiam di sana.
Rion hanya menoleh menatapnya. Wajahnya pucat dan kedua matanya dikelilingi lingkaran hitam. Tidak ada semangat, tatapannya sangat hampa.
"Kau sudah berdiri di sini sejak semalam. Kau tidak tidur. Kau juga belum makan. Aku akan mengambil makanan dan kita makan bersama," katanya.
"Kau makan duluan saja." Rion mengalihkan pandangan ke depan.
"Kau benar-benar marah kepada Kak, Ody?"
"Bagaimana denganmu?" Rion bertanya tanpa melihat lawan bicaranya.
"Tidak. Dia tidak tahu apa-apa tentang ini dan dia juga tidak terlibat sama sekali."
"Sekarang kau semakin dewasa." Rion masih tidak mengalihkan perhatian kepada Anwen sementara perhatian Anwen terus tertuju kepadanya.
"Aku mencoba yang terbaik untuk memahami ini. Kalau kau merindukannya, jemput dia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com