Memergoki Vera

Aku bertanya. Inikah yang namanya jatuh cinta?

Khanza memasuki rumahnya dengan kebahagiaan tak terkira, sehingga senyum tak lepas dari bibir plum miliknya. Zay mengernyit heran melihat tingkah sang adik yang aneh demikian.

Bagai kilatan yang membelah bumi, kata-kata Arif tentang 'Jaga hati' mengoyak jiwa dan raga Khanza. Bagai orang gila, gadis cupu itu pun sesekali mencubit gemas pipinya sendiri.

Aku akan selalu jaga hati ini selamanya Rif, batin Khanza.

"Za Arifnya mana?" Zay pun akhirnya melontarkan tanya sebelum Khanza benar-benar terlihat gila.

Khanza yang hampir menaiki tangga baru sadar kalau ia telah melewati sang Kakak. Berpaling, ia lun menatap lelaki yang menunggu jawabannya itu, "Langsung pulang Kak, ada urusan katanya. Oh ya, tadi dia titip salam sama semuanya."

"Yah! Padahal ada yang mau Kakak omongin sama dia. Nanti Kakak telpon, deh," tukas Zay seraya menggigit sebuah apel.

"HP Arif rusak Kak. Besok aja Khanza sampein deh."