Khanza mengangguk paham, walau sebenarnya ia tak nyaman menyimpan kebohongan sebesar itu. Namun ucapan Arif cukup menampar di kalbu.
"Sudahlah Za. Kita diam saja, lagian kalau di pikir-pikir kita apa bedanya sama mereka. Juga jalan berdua di belakang Vera."
Degh!
Arif benar-benar frontal dalam berkata. Menyamakan Khanza dengan wanita yang tentu saja beda kelakuannya. Tidak fokus lagi pada film yang mereka tonton, gadis cupu tersebut justru seringkali menoleh pada pasangan yang asik bermesraan berdua.
***
"Gue ikut nebeng kalian ya?" pinta Zia pada Santi dan tentu saja sang pacar kesayangan Sony.
"Eh nggak bisa," tolak Santi. "Gue mau berduaan sama pacar gue. Lo ikut Iva atau Amel saja deh," suruhnya.
"Mereka sudah balik dari tadi San," adu Zia.
"Ya tetap nggak bisa. Gue nggak mau di ganggu," pungkas Santi. "Lo naik taksi saja sana," titahnya. "Makanya sekolah itu bawa mobil sendiri, jangan suka numpang-numpang doang sama orang."
Degh!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com