Tak lama kemudian pemuda itu sudah memilih banyak bunga untuk dibelinya, kebanyakan mawar merah yang sudah dirangkai dengan indah oleh Fai.
"Terima kasih karena sudah belanja"
Yu menyerahkan kembali kartu platinum debet milik pria itu, ia jelas orang yang cukup kaya karena setahunya pemilik kartu semacam itu hanya orang dengan penghasilan tak terbatas seperti Hua, ia tahu karena SuYang pernah terpana saat melihat kartu milik Hua.
Ngomong-ngomong soal SuYang, Yu jadi merasa bersalah kalau hal ini terus ia diamkan, tapi, apa baik mengungkap kejelekan orang lain, dan SuYang seorang yang lembut, apa ia bisa menerima kenyataan kalau pacarnya hanya mempermainkannya, dan pula, ia tidak punya bukti apapun.
"Em aku yang berterima kasih, he ini untuk ulang tahun pacarku besok, he aku agak gugup sebenarnya, ini, juga menjadi kesempatan untuk memantapkan hubungan kami, jadi agak takut kalau ditolak"
Yu melihat pria muda bernama CaoQe itu sejenak, wajah pria itu terlihat ramah, ia bukan orang jahat yang suka merebut pacar orang, ini mungkin artinya ia dan SuYang mungkin sudah dipermainkan oleh satu wanita, heh sudahlah Yu, kau tidak boleh mencampuri urusan orang lain, ini bukan urusanmu.
"He selamat yah, em, kalian, sudah pacaran berapa lama?"
Qe berpikir sebentar.
"Emm, dua bulan sih, tapi aku ini orang yang serius, itulah kenapa aku takut dia kabur hehe, menurutmu terlalu cepat yah? Apa, aku harus menunggu lebih lama lagi yah mungkin"
Yu tak bisa komentar, ia tidak terlalu mengenal Qiqi apalagi CaoQe, kepalanya jadi pusing, ia tidak tahu harus bicara apa hingga ia hanya bisa tersenyum.
"He"
Qe menyadari Yu yang sepertinya agak segan bicara dengannya, ini urusan pribadinya orang lain tentu saja kurang mengerti, pria muda itu lalu permisi pergi.
"Eh kalau begitu aku pergi yah, terima kasih atas bantuannya"
"Hehe terima kasih sudah datang"
Fai mendekat setelah CaoQe pergi, melihat wajah serius Yu sebentar.
"Kau, mengenalnya Yu?"
Yu merapihkan mejanya kembali.
"Iyah itu pacarnya Qiqi"
Oh tidak, Yu kelepasan bicara, hingga Fai melihatnya dengan mata besar.
"Apa tadi katamu? Pacarnya Qiqi? Qiqi yang mana? Satu-satunya Qiqi yang kita kenal adalah pacarnya SuYang, eh.." Fai menghentikan ucapannya, ia melihat mata Yu yang seakan menghindarinya.
"Eh Yu maksudnya apa nih? Ayo katakan"
Dari sikapnya Fai tahu kalau Yu kini tengah menyembunyikan sesuatu.
"Tidak kak Yu tidak kenal sama dia, kebetulan pacarnya namanya Qiqi, dia yang bilang tadi"
Fai menyipitkan matanya curiga.
"Eh Yu, apa yang kau sembunyikan, ayo katakan yang jujur, kau tahu sesuatu yang penting khan, ayo Yu"
Yu keluar dari balik kasir menuju ke ruangan belakang.
"Tidak kak, kakak salah duga tadi, sudah Yu mau ke toilet dulu yah"
Fai tidak bisa mengejar Yu lagi, tapi itu membuat ia semakin curiga, memang Yu itu tidak pintar berbohong, seingat dia malah ia tidak pernah berbohong, tapi kali ini pasti ia menyembunyikan sesuatu.
"Hem mencurigakan"
................
Makan malam di rumah besar Bai.
Hua mengambil beberapa potong daging dan menaruhnya di mangkuk nasi Yu, Hua sudah menaruh beberapa potong daging lain sebelumnya tapi Yu belum juga menyentuh makanannya, ia hanya mengangkat sumpitnya dengan pandangan jauh entah kemana.
"Yu" panggilan Hua tidak didengarkannya, Hua melambaikan tangannya di depan mata Yu menyadarkannya.
"Yu"
Seperti rohnya baru kembali dari berkelana Yu agak tersentak.
"Eh yah kak"
"Kau ini melamun apa? Sejak tadi diam begitu, katanya sudah lapar ayo cepat makan dan istirahat, ini sudah malam"
Yu melihat isi mangkuknya yang sebentar lagi meluap karena banyaknya, tapi ia menyumpitnya dan memasukkannya ke dalam mulut tanpa bicara apapun, tidak seperti biasanya, pikir Hua.
"Apa yang kau pikirkan? Sejak ku jemput dari toko mukamu sudah begitu, apa ada masalah di toko?"
Yu mengunyah makanan dengan mulut penuh, matanya yang besar melihat Hua lama, hingga menelan makanannya.
"Em kak, apa yang akan kakak lakukan, kalau tahu, pacar sahabat mu ternyata juga punya pacar yang lain, apa, kau akan memberitahukan padanya?"
Hua mengambil beberapa potong daging dan sayur dan menikmati makannya, sambil berpikir soal pertanyaan Yu.
"Yah, kakak akan memberitahu sahabat kakak soal itu, itu masalah yang serius, artinya pacar sahabatmu selingkuh Khan"
"Yah sih, tapi, kalau itu akan melukai perasaan sahabatmu bagaimana kak? Kalau dia nanti sedih, atau terluka, apa, kakak tidak kasihan padanya?"
"Terluka sih, tapi akan lebih parah kalau ia terus menjalani hubungan tanpa tahu hal sebenarnya, tidak ada yang mudah Yu, tapi mengetahui kebenaran lebih cepat lebih baik daripada terlambat, saat perasaan belum terlalu dalam mungkin masih tidak akan terlalu sakit dibanding jika hubungan sudah sampai ke tahap lebih lanjut"
Yu mengangguk. Tapi ia tetap mengerutkan dahinya berpikir keras.
Hua tersenyum, baru kali ini ia melihat wajah serius Yu memikirkan suatu masalah yang sangat berat.
"Apa Yu takut kalau SuYang tidak akan bisa menerima kenyataan?"
Yu mengangkat kepalanya melihat wajah kak Hua nya, ia terkejut apa ia kelepasan menyebut nama SuYang, tapi seingatnya tidak.
"Kakak kok, tahu kalau itu kak SuYang? Memangnya, tadi Yu bilang yah?"
Hua tersenyum geli melihat sikap bingung Yu, ia mengacak rambut depan Yu.
"Kau ini, tidak usah bilang juga Kakak tahu, memang temanmu ada berapa banyak, walaupun banyak yang saat ini dekat khan hanya SuYang dan Fai, dan tempo hari adik khan cerita soal pacar SuYang yang begitu seksi dan cantik, yang juga berniat meminta nomor Yu, dari itu kakak sudah bisa menduga kemungkinan pasti dia khan"
Yu tak bisa banyak bicara, memang kak Huanya sangat pintar dalam segala hal tidak aneh kalau ia menjadi CEO dalam usia sangat muda.
"Waah kakak hebat sekali, bisa saja kakak menebak dengan benar"
Hua tersenyum geli, Yu tidak tahu kalau dirinya seperti buku yang terbuka siapapun bisa dengan mudah membacanya.
"Hehe sudahlah ayo makan dulu, nanti dipikirkan lagi caranya, kalau sudah kenyang pasti bisa dapat ide"
Yu menganggukan kepalanya. Ia memasukkan banyak makanan sekaligus dalam mulutnya hingga pipinya mengembung.
"Emm"
..............
SuYang mengambil bunga yang baru dari gudang dan menempatkannya pada beberapa ember kosong, ia sangat bersemangat sekali pagi itu.
"SuYang, ini ada pesanan di gedung TaoTung, tempo hari kau sudah pergi ke sana khan, mereka memesan buket bunga untuk perpisahan staff pukul tiga sore sudah harus ada di sana, tolong disiapkan yah" ujar Fai memberikan sebuah kertas berisi pesanan lewat telepon.
SuYang mengangguk.
"Yah kak tentu" tapi setelah melihat kertas itu SuYang seperti teringat sesuatu, ia segera bangun dan menyusul Fai.
"Kak, em soal mempersiapkannya aku bisa, tapi kalau mengantar ke sana, eh, malam aku ada acara penting kak, boleh, minta tolong kurir antar tidak?"
Ting Ting! Pintu dibuka dari luar, terlihat Yu yang baru tiba setelah menginap di rumah kak Hua lalu mendekat.
"Aku saja yang antar kak"
SuYang tersenyum pada Yu berterimakasih karena sudah menyelamatkannya. Fai setuju saja, kalau menggunakan kurir akan susah karena ini pengiriman cash on delivery.
Setelah Fai kembali ke kasir Yu mendekati SuYang.
"Eh kak Su, ada janji makan malam yah?"
SuYang mengerutkan dahinya? Kenapa Yu bisa tahu?
"Kok, tahu"
Yu terkejut, ia harusnya tidak tahu tapi ia tahu dari orang lain kalau pacarnya kak SuYang Qiqi hari ini berulang tahun, tentunya mereka akan makan malam bersama.
"Eh itu, Khan kakak sendiri yang bilang waktu itu?"
SuYang menggaruk kepalanya, berpikir.
"Iyah yah? Yah sudahlah, bagaimanapun terimakasih yah dik sudah mau menggantikan kak Su mengirim bunga itu, jarak dari gedung TaoTung ke restoran berlawanan arah dan lewat daerah paling macet di tengah kota, he Qiqi bisa marah kalau aku sampai terlambat"
Yu ingat CaoQe juga merencanakan makan malam bersama Qiqi malam ini dan sudah memesan restoran juga, tidak mungkin khan keduanya bertemu satu sama lain, Yu jadi pusing memikirkannya.
"Dik apa yang kau pikirkan?" Tanya SuYang.
"Eh itu, em, kakak, sudah menyiapkan kado apa?" Sebenarnya Yu tidak begitu ingin tahu juga.
Wajah SuYang merona saat menjawabnya, dari wajahnya yang berseri-seri penuh dengan bunga Yu tahu bagaimana perasaan SuYang pada pacarnya itu, pipi merona dan kerap tersenyum walau hanya memikirkan namanya, SuYang jatuh cinta, cinta yang sangat manis.
"He aku, sudah memesan kalung dengan inisial namanya, he semoga dia suka"
#################