webnovel

Obsesif

Winda, putri semata wayang dari pasangan Bram dan Sari. Tidak pernah menduga kalo pada akhirnya akan jatuh cinta pada kharisma sang papa. Berawal dari rahasia kecil yang ditemukannya pada sebuah surat usang milik Mama, membuatnya terobsesi kagum dan memiliki hasrat pada sang papa. Namun harapan dan impian tidaklah seindah kenyataan. Dengan berbagai tantangan hidup yang menerpa, seolah membuatnya hampir putus asah bahkan nyaris terlantar. Setelah kedua orang tuanya bercerai, setahun kemudian Sari sang Mama meninggal dunia karena serangan kanker serviks yang menggerogoti kesehatannya. Bahkan tak lama setelah kematian mamanya, Winda semakin menderita apa lagi ketika Bramansyah menikah dengan wanita berusia 30 tahun yang bernama Shania. Istri Muda sang Papa adalah Wanita Picik berhati iblis. Hanya ingin mengincar Harta dan kekayaan Bramansyah. Bahkan Shania berulang kali merencanakan niat jahatnya untuk menjual Winda pada beberapa pria hidung belang namun selalu saja gagal. Winda yang sejatinya sangat terobsesi dengan kharisma sang papa harus bersabar menahan hasrat terpendamnya karena juga menyadari bahwa posisinya hanyalah seorang putri kandung. Namun setelah Bramansyah menceraikan Shania yang ketahuan berbuat jahat pada keluarga Bramansyah, mulai terjadi gejolak hasrat dan cinta yang semakin tumbuh antara papa dan putrinya. Namun Akhirnya Bram menolak jalinan asmara hubungan terlarang. Bram tidak ingin menikahi putri kandungnya. sementara Winda semakin mendambakan cinta dan perhatian sang papa. Winda sanggup menolak Cinta dari Pria seorang CEO demi mendapatkan kasih sayang dan cinta Bramansyah. Winda akhirnya putus asa setelah penghinaan orang yang dicintainya namun hatinya terlanjur mencintai kharisma sang papa luar dan dalam terlalu jauh. Mengetahui sang putri kesayangan terobsesi pada dirinya lalu apakah yang akan dilakukan sang papa. Apakah Bramansyah sang papa memilih menjalani hubungan terlarang dengan sang putri kesayangan... Simak dan ikuti alur ceritanya. Buku ini dikenakan batasan usia khusus 18 tahun keatas.

Mister_Story · Fantasy
Not enough ratings
29 Chs

Aku Dan Nana Sahabatku

Malam itu sebelum tidur sehabis balas WA Zaki, aku sempat buka amplop kuning tulisan Mama lagi, rasanya kok Mama terlalu mendramatisir ya, kayaknya belum pernah ada deh kasus perceraian hanya karena masalah begini. Terus kalo emang benar punya Papa ukurannya di atas rata-rata seharusnya kan...?? soalnya aku teringat akan curhatan teman-teman sekolah sesama cewek yang pernah melakukan hubungan seks, mereka pada ngaku dan komentar lebih milih cowok yang itunya gede, bahkan mungkin kalo tiga bulan lalu aku terpancing dengan rayuan Zaki, mungkin saja aku juga bakalan sudah tidak perawan lagi sekarang...tapi yang buat aku gak habis mikir, kenapa Mama sampai bisa sejauh ini ngambil keputusan untuk bercerai...

Saat itu aku tak ingin mengatakan kalo diri ini munafik sebagai gadis remaja yang sehat secara fisik dan pikiran. Bila membaca tulisan surat Mama mau gak mau pikiran ini juga akan terkontaminasi akan hal-hal yang membangkitkan gairah, terlepas itu bayangan milik Papaku sendiri. Seperti apa bentuknya warnanya...benarkah segede mentimun atau apakah benar Papa main sampai durasi selama dua jam??, Semakin aku memikirkannya rasanya seperti semakin tak mampu diri ini mengendalikan hasrat dalam diri. Tiba-tiba saja entah darimana awalnya ada perasaan nakal di benakku saat membayangkan Papa. Aku berpikir bagaimana rasanya bila berada dalam pelukan Papa yang penuh kharisma itu. Dan bagaimana seandainya aku melakukan hubungan intim dengan Papa. Pikiranku semakin dirasuki oleh bayangan Papa.

Malam itu hampir pukul 24 : 00, aku masih belum bisa tidur dan saat itu aku mendengar suara mobil Papa dari luar rumah. Aku sudah terbiasa melihat Papa pulang sampai larut malam dalam setahun terakhir ini, sejak berpisah dengan Mama. Biasanya Papa memegang kunci serap rumah dan tak pernah ingin mengganggu tidurku. Tapi hampir setiap malam juga aku mendengar kepulangannya di rumah.

Saat Papa sudah masuk kedalam rumah aku pun keluar dari kamar, dan waktu itu aku sengaja berdiri di pintu kamarku seolah-olah ingin menunjukkan pada Papa bahwa putri kesayangannya ini sedang mencemaskannya.

"Sayaang....kenapa belum bobok?"

Tanya Papa agak heran saat akan masuk ke kamarnya dengan membawa tas kerja.

"Belum bisa tidur pa...takut Papa kenapa-kenapa..."

jawabku spontan tapi serius pura-pura cemas cari perhatian.

"Papa gak kenapa-kenapa kok sayang, ni Papa baik-baik saja..." balas papa dengan senyuman sambil membusungkan dada kekarnya.

"oh ya, bik Tutik tadi pulang jam berapa?"

lanjut Papa sambil berjalan ke kamarnya dan meletakkan tas kerjanya di atas meja yang ada di kamarnya. Pada saat itu aku berjalan mengikuti Papa dari belakang sambil terus mengajak Papa bicara...

"Bik Tutik pulangnya sebelum Maghrib Pa. Oh ya Papa sudah makan? Ntar kalo Papa mau makan biar Winda temenin"

Ucapku dengan renyah sambil berdiri di pintu kamar Papa, saat itu Papa sedang mengganti kemejanya dengan kaos oblong berwarna putih, aliran darah di sekujur tubuhku terasa lebih deras. Aku benar-benar mengagumi Papa yang terlihat gagah nan tampan dan harus ku akui kalo aku benar-benar mengaguminya sekarang.

"Papa sudah makan tadi sama teman-teman di kantor...ya uda sebaiknya, sayang Papa... bobok ya...?? sudah larut malam dan besok kan sudah harus sekolah...muuaach"

Ucap Papa sambil berjalan ke pintu mendekatiku dan memberi satu kecupan kasih sayang di kepalaku...saat itu aku merasa ada getaran didalam dada ini yang rasanya lain dari biasanya. Padahal Papa selalu memberi ciuman di kepalaku, bahkan sehari bisa sampai 2 x...pagi hari saat Papa akan berangkat kerja atau pada saat aku akan turun dari mobil berangkat sekolah.

Saat berjalan masuk kamar pun aku masih menoleh kebelakang melihat pintu kamar Papa yang baru saja ditutupnya. Hatiku seperti menangkap kesan tersendiri saat Papa mencium ku barusan. Bahkan aku jadi berharap kalo Papa akan bertindak lebih jauh lagi padaku tadi. Tapi kenapa aku bisa tiba-tiba merasa seperti ini aku pun sungguh tak tau...yang jelas malam itu aku mulai merasa cemburu karna Papa selalu pulang larut malam.

Hari Pertama Masuk Sekolah Dibangku kelas 3. Nana ngebet minta duduk sebangku denganku. Sebenarnya aku gak suka karena Nana sudah terang-terangan padaku kalo dia sudah melakukan seks dengan Zaki. Tapi karena dia terus merengek minta duduk sebangku, ya terpaksa juga aku mengalah duduk sebangku dengannya.

"Tau gak Win, tadi malam gw VC sama Zaki ... hampir 1 jam, Zaki ngajak gw ketemuan lagi Win malam Minggu"

Ucap Nana penuh semangat saat jam istirahat duduk di kantin. Wajah dan kedua matanya berseri-seri saat itu.

"Na...kalo aku boleh tau...Emang kamu uda berapa kali ya ketemu Zaki?"

Tanyaku yang mulai penasaran, tapi ku pastikan agar mimik wajahku tidak menunjukkan jengkel.

"Kalo gak salah uda 4 kali deh Win...kita selalu ngelakuin kalo ketemu"

Ucap Nana seperti tak ada merasa ragu.

Dan aku pura-pura bersikap biasa aja menanggapi, padahal dalam hatiku merasa terkejut mendengarnya.

"Apa kamu gk takut hamil Na...??

"Trus kok kamu bisa segampang itu nyerahin tubuh kamu?"

Tanyaku sedikit merasa heran dengan nada serius.

"Kalo aku sampai hamil....krekk!! Leherku bakalan disembelih sama Mama"

ucap Nana sambil memperagakan tangannya menyayat nadi lehernya

"Awalnya sih pengen serius sama Zaki, dan gak ingin ngelakuin sebelum tamat SMU, tapi dianya sih...suka ngeraba-raba aku kalo lagi berdua. Nafsuku kan tinggi Win...apa lagi sejak aku uda lihat punya Zaki waktu vc, jadi kebayang tiap malam...ya akhirnya...aku termakan rayuan diajak gituan..." jawabnya enteng seperti tak ada beban.

Aku jadi semakin penasaran dengar cerita Nana...mungkin jika dibanding Papa...Zaki itu belum ada apa-apanya. Walaupun aku belum pernah lihat punya Papa. Tapi kalo punya Zaki aku sudah pernah lihat satu kali kira-kira tiga bulan yang lalu saat melakukan panggilan video call.

Setelah pulang sekolah aku langsung pulang ke rumah, dan siang itu aku berpikir untuk masuk ke kamar Papa dan mulai menyelidiki barang-barang miliknya didalam kamar. Rasanya aku bukan saja penasaran akan fisik Papa tapi mulai mengagumi keseluruhan Papa luar dalam, aku jadi kepo ingin tau apa-apa saja yang disukai Papa. Saat berada dalam ruang kamarnya aku malah berkhayal siang itu sedang melakukannya dengan Papa... entahlah rasanya aku sudah tergila-gila pada Papaku sendiri. Bukan hanya tampan dan gagah tapi juga sangat penyayang... beruntung sekali wanita-wanita diluar sana yang sudah berhasil mencuri hati Papa hingga Papa selalu pulang larut malam. Berarti setiap hari Papa melakukan hubungan intim dengan wanita-wanita gak jelas diluar sana....

"Berhentilah Papa.... berhentilah mengagumi wanita-wanita diluar sana..."

Jeritku tiba-tiba tanpa sadar...aku benar-benar gak rela kalo papa melakukannya dengan wanita-wanita yang aku sendiri tak pernah tau siapa dan dimana mereka. Tapi aku yakin pasti ada seseorang yang Papa temui setiap hari.